Emas Jadi "Safe Haven", Investor Berlindung di Tengah Ketidakpastian Ekonomi dan Perang Tarif

Harga emas naik 1% pada hari Selasa di tengah melemahnya dolar dan kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat perang tarif, sementara investor menanti data inflasi yang dapat memberikan gambaran tentang arah suku bunga AS di masa mendatang.

Harga emas spot menguat 1% pada $2.917,79 per ons pada pukul 01:16 p.m. ET (1716 GMT), sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,7% lebih tinggi pada $2.920,90.

Indeks dolar AS mencapai level terendah sejak pertengahan Oktober. Dolar yang melemah membuat emas batangan dalam dolar AS lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.

"Emas kemungkinan akan tetap didukung di tengah ketidakpastian pasar yang sedang berlangsung, sehingga meningkatkan permintaan untuk aset safe haven. Namun, setiap perkembangan positif dalam negosiasi Rusia-Ukraina dapat mengurangi premi risiko," kata Zain Vawda, analis pasar di MarketPulse by OANDA.

Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap mitra dagang utama telah menyebabkan volatilitas yang signifikan di pasar global, dan meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi.

Emas batangan dianggap sebagai pelindung nilai dari ketidakpastian dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Perhatian pasar akan tertuju pada Indeks Harga Konsumen AS hari Rabu dan Indeks Harga Produsen hari Kamis. Menurut jajak pendapat Reuters, CPI bulan Februari diperkirakan naik 0,3%.

Saat ini, para pedagang memperkirakan Federal Reserveakan memangkas suku bunga pada bulan Juni.

"Harga emas sudah diperdagangkan pada level yang sangat tinggi dikarenakan kenaikan tajam sejak awal tahun, yang membatasi potensi kenaikan," kata Commerzbank.

Di sisi lain, harga perak spot naik 2% menjadi $32,77 per ons. Platinum naik 1,9% menjadi $976,0 dan paladium turun 0,1% menjadi $941,84.