Emas Kembali Jadi Aset Aman: Tarif Trump dan Ketidakpastian Ekonomi Dorong Lonjakan

Harga emas melonjak akibat sentimen safe haven menyusul kebijakan tarif 100% dari Trump. Pasar kini menanti arah suku bunga The Fed dan dampaknya terhadap nilai tukar dolar.

article author image

KikiMay 5, 2025

article cover image

Saat ekonomi global kembali goyah oleh ketidakpastian geopolitik dan retorika tajam Gedung Putih, investor melakukan hal yang selalu mereka lakukan sejak zaman krisis moneter: lari ke emas.

Pada Senin (5/5), harga emas spot melonjak 2,3% ke level $3.313,21 per ons tingkat yang mendekati rekor historis, dengan emas berjangka AS turut naik 2,4% ke $3.322.

Katalis utamanya? Kombinasi mematikan antara pelemahan dolar, sinyal perlambatan ekonomi AS, dan kecemasan global pasca langkah kontroversial Presiden Donald Trump yang kembali menerapkan tarif 100% untuk film asing.

Perdagangan Global Berguncang Trump Kembali Mainkan Kartu Tarif

Di tengah kampanye pemilu yang memanas, Presiden Trump kembali ke strategi lamanya: proteksionisme. Ia mengumumkan tarif 100% terhadap film luar negeri, sebuah langkah simbolik tapi cukup untuk memicu kekhawatiran tentang kembalinya perang dagang berskala global khususnya terhadap China dan mitra ekonomi besar lainnya.

Meskipun Trump belum menjelaskan secara detail bagaimana tarif ini akan diterapkan, pasar tidak menunggu klarifikasi. Investor bereaksi cepat, mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Dalam konteks geopolitik yang rentan, bahkan sebuah kebijakan yang tampak ‘populis’ bisa menimbulkan efek domino yang signifikan.

Dolar Melemah, Emas Menguat Kombinasi Klasik

Indeks dolar AS turun 0,4%, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Ini adalah formula klasik: saat dolar melemah, harga emas cenderung naik karena daya tariknya meningkat di pasar internasional.

Namun bukan hanya pelemahan dolar yang jadi pendorong. Menurut analis Swissquote, Carlo Alberto De Casa, investor kini mulai bertaruh bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga, menyusul data Produk Domestik Bruto (PDB) AS pekan lalu yang berada di bawah ekspektasi.

“Investor membaca kondisi ini sebagai peluang bagi emas. Jika suku bunga turun, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding)—menjadi lebih menarik,” kata De Casa.

Powell di Tengah Tekanan Politik dan Proyeksi Pasar

Menariknya, Trump turut menegaskan bahwa dirinya tidak akan mencopot Jerome Powell dari jabatan Ketua The Fed sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei 2026. Namun ia tetap mendesak pemangkasan suku bunga sebagai bagian dari strateginya mendorong ekonomi menjelang pemilu.

Pasar kini mengalihkan fokus ke rapat Federal Reserve hari Rabu (8/5), di mana bank sentral diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga. Namun, semua mata akan tertuju pada proyeksi ekonomi dan komentar Powell terutama soal potensi penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Ketidakpastian Makro + Sentimen Safe Haven = Bullish untuk Emas

Kombinasi faktor-faktor berikut menjadi “bahan bakar sempurna” bagi reli harga emas:

  • Over-supply solar panel dari China**, memicu kekhawatiran deflasi sektor industri.

  • Tingginya risiko resesi di AS**, ditandai oleh PDB yang melambat dan pengeluaran konsumen yang mulai turun.

  • Pembelian emas oleh bank sentral** yang tetap kuat di 2025, dengan negara-negara seperti China, Turki, dan India terus meningkatkan cadangan logam mulia mereka sebagai penyeimbang terhadap volatilitas dolar AS.

Goldman Sachs dalam catatannya menegaskan bahwa emas “akan terus mengungguli perak” karena dinamika pasar global saat ini mendukung permintaan terhadap lindung nilai jangka panjang.

Logam Mulia Lain Juga Menguat, Tapi Masih di Bayangan Emas

Kenaikan harga emas juga diikuti oleh lonjakan logam mulia lainnya, meskipun dalam skala lebih kecil:

  • Perak** naik 1,3% menjadi $32,38 per ons.

  • Platina** bertambah 0,1% ke $961,41.

  • Palladium** naik 0,7% ke $960,13.

Namun semua tetap berada di bawah bayang-bayang dominasi emas, yang saat ini kembali jadi primadona investor global.

Ketika Ketidakpastian Naik, Logam Mulia Bersinar

Kenaikan emas lebih dari 2% hari ini bukan sekadar refleksi teknikal pasar ini adalah sinyal bahwa dunia tengah bersiap menghadapi babak baru ketidakpastian. Dengan tekanan politik domestik di AS, ketegangan perdagangan, dan pelambatan ekonomi global, emas kembali ke posisi lamanya: penjaga nilai, pelindung modal, dan simbol ketenangan di tengah badai.

Nanovest News v4.8.0