Emas Kembali Merangkak Naik hingga US$2.500

Harga emas kembali mendekati rekor tertinggi di tengah data ekonomi dan tenaga kerja AS yang memburuk

article author image

MohammadSep 6, 2024

article cover image

Harga emas kembali bersinar, mencatatkan kenaikan signifikan setelah beberapa hari mengalami tekanan.

Pada Kamis (5/9/2024), harga emas di pasar spot menguat 0,89% dan bertengger di level US$2.516,32 per troy ons, mendekati level tertingginya dalam seminggu terakhir. Namun, kegembiraan ini masih dibayangi oleh ketidakpastian, terutama terkait kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang mulai menunjukkan tanda-tanda melemah.

Screenshot 2024-09-06 095839.png

Kondisi Ekonomi AS Jadi Faktor Penggerak Kenaikan harga emas ini dipicu oleh melemahnya dolar AS dan imbal hasil obligasi (US Treasury). Kedua indikator utama ini jatuh setelah data tenaga kerja AS terbaru menunjukkan perlambatan.

Dolar AS merosot ke 101,107 yang mana terendah sejak akhir Agustus 2024, sementara imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun turun ke level 3,73%, posisi terendah sejak pertengahan 2023.

Melemahnya dua indikator ini menciptakan momentum bagi emas untuk kembali naik, karena ketika dolar melemah, emas menjadi lebih murah bagi investor global, meningkatkan permintaan logam mulia ini.

Pasar Tenaga Kerja Memburuk, Pemangkasan Suku Bunga Terjadi

Tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja AS semakin jelas dengan rilis data ADP yang menunjukkan hanya ada tambahan 99.000 pekerja di sektor swasta pada Agustus 2024, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 140.000. Ini menjadi angka terlemah sejak Januari 2021 dan menunjukkan potensi perlambatan signifikan dalam pemulihan ekonomi AS.

Tidak hanya itu, data klaim pengangguran awal juga tidak memberikan sinyal yang baik, semakin memperkuat kekhawatiran pasar bahwa pemulihan ekonomi masih rapuh.

Dampak dari data ini langsung terlihat pada ekspektasi terhadap kebijakan moneter AS. Saat ini, pelaku pasar melihat peluang 59% bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan bulan ini, dengan probabilitas 41% untuk pemangkasan yang lebih dalam hingga 50 bp.

Penurunan suku bunga tentu akan memberikan keuntungan bagi emas, karena emas, yang tidak menawarkan imbal hasil, menjadi lebih menarik dibandingkan aset lain yang bergantung pada suku bunga.

Emas dan Tingkat Pengangguran

Hari ini, Jumat (6/9/2024), data pengangguran AS untuk Agustus akan diumumkan bersama dengan laporan non-farm payrolls. Tingkat pengangguran pada Juli 2024 sudah mencapai 4,3%, tertinggi sejak 2021.

Jika data Agustus menunjukkan pengangguran stabil di angka 4,3% atau lebih tinggi, potensi kenaikan harga emas akan semakin besar. “

Jika tingkat pengangguran Agustus menyamai 4,3% di bulan sebelumnya, maka kita akan melihat emas semakin mendekati rekor tertingginya,” kata Han Tan, kepala analis pasar dari Exinity Group.

Kondisi ini menciptakan dilema bagi para investor. Di satu sisi, kondisi ekonomi yang melemah akan mendorong permintaan terhadap emas sebagai safe-haven. Di sisi lain, jika The Fed memangkas suku bunga secara agresif, maka dampaknya bisa memperkuat tren kenaikan emas hingga akhir tahun.

Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, menambahkan,

“Emas sedang berada dalam posisi yang sangat menarik. Semua tergantung pada seberapa buruk data pengangguran yang akan keluar nanti.”

Melemahnya data tenaga kerja menambah spekulasi bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga, yang bisa mendukung lonjakan lebih lanjut harga emas. Namun, seperti biasa, pelaku pasar harus tetap waspada terhadap volatilitas yang bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama dengan pengumuman data ekonomi AS yang krusial di hari-hari mendatang.

Nanovest News v3.18.0