Emas Merosot Saat Dolar Menguat dan The Fed Diprediksi Turunkan Suku Bunga
Harga emas jatuh ke level terendah dua bulan seiring penguatan dolar AS. Investor menunggu sinyal dari Ketua The Fed Powell terkait kebijakan suku bunga.
M • Nov 15, 2024
Harga emas mengalami tekanan besar, turun ke level terendah dalam dua bulan terakhir pada perdagangan Kamis, seiring dengan penguatan tajam dolar AS yang menekan daya beli internasional. Harga spot emas turun tipis 0,1% menjadi USD 2.570,05 per ons pada pukul 14:00 ET, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 12 September. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga turun 0,5% menjadi USD 2.572,90.
Penguatan Dolar Menekan Permintaan Emas
Penguatan indeks dolar AS yang mencapai titik tertinggi dalam satu tahun memperlemah daya tarik emas sebagai instrumen lindung nilai. Investor global saat ini memilih mempertimbangkan aset lain, mengingat kuatnya nilai tukar dolar membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar AS.
Peter Grant, Wakil Presiden dan Senior Strategi Logam di Zaner Metals, menjelaskan bahwa data inflasi terbaru belum berdampak signifikan terhadap pergerakan harga emas. “Saya tidak melihat data inflasi ini memiliki pengaruh langsung pada emas,” katanya. “The Fed kemungkinan akan mempertahankan sikap berhati-hati sampai pemerintahan baru Trump dan Kongres yang baru resmi menjabat serta mulai menerapkan kebijakan yang dibicarakan selama kampanye.”
Optimisme Terhadap Pemangkasan Suku Bunga
Investor saat ini menantikan keputusan Federal Reserve terkait suku bunga yang kemungkinan akan dipotong sebesar 25 basis poin pada Desember mendatang. Pasar kini menunjukkan probabilitas sebesar 76% terhadap pemangkasan tersebut, yang semakin meningkat setelah data ketenagakerjaan AS menunjukkan perlambatan.
Kemenangan penuh Republik dalam pemilu 5 November lalu telah membuat harga emas terjun lebih dari USD 170 akibat kebijakan yang diusulkan Trump, termasuk tarif baru yang bisa memicu inflasi dan memperlambat laju penurunan suku bunga oleh The Fed.
Namun, tidak semua analis mengabaikan potensi emas sebagai instrumen lindung nilai. Han Tan, Kepala Analis Pasar di Exinity Group, mencatat bahwa meskipun Trump berencana menerapkan kebijakan yang bisa meningkatkan inflasi, pasar tetap skeptis terhadap emas sebagai lindung nilai dalam situasi saat ini.
Fokus Terhadap Kebijakan The Fed dan Data Penjualan Ritel
Pelaku pasar kini menantikan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada Jumat besok. Analis Forex.com, Fawad Razaqzada, mengungkapkan bahwa emas bisa mendapat dorongan jika Powell menghindari kaitan langsung antara kebijakan baru dengan keputusan The Fed, yang mungkin akan menekan ekspektasi suku bunga AS. Di sisi lain, data penjualan ritel yang akan dirilis Jumat juga berpotensi mempengaruhi prospek emas.
Sementara itu, harga perak berhasil naik 0,5% ke USD 30,48 per ons setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak 12 September. Harga platinum turun tipis 0,1% menjadi USD 936,94 per ons, dan palladium mencatatkan kenaikan 0,8% ke USD 941,00.