Harga Emas Bertahan di Atas US$ 2.500, Tunggu Pemangkasan Suku Bunga
Harga emas masih stabil di atas US$ 2.500 meski mengalami koreksi tipis, pasar menantikan keputusan The Fed terkait pemangkasan suku bunga
M • Sep 12, 2024
Harga emas dunia menunjukkan stabilitas meski mengalami koreksi tipis. Pada Rabu (11/9/2024), harga emas ditutup di level US$ 2.511,44 per troy ons, melemah 0,19% setelah dua hari berturut-turut mengalami penguatan.
Namun, pada Kamis pagi (12/9/2024), harga emas kembali bergerak naik tipis sebesar 0,07%, mempertahankan posisinya di atas level US$ 2.500.
Pelemahan harga emas ini terjadi seiring sikap hati-hati pelaku pasar yang menunggu hasil data inflasi konsumen AS untuk bulan Agustus. Data yang dirilis semalam menunjukkan inflasi AS berada di level 2,5% secara tahunan (year-on-year), lebih baik dari ekspektasi pasar sebesar 2,6%. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,9%.
Penurunan inflasi ini menjadi angin segar bagi pasar yang sebelumnya sempat terpukul oleh laporan pasar tenaga kerja AS yang mengecewakan.
Dengan inflasi yang melandai, ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga semakin menguat.
Suku Bunga dan Daya Tarik Emas
Dalam survei yang dilakukan oleh Reuters, mayoritas ekonom memprediksi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tiga pertemuan kebijakan yang tersisa di tahun 2024.
Penurunan suku bunga ini akan memperlemah dolar AS dan meningkatkan daya tarik emas, yang tidak memberikan imbal hasil tetapi dipandang sebagai aset lindung nilai saat suku bunga rendah.
Namun, analis independen Ross Norman memperingatkan bahwa pasar mungkin telah berspekulasi berlebihan menjelang keputusan kebijakan The Fed. Norman memperkirakan harga emas bisa saja terkoreksi dalam jangka pendek sebelum mengalami kenaikan yang lebih tinggi.
"Emas masih berada dalam pola perdagangan yang terbatas, namun dengan kecenderungan positif. Saya tidak akan terkejut jika harga emas mencapai puncak baru di tahun 2024 dan mungkin menguji level US$ 2.650," ujar Norman.
Harga emas batangan telah naik lebih dari 22% sepanjang tahun ini, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga, ketidakstabilan geopolitik, dan permintaan tinggi dari bank sentral. Dengan data inflasi yang mulai stabil, dan semakin dekatnya pemangkasan suku bunga oleh The Fed, harga emas berpotensi naik lebih tinggi lagi.
Selain itu, data ekonomi AS lainnya yang akan dirilis minggu ini, seperti Indeks Harga Produsen dan klaim pengangguran awal, juga diperkirakan akan menjadi faktor penting dalam pergerakan harga emas.
Dalam jangka panjang, prospek harga emas masih sangat positif, terutama jika The Fed benar-benar melakukan pemangkasan suku bunga secara bertahap. Para investor dan pengamat pasar akan terus memantau perkembangan ekonomi AS yang dapat memberikan tekanan tambahan pada pasar emas.