Harga Emas Cetak Rekor! Ketidakpastian Tarif Trump & Inflasi Dorong Lonjakan Harga

Harga emas melonjak ke $2.817 per ounce akibat rencana tarif Trump. Analis memperkirakan emas bisa tembus $3.000 dalam beberapa bulan ke depan.

article author image

MFeb 3, 2025

article cover image

Harga emas melesat ke rekor tertinggi di tengah meningkatnya permintaan aset safe-haven akibat ketidakpastian kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Logam mulia ini diperdagangkan pada $2.817,23 per troy ounce pada Jumat (31/1), memperpanjang reli yang telah berlangsung sejak tahun lalu. Para analis kini memperkirakan harga emas bisa menembus $3.000 per ounce dalam beberapa bulan mendatang.

Kenaikan harga emas ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap rencana Trump untuk mengenakan tarif 25% terhadap impor dari Meksiko dan Kanada.

Kebijakan tersebut dinilai berisiko memperburuk inflasi serta memperlambat pertumbuhan ekonomi, memicu kekhawatiran stagflasi lingkungan ekonomi dengan inflasi tinggi dan pertumbuhan rendah yang biasanya meningkatkan daya tarik emas sebagai lindung nilai.

"Saat inflasi naik dan pertumbuhan melambat, emas cenderung berkinerja sangat baik," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures.

Emas Diprediksi Bisa Tembus $3.000 Tahun Ini

Permintaan emas sebagai aset perlindungan semakin kuat di tengah gejolak ekonomi global. Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures, memperkirakan harga emas akan terus menanjak dalam beberapa bulan ke depan.

"Saya melihat emas bisa mencapai level $2.900 pada kuartal pertama, dan setelah itu kita akan menetapkan level baru. Pada titik tertentu tahun ini, harga emas berpotensi melampaui $3.000," jelasnya.

Sementara itu, futures emas AS terus diperdagangkan di atas harga spot sejak beberapa bulan terakhir, menunjukkan bahwa pasar memperhitungkan risiko tarif impor AS dan kemungkinan dampaknya terhadap inflasi.

Lonjakan Stok Emas di AS

Tingginya permintaan emas terlihat dari lonjakan pengiriman emas ke gudang COMEX di AS. Sejak akhir November, sekitar 12,9 juta troy ounce emas telah dikirimkan ke gudang COMEX, meningkatkan stok emas sebesar 73,5% menjadi 30,4 juta ounce jumlah tertinggi sejak Juli 2022. Pengiriman tersebut berasal dari London, Swiss, dan pusat perdagangan emas lainnya.

Di sisi lain, Bank Sentral China (PBOC) tetap agresif dalam menambah cadangan emasnya, meskipun harga terus naik. Para analis melihat langkah ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang China untuk mendiversifikasi cadangan devisanya. Jika tren ini berlanjut, permintaan dari PBOC diperkirakan akan menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas di bulan-bulan mendatang.

Faktor Suku Bunga AS & Outlook Pasar

Selain kebijakan tarif Trump, pergerakan emas juga didorong oleh kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan Januari, setelah sebelumnya memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin sepanjang 2024.

Secara historis, lingkungan suku bunga rendah menguntungkan emas, karena menurunkan imbal hasil obligasi dan meningkatkan daya tarik aset non-yielding seperti emas. Dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut di 2025, para investor semakin melirik emas sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi global.

Nanovest News v3.23.0