Harga Emas Hari Ini Naik Tipis, Pasar Tunggu Data Inflasi AS
Harga emas hari ini mencatat kenaikan 0,5% ke $2.644,91 per ounce. Pasar menantikan data inflasi AS yang akan menjadi petunjuk kebijakan The Fed bulan ini.
Rendy • Dec 9, 2024
Harga emas dunia mencatat kenaikan tipis pada awal pekan ini, didukung oleh antisipasi para investor terhadap data inflasi AS yang akan dirilis minggu ini. Data ini diharapkan memberikan panduan tentang langkah kebijakan moneter Federal Reserve selanjutnya, yang saat ini menjadi perhatian utama pasar.
Pada Senin pagi (11/12), harga emas spot naik 0,5% menjadi $2.644,91 per ounce pada pukul 02:38 GMT, setelah pekan lalu mencatat penurunan hampir 1%. Sementara itu, emas berjangka AS bertambah 0,3% menjadi $2.666,80.
Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada langkah Bank Sentral Tiongkok yang kembali membeli emas untuk cadangannya pada bulan November, setelah menghentikan pembelian selama enam bulan.
Strategis pasar dari IG, Yeap Jun Rong, menyatakan bahwa aksi ini memberikan angin segar bagi investor emas, karena People's Bank of China (PBOC) dianggap memperkuat posisi emas sebagai aset yang stabil.
“Langkah Tiongkok ini menjadi sinyal positif bagi pasar emas, terutama di tengah spekulasi bahwa inflasi AS dapat memengaruhi langkah kebijakan Federal Reserve,” kata Yeap.
Data Inflasi AS Jadi Kunci
Investor kini menunggu data inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu (13/12). Menurut alat prediksi CME Group, FedWatch Tool, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed bulan ini mencapai 83,4% hingga 85,1%. Penurunan suku bunga ini akan mengurangi biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan hasil imbal balik (non-yielding asset).
Namun, ada potensi risiko lain. Jika inflasi AS menunjukkan tren penurunan yang lambat, Federal Reserve dapat mengadopsi sikap "hawkish cut," yaitu menurunkan suku bunga tetapi memberikan sinyal untuk memperlambat proses pemotongan di masa depan. Hal ini bisa memperkuat dolar AS, yang berpotensi menekan harga emas lebih lanjut.
Sinyal positif bagi pasar emas juga datang dari data tenaga kerja AS. Laporan pekerjaan terbaru menunjukkan bahwa AS menambah 227.000 pekerjaan pada November, rebound dari perlambatan yang dipengaruhi badai di Oktober. Namun, tingkat pengangguran naik menjadi 4,2%, yang menunjukkan pasar tenaga kerja mulai mengalami pendinginan, meski tetap kuat.
Geopolitik Memanaskan Harga Safe-Haven
Di luar ekonomi, ketidakpastian geopolitik juga mendukung harga emas hari ini. Pada Minggu (10/12), pasukan pemberontak Suriah berhasil menguasai ibu kota Damaskus tanpa perlawanan, memaksa Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia. Peristiwa ini mengakhiri perang saudara 13 tahun yang penuh gejolak, sekaligus menandai runtuhnya enam dekade kekuasaan otoriter keluarganya.
Kondisi ini memperkuat peran emas sebagai aset safe-haven. Ketidakpastian politik sering kali mendorong investor untuk mencari perlindungan dalam bentuk emas, yang dianggap lebih stabil di tengah turbulensi.
Tidak hanya emas, logam mulia lain juga menunjukkan pergerakan bervariasi. Perak naik 0,4% menjadi $31,08 per ounce, sementara platinum naik 0,5% menjadi $934,75, dan palladium bertambah 0,7% menjadi $963,00.
Harga emas terus menunjukkan daya tariknya di tengah kombinasi sentimen makroekonomi dan geopolitik. Meski fokus utama pasar tertuju pada data inflasi AS yang akan datang, langkah-langkah bank sentral global seperti PBOC dan risiko politik global dapat menjadi pendorong harga di minggu-minggu mendatang.
Bagi investor, periode ini adalah momen krusial untuk memantau perkembangan data ekonomi dan dinamika global, mengingat emas tetap menjadi indikator utama dari ketidakpastian pasar.