Harga Emas Melonjak 1% Dipicu Pelemahan Dolar dan Kekhawatiran Tarif Trump

Harga emas naik lebih dari 1% pada hari Senin setelah sempat turun ke level terendah dalam tiga minggu pada sesi sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar dan aksi beli aset safe-haven di tengah kekhawatiran terkait kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.

Harga emas spot naik 1,1% menjadi $2.890,57 per ons pada pukul 02.04 p.m. ET (1904 GMT). Sementara itu, emas berjangka AS ditutup naik 1,8% di $2.901,1 per ons.

"Aku pikir kita sedang berada di pasar yang sangat bullish, dan emas bisa naik jauh lebih tinggi dari $3.000... Dengan adanya tarif dan kemungkinan pembalasan, bank sentral masih terus membeli emas," kata Daniel Pavilonis, analis senior di RJO Futures.

Pelemahan Dolar Jadi Pendorong Kenaikan Emas

Indeks dolar (.DXY) turun lebih dari 1%, menjauh dari level tertinggi dalam lebih dari dua minggu yang dicapai pada sesi sebelumnya. Pelemahan dolar ini membuat emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Trump diperkirakan akan mengumumkan pada hari Senin tingkat tarif yang akan diberlakukan mulai Selasa pagi untuk impor dari Kanada dan Meksiko. Pekan lalu, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10% terhadap China, yang akan berlaku mulai Selasa, sehingga total tarif yang dikenakan menjadi 20%.

Investor juga akan mencermati laporan ketenagakerjaan ADP yang akan dirilis pada hari Rabu serta laporan tenaga kerja non-pertanian AS yang dijadwalkan pada hari Jumat untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan moneter Federal Reserve.

Pergerakan Logam Mulia Lainnya

Meskipun emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor saat suku bunga naik.

Harga perak spot naik 2% menjadi $31,77 per ons, platinum naik 0,9% menjadi $956,50, dan paladium bertambah 2% menjadi $937,10 per ons.

"Kami melihat ada peluang kenaikan lebih besar untuk perak seiring konsolidasi reli emas dan tanda-tanda pemulihan produksi industri global," tulis analis UBS dalam sebuah catatan.