Harga Emas Naik Tipis di Tengah Ketidakpastian Inflasi dan Geopolitik

Harga emas rebound 0,3% menjadi $2.638,90 per ounce setelah melemah minggu lalu. Melemahnya dolar AS mendukung kenaikan, tetapi data inflasi stagnan dan ketegangan Timur Tengah dapat memicu volatilitas pasar.

article author image

RendyNov 28, 2024

article cover image

Harga emas mengalami kenaikan moderat pada Rabu (27/11), bangkit dari level terendah dalam lebih dari sepekan yang tercatat di sesi sebelumnya. Didorong oleh melemahnya dolar AS, emas mendapatkan kembali daya tariknya di pasar global.

Namun, optimisme itu sedikit terkikis setelah data inflasi AS menunjukkan stagnasi, menandakan bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin akan lebih berhati-hati dalam mengambil langkah pemangkasan suku bunga berikutnya.

Harga Emas Rebound Tipis di Tengah Kekhawatiran Inflasi

Pada pukul 01.41 dini hari, harga emas spot tercatat naik 0,3% menjadi $2.638,90 per ounce. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup lebih tinggi 0,7% di $2.639,90.

Meski ada pemulihan, pergerakan emas tetap dibayangi oleh data yang menunjukkan pengeluaran konsumen AS naik signifikan pada Oktober, tetapi tanpa kemajuan berarti dalam menurunkan inflasi.

Phillip Streible, Chief Market Strategist di Blue Line Futures, menyebutkan bahwa koreksi kecil pada logam mulia ini didorong oleh kenaikan pendapatan pribadi masyarakat AS.

"Ketahanan konsumen di tengah inflasi tinggi ini menunjukkan kekuatan ekonomi. Namun, hal ini juga bisa membuat The Fed lebih enggan untuk memangkas suku bunga secara agresif," jelasnya.

Dolar Melemah, Emas Bersinar

Dolar AS melemah ke level terendah dalam dua minggu, dengan indeks dolar (.DXY) turun 0,8%. Hal ini memberikan dorongan bagi emas, karena logam mulia tersebut menjadi lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Namun, para analis memperingatkan bahwa volatilitas masih mengintai pasar emas. Rebound harga pada hari Rabu juga datang setelah penurunan tajam $100 per ounce pada Senin sebelumnya—penurunan satu hari terbesar dalam lima bulan terakhir.

Penurunan tersebut dipicu oleh melemahnya permintaan safe-haven setelah pengumuman gencatan senjata yang telah lama dinegosiasikan antara Israel dan Hezbollah yang didukung Iran.

Prediksi Harga Emas Menuju $3.000?

Dalam jangka panjang, harga emas berpotensi mencapai $3.000 per ounce pada paruh pertama 2025, menurut Phillip Streible. Namun, prediksi ini bergantung pada tidak adanya lonjakan inflasi yang memaksa The Fed menaikkan suku bunga, yang berpotensi melemahkan pasar emas.

Saat ini, pasar memperkirakan peluang 70% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember mendatang. Lingkungan suku bunga rendah menjadi lahan subur bagi emas, yang cenderung bersinar di tengah biaya peluang rendah.

Di luar pengaruh kebijakan moneter, perkembangan situasi geopolitik di Timur Tengah juga memainkan peran penting dalam menentukan arah pasar emas. "Dalam jangka pendek, volatilitas harga emas bisa meningkat menjelang pelantikan Donald Trump serta perkembangan situasi di Timur Tengah," ujar Hamad Hussain, Asisten Ekonom di Capital Economics.

Selain emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan beragam. Harga perak naik 1,1% ke $30,09 per ounce, platinum naik tipis 0,1% menjadi $928,17, sedangkan palladium melemah 0,4% ke $973,76.

Nanovest News v3.21.0