Harga Emas Stabil dan Dolar Menguat Di Tengah Ketegangan Timur Tengah
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendukung permintaan safe-haven untuk emas, namun ekspektasi kebijakan moneter Fed dan penguatan dolar membatasi lonjakan harga.
Mohammad • Oct 4, 2024
Harga emas bertahan stabil pada Kamis (3/10), didukung oleh meningkatnya permintaan safe-haven di tengah eskalasi konflik di Timur Tengah.
Kondisi geopolitik yang tidak menentu ini berhasil menahan tekanan dari dolar AS yang semakin menguat, seiring dengan turunnya ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga besar dari Federal Reserve.
Harga spot emas tercatat stabil di $2.657,89 per ons pada pukul 1:40 siang waktu ET, setelah minggu lalu mencapai rekor tertinggi di $2.685,42.
Kontrak emas berjangka AS naik tipis 0,4% menjadi $2.679,2. Peningkatan ini mencerminkan permintaan investor yang beralih ke emas sebagai aset yang lebih aman, terutama di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi global.
Peter A. Grant, Wakil Presiden dan Analis Senior Logam di Zaner Metals, menjelaskan bahwa pasar emas saat ini berada di persimpangan antara ketegangan geopolitik dan ekspektasi kebijakan moneter AS.
Ketika situasi di Timur Tengah memanas, harapan pasar untuk pemangkasan suku bunga besar-besaran dari Federal Reserve mulai mereda.
“Ada keseimbangan antara ketegangan geopolitik dan perubahan ekspektasi kebijakan moneter, yang menyebabkan dolar menguat,” kata Grant.
Konflik Timur Tengah dan Pengaruhnya pada Pasar
Pasar emas mendapat dorongan dari meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok Hezbollah di Lebanon. Israel baru-baru ini meminta evakuasi warga dari lebih dari 20 kota di selatan Lebanon di tengah pertempuran yang terus berlangsung, menyusul kerugian terbesar yang dialami Israel dalam satu tahun terakhir.
Situasi yang semakin tegang di Timur Tengah memicu kekhawatiran global akan dampak konflik yang lebih luas, mendorong investor untuk beralih ke emas sebagai pelindung nilai di tengah ketidakpastian. Emas dikenal sebagai aset yang dapat menyimpan nilai dengan baik, terutama dalam situasi politik yang kacau dan lingkungan suku bunga rendah.
Namun, di sisi lain, kekuatan dolar AS menahan pergerakan harga emas lebih jauh. Penguatan dolar terjadi setelah investor mulai menurunkan ekspektasi mereka terhadap pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan Federal Reserve berikutnya di bulan November.
Menurut data terbaru, probabilitas penurunan suku bunga sebesar itu turun menjadi 33% dari 49% pada minggu lalu. Penguatan dolar AS cenderung memberikan tekanan pada harga emas, karena emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Inflasi, Suku Bunga, dan Prospek Emas
Pernyataan terbaru dari Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, juga berkontribusi pada pergeseran ekspektasi pasar.
Barkin memperingatkan bahwa upaya Federal Reserve untuk mengembalikan inflasi ke target 2% mungkin memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan, yang pada gilirannya membatasi seberapa jauh suku bunga bisa dipangkas. Hal ini memberikan ketidakpastian bagi emas, yang diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah.
Seiring dengan semakin mendekatnya laporan pekerjaan non-pertanian AS yang akan dirilis pada hari Jumat, pasar emas terus memantau perkembangan ekonomi dengan seksama. Data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan dapat memberikan ruang bagi Fed untuk lebih agresif dalam pemangkasan suku bunga, yang berpotensi meningkatkan harga emas lebih lanjut.
David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, menyebutkan bahwa apabila laporan tenaga kerja menunjukkan bahwa Fed memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan pemotongan sebesar 50 basis poin, hal ini akan positif bagi emas. Namun, jika terjadi sebaliknya, pasar mungkin akan melihat koreksi kecil pada harga logam mulia tersebut.
Sementara itu, komoditas logam lainnya juga mengalami pergerakan yang berbeda. Harga spot perak naik 0,8% menjadi $32,10 per ons, sementara platinum turun 0,9% ke $993,14, dan palladium turun lebih dalam sebesar 1,8% menjadi $997,29.
Keseimbangan antara Geopolitik dan Kebijakan Moneter
Dengan kombinasi ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dan kebijakan moneter yang lebih ketat dari Fed, pasar emas tampaknya akan terus berada dalam posisi yang dinamis.
Di satu sisi, ketegangan yang meningkat dapat terus mendorong permintaan safe-haven, sementara di sisi lain, penguatan dolar dan kebijakan suku bunga yang lebih ketat dapat menekan harga emas.
Situasi ini mencerminkan dinamika pasar global yang penuh dengan tantangan, di mana ketidakpastian ekonomi dan politik berjalan seiring. Dengan volatilitas yang tinggi, investor perlu waspada terhadap perubahan mendadak di kedua sisi spektrum ini.