Harga Emas Terguncang oleh Trump Effect, The Fed Beri Sinyal Hati-hati?
Harga emas melemah di tengah penguatan dolar AS dan kemenangan Trump. Analis memprediksi volatilitas emas akan tinggi jelang rilis data inflasi AS minggu ini
Mohammad • Nov 11, 2024
Harga emas dunia mengalami tekanan signifikan di tengah gejolak pasar keuangan yang dipicu oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS dan sinyal dari The Fed untuk tetap hati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter. Pada Jumat, harga emas spot turun hingga 0,8% ke posisi $2.684,03 per troy ons, sementara emas berjangka AS turun 0,4% ke $2.694,80.
Penguatan dolar AS setelah hasil pemilu yang membawa Trump kembali ke Gedung Putih menambah tekanan pada harga emas. Pengumuman Trump untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik melalui deregulasi dan pemangkasan pajak mendorong pelaku pasar mengalihkan asetnya dari emas yang berisiko rendah ke saham yang lebih berpotensi menguntungkan.
Selain itu, ekspektasi bahwa kebijakan pro-pertumbuhan ini dapat memacu inflasi juga mengangkat nilai dolar AS dan indeks dolar ke level 105,03, memukul daya tarik emas yang cenderung meningkat saat dolar melemah.
Ketua The Fed Jerome Powell juga menegaskan bahwa meskipun suku bunga telah dipangkas 25 basis poin pekan lalu, langkah ke depan akan sangat "data-driven." Dengan ini, harapan bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada akhir tahun masih ada, namun keputusan akan bergantung pada data inflasi yang akan dirilis tengah pekan. Ekspektasi inflasi yang tinggi berpotensi menambah tekanan pada emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Beberapa analis memperkirakan bahwa jika inflasi menunjukkan peningkatan lebih tinggi dari yang diperkirakan, tekanan pada harga emas akan berlanjut, terutama jika dolar AS terus menguat. Pasar saat ini memperkirakan peluang 80% untuk penurunan suku bunga selanjutnya pada akhir tahun, menurut data CME FedWatch Tool.
Namun, daya tarik emas tetap ada sebagai aset lindung nilai inflasi, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Analis dari Allegiance Gold, Alex Ebkarian, menyebutkan bahwa dalam jangka panjang, emas masih memiliki potensi untuk kembali menguat seiring dengan ekspektasi inflasi yang tinggi.
Di sisi lain, permintaan fisik emas di beberapa negara Asia cenderung lesu, terutama di India yang terkena dampak harga emas yang tinggi selama musim festival. Dengan ketidakpastian yang masih menyelimuti pasar global, investor akan terus memantau perkembangan ekonomi AS dan kebijakan Fed untuk menentukan arah harga emas selanjutnya.