Harga Emas Terus Fluktuatif di Tengah Ketegangan Global dan Data Ekonomi AS
Harga emas mencapai $2.712 per troy ons, didorong ketegangan geopolitik dan prospek pemangkasan suku bunga The Fed. Akankah emas terus naik?
M • Nov 25, 2024
Harga emas dunia sedang mengalami fluktuasi tajam, dengan lonjakan signifikan pada akhir pekan lalu yang diikuti oleh penurunan tipis pada awal pekan ini. Pada Jumat (22/11/2024), emas mencatat kenaikan 1,6% ke $2.712,55 per troy ons, level tertinggi dalam dua minggu terakhir, sebelum turun tipis ke $2.712,42 pada Senin pagi (25/11/2024).
Faktor pendorong utama lonjakan harga ini adalah permintaan aset pelindung (safe haven) yang melonjak di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi. Ketegangan di Timur Tengah dan risiko konflik antara Rusia dan Ukraina menjadi katalis penting dalam penguatan emas selama lima hari berturut-turut pekan lalu.
Sentimen Geopolitik dan Data Ekonomi AS
David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, menyebut ketegangan geopolitik sebagai faktor utama dalam lonjakan harga emas.
“Investor beralih ke emas sebagai aset perlindungan terhadap ketidakpastian global,” ujarnya.
Sementara itu, kekuatan dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir juga menjadi faktor yang menekan harga emas. Namun, daya tarik emas sebagai aset pelindung mampu mengatasi hambatan tersebut, sehingga harga emas tetap dalam tren kenaikan.
Fokus pasar pekan ini adalah rilis data penting dari AS, termasuk estimasi kedua pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2024, klaim pengangguran awal, inflasi pengeluaran pribadi (PCE), dan risalah rapat FOMC. Data-data ini diharapkan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve menjelang pertemuan Desember.
Peluang Pemangkasan Suku Bunga dan Prospek Emas
Saat ini, probabilitas pemangkasan suku bunga Federal Reserve sebesar 25 basis poin pada Desember berada di angka 60%. Suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi katalis positif bagi emas, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil seperti aset lainnya.
Federal Reserve telah mengadopsi pendekatan pelonggaran moneter secara bertahap dengan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada September dan 25 basis poin pada November. Langkah ini mencerminkan kehati-hatian The Fed di tengah tekanan inflasi yang masih tinggi, tetapi tanpa indikasi pesimisme terhadap prospek ekonomi jangka panjang.
Selain itu, inflasi inti AS tetap tinggi di 2,7% secara tahunan (yoy) pada September, di atas perkiraan pasar. Data ini dapat memperkuat pandangan bahwa emas akan tetap menjadi aset pelindung utama di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Apakah Emas Akan Terus Menguat?
Harga emas diperkirakan akan tetap volatile pekan ini, dengan ketegangan geopolitik dan data ekonomi AS sebagai penggerak utama. Jika data inflasi dan PDB AS tidak memenuhi ekspektasi pasar, emas bisa kembali menguat sebagai respons terhadap peningkatan risiko global.
Namun, imbal hasil obligasi AS yang tinggi dan kekuatan dolar dapat menjadi hambatan sementara. Dengan prospek pemangkasan suku bunga The Fed dan ketegangan global yang terus meningkat, investor akan mencermati setiap perkembangan yang dapat memengaruhi harga emas sebagai barometer sentimen pasar global.