Harga Emas Turun Dibarengi Dolar dan Imbal Hasil Obligasi yang Menguat
Harga emas terkoreksi setelah laporan pekerjaan AS yang kuat mendorong penguatan dolar dan obligasi. Fokus kini beralih ke data inflasi dan kebijakan The Fed.
M • Jan 14, 2025
Harga emas mencatat penurunan signifikan sebesar 1% pada Senin (15/1/2025), di tengah meningkatnya imbal hasil obligasi global dan penguatan dolar AS. Di pasar spot, harga emas turun ke USD 2,662.52 per troy ounce pada pukul 12:15 ET, sementara kontrak emas berjangka di New York terkoreksi 1,3% menjadi USD 2,680 per ounce.
Meski demikian, emas tetap berada di dekat level tertinggi bulanan setelah reli empat hari berturut-turut pekan lalu.
Data Pekerjaan AS Mendorong Penguatan Dolar dan Obligasi
Pelemahan harga emas terjadi setelah laporan pekerjaan AS yang jauh melampaui ekspektasi. Data ini memicu peningkatan imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun ke level tertinggi dalam 14 bulan, sementara indeks dolar mencapai titik tertinggi sejak November 2022.
“Laporan pekerjaan yang kuat memperkuat dolar dan imbal hasil Treasury, sehingga mengurangi daya tarik emas,” ujar Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures. Ia juga mencatat adanya aksi ambil untung setelah pekan lalu menjadi momen yang baik bagi emas.
Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga Memudar
Sentimen pasar kini beralih pada data inflasi AS (CPI) yang akan dirilis Rabu ini, bersama dengan laporan klaim pengangguran mingguan dan data penjualan ritel. Analis memperkirakan bahwa jika inflasi masih tinggi, harapan untuk pemotongan suku bunga di paruh pertama tahun ini akan semakin memudar.
“Jika data inflasi menunjukkan tanda-tanda tetap tinggi, peluang pemotongan suku bunga akan kembali ditekan,” tulis Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com. Saat ini, pasar memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin tahun ini, turun dari ekspektasi 40 basis poin pekan lalu, menurut laporan Reuters.
Arah Pasar Selanjutnya
Penurunan harga emas menunjukkan respons pasar yang dinamis terhadap data ekonomi AS yang kuat. Meski demikian, logam mulia ini tetap menjadi pilihan bagi investor sebagai pelindung nilai terhadap inflasi, terutama jika ketidakpastian ekonomi kembali meningkat.
Investor disarankan untuk memantau data inflasi dan kebijakan The Fed secara cermat, mengingat setiap perubahan dalam ekspektasi suku bunga dapat memengaruhi pergerakan harga emas secara signifikan.