Pasar Saham AS: Investor Bersiap Hadapi Data Inflasi dan Penjualan Ritel Minggu Ini

Futures saham AS mendatar sementara investor menunggu data inflasi dan penjualan ritel yang krusial. Kekhawatiran resesi terus membayangi pasar dengan volatilitas tinggi

article author image

RendyAug 12, 2024

article cover image

Futures saham AS diperdagangkan mendatar pada Senin pagi (14/8/2024) waktu setempat, di tengah persiapan investor untuk data inflasi dan penjualan ritel yang krusial pekan ini. Ketidakpastian pasar terus berlanjut, menyusul pemulihan parsial yang terjadi minggu lalu setelah pasar mengalami gejolak tajam.

Futures yang terkait dengan Dow Jones Industrial Average naik tipis sebesar 30 poin atau 0,06%, sementara futures S&P 500 bertambah 0,17%, dan futures Nasdaq 100 meningkat 0,28%.

Meski ketiga indeks utama AS mengalami kenaikan pada akhir pekan lalu, mereka gagal mencatat pemulihan penuh. Dow Jones berakhir dengan penurunan mingguan sebesar 0,6%, S&P 500 turun hanya 0,04%, dan Nasdaq Composite kehilangan 0,18%.

Menurut Callie Cox, Kepala Strategi Pasar di Ritholtz Wealth Management, volatilitas pasar diperkirakan masih akan berlanjut. "Emosi tinggi dan pergerakan pasar cenderung berkumpul bersamaan, jadi saya tidak akan terkejut jika minggu ini kita melihat gejolak lagi," kata Cox kepada CNBC. "Meskipun krisis belum terwujud, investor mulai bersiap menghadapi kemungkinan resesi."

Pekan ini, para investor berharap mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi ekonomi AS, setelah kekhawatiran akan pelambatan pasar tenaga kerja mengguncang pasar minggu lalu.

Mereka akan mencermati laporan Indeks Harga Produsen (PPI) bulan Juli pada Selasa, diikuti oleh Indeks Harga Konsumen (CPI) pada Rabu, untuk mencari kepastian lebih lanjut bahwa pertumbuhan harga telah stabil. Data penjualan ritel untuk bulan Juli juga dijadwalkan rilis pada Kamis.

Cox menambahkan bahwa "Data inflasi yang baik dapat membantu meredakan kekhawatiran bahwa The Fed mungkin kehilangan arah." Pernyataan ini menekankan pentingnya data ekonomi pekan ini dalam menentukan arah pasar, terutama dalam konteks kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan kesulitan mengendalikan inflasi tanpa memicu resesi.

Kekhawatiran mengenai pasar tenaga kerja juga menjadi sorotan. Meskipun data pekerjaan yang hangat baru-baru ini membuat beberapa investor khawatir, Cox menegaskan bahwa penjualan ritel dan laporan pendapatan perusahaan ritel bisa menunjukkan bahwa kekhawatiran tersebut mungkin berlebihan.

“Kita belum melihat terlalu banyak detail yang mengkhawatirkan tentang konsumen AS sejauh ini, jadi penting untuk mempertimbangkan data pengeluaran secara keseluruhan daripada panik karena laporan pekerjaan yang kurang memuaskan.”

Laporan pendapatan dari perusahaan besar juga akan menjadi fokus investor. Home Depot dijadwalkan merilis laporan keuangannya sebelum pembukaan pasar pada Selasa, sementara Walmart akan melaporkan kinerja kuartalannya pada Kamis.

Kedua perusahaan ini, sebagai pemain utama di sektor ritel, diharapkan memberikan wawasan tambahan tentang kekuatan konsumen di tengah inflasi yang terus menggerus daya beli.

Dalam konteks global, data ekonomi AS akan terus diperhatikan oleh pasar internasional, terutama karena dampaknya terhadap kebijakan moneter global dan sentimen risiko. Dengan volatilitas yang masih tinggi, investor perlu tetap waspada dan responsif terhadap data-data baru yang muncul. Dalam situasi yang masih rentan seperti ini, setiap data baru bisa menjadi penentu arah pasar, baik di AS maupun di seluruh dunia.

Ketika ketidakpastian menyelimuti pasar, banyak pihak yang bertanya-tanya: apakah kita menuju pemulihan yang lebih stabil, atau justru menuju resesi yang ditakutkan banyak orang? Dengan data ekonomi yang akan segera dirilis, jawaban atas pertanyaan ini mungkin akan segera terlihat.

Nanovest News v3.18.0