Breakout Saham

Cari tahu apa itu Breakout Saham, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest

article author image

RendyJul 1, 2024

article cover image

Sebelum memulai berinvestasi saham, pastinya kamu harus mengetahui berbagai hal terkait investasi ini. Dengan begitu, kamu bisa meminimalisir risiko mengalami kerugian saat berinvestasi. Salah satunya yaitu mengenai breakout saham dan penyebabnya, serta cara menghadapinya.

Apa Itu Breakout Saham?

Sebelum memahami tentang breakout saham, kamu harus terlebih dahulu mengetahui apa itu resistance dan support level pada harga saham. Resistance level merupakan titik harga tertinggi atau batas maksimal kenaikan harga saham sebelum berbalik turun.  Sementara support level adalah titik harga terendah atau batas maksimal bawah dari harga saham sebelum berbalik naik.  Harga saham dikatakan mengalami breakout ketika harganya melebihi batas atas (resistance) dan batas bawah (support) tersebut. Ketika breakout disertai dengan volume yang tinggi (relatif dibandingkan volume normal), maka meningkatkan keyakinan bahwa selanjutnya harga cenderung akan bergerak ke arah tersebut. Pada dasarnya, penyebab terjadinya breakout saham tidak berbeda dengan terjadinya fluktuasi harga saham. Seperti isu yang tengah terjadi saat ini, laporan kuartal tahunan dari perusahaan, dan naik turunnya volume jual-beli saham. Sebab, berdasarkan behavioral finance berbagai hal tersebut akan mempengaruhi keputusan trader dalam berinvestasi saham, sehingga turut berpengaruh pada pergerakkan harga saham sebuah perusahaan.

Strategi Buy on breakout

Pada buy on breakout strategy, terdapat dua jenis strategi lain yang digunakan saat berinvestasi. Saat breakout ke atas atau harga melebihi level resistance, maka trader umumnya menerapkan long position. Sementara ketika yang terjadi adalah breakout ke bawah atau yang sering disebut breakdown, maka trader akan menerapkan short position. 1. Long position Long position pada buy on breakout strategy menggunakan prinsip yang berbeda dengan buy on weakness, karena prinsipnya adalah beli saat harga tinggi dan jual ketika harga lebih tinggi. Investasi long position artinya kamu membeli saham tetapi tidak berencana untuk menjualnya kembali dalam jangka waktu dekat. Sebab, trader mengharapkan adanya kenaikan harga saham di masa depan. Strategi ini memungkinkan trader untuk meraih keuntungan besar dan trader juga tidak harus terus memantau pergerakan harga pasar.  Namun, dengan adanya investasi yang ditahan artinya modal investasi akan tertahan sehingga trader dengan modal terbatas berpotensi kehilangan kesempatan mendapat keuntungan investasi pada instrumen lainnya. Selain itu, adanya potensi penurunan harga dan tidak terjadinya kenaikan kembali juga menyebabkan trader bisa mengalami kerugian yang tidak sedikit. 2. Short position Sementara investasi short position adalah kebalikannya, di mana trader berusaha meraih keuntungan dari kemungkinan terjadinya penurunan harga saham di masa mendatang. Strategi yang dilakukan yaitu dengan meminjam saham yang berpotensi mengalami penurunan harga untuk kemudian dijual. Ketika harga saham telah turun, maka trader akan membeli saham tersebut kembali dengan harga yang lebih murah dibandingkan saat menjualnya. Misalnya saja trader meminjam 100 lembar saham pada perusahaan A dan kemudian dijual dengan harga IDR 1.000 per lembar. Trader yakin bahwa di masa depan harga saham tersebut akan turun. Setelah harganya benar-benar turun, trader kemudian membeli kembali saham tersebut dengan harga yang lebih rendah, misalnya IDR 800 per lembar. Artinya, trader mendapatkan keuntungan IDR 200 per lembar saham.

Penting Dipahami Mengenai Buy on breakout

Sebelum kamu memutuskan untuk menerapkan strategi ini dalam berinvestasi, ada beberapa hal penting yang harus kamu pahami terlebih dahulu, yaitu: 1. False Breakout False breakout adalah kondisi di mana harga telah melampaui level resistance atau support tetapi kemudian berbalik arah sehingga trader mengalami kerugian. Penyebabnya umumnya adalah karena trader amatir yang langsung memasuki pasar begitu terjadi breakout tanpa menganalisa kondisi ke depan nya terlebih dahulu. 2. Penentuan Level Support dan Resistance Level support dan resistance tidak memiliki kepastian karena setiap trader memiliki metodenya sendiri dalam menentukannya. Jadi kamu juga harus menentukan level ini terlebih dahulu sebelumnya. 3. Perhatikan Volume Hindari melakukan buy on breakout ketika breakout terjadi tanpa disertai dengan kenaikan volume. Sebab kemungkinan arah pergerakan saham tetap bertahan lebih kecil dan justru berpotensi harga akan berbalik arah. Pada dasarnya, strategi apapun yang ingin kamu gunakan dalam berinvestasi saham, kamu harus mampu menganalisa segala aspek terlebih dahulu terkait saham yang akan kamu beli. Sebab, ada banyak hal yang bisa mempengaruhi pergerakan harganya dan memberimu peluang meraih keuntungan atau malah sebaliknya, berpotensi menyebabkan kerugian. Nah, untuk kamu yang tertarik untuk mulai berinvestasi, bisa melakukannya melalui aplikasi Nanovest yang bisa diunduh di Play Store dan App Store. Berinvestasi di aplikasi ini caranya sangat mudah sekali, hanya perlu melakukan registrasi dan kemudian mengikuti langkah yang diberikan. Jika kamu bingung, kamu juga bisa bertanya-tanya terlebih dahulu melalui aplikasi ini sehingga kamu bisa merasa lebih mantap berinvestasi. Jadi, siap untuk memulai berinvestasi sekarang?

Nanovest News v3.23.0