Resistance

Cari tahu apa itu Resistance, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest

article author image

RendyJul 1, 2024

article cover image

Apa itu Resistance?

Dalam ranah investasi dan trading, 'resistance' merujuk pada level harga tertentu yang sulit untuk ditembus oleh pasar. Ketika harga saham, forex, atau komoditas lainnya mencapai level ini, sering kali terjadi penjualan yang cukup besar hingga mencegah harga untuk naik lebih lanjut. John J. Murphy, seorang analis teknikal dan penulis buku "Technical Analysis of the Financial Markets", mendefinisikan resistance sebagai level harga di mana penjualan yang dilakukan oleh pelaku pasar dapat menahan naiknya harga lebih lanjut. Dr. Alexander Elder, seorang trader profesional dan penulis buku "The New Trading for a Living", juga mendefinisikan resistance secara mirip. Menurutnya, resistance merupakan tingkat harga di mana penjualan yang cukup kuat dapat menangkal peningkatan harga. Dalam analisis teknikal, resistance merupakan suatu tingkat harga di mana penjualan suatu aset oleh pelaku pasar mencapai tingkat yang cukup kuat hingga menghalangi harga aset tersebut untuk naik lebih lanjut. Dalam kata lain, penjualan lebih besar dari pada pembelian sehingga harga cenderung turun setelah mencapai level resistance ini. Banyak investor dan trader yang melihat level resistance ini sebagai batas psikologis. Ketika harga aset mendekati level resistance, para investor dan trader merasa takut untuk membeli karena khawatir harga akan turun. Akibatnya, mereka lebih memilih untuk menjual aset mereka, yang mengakibatkan peningkatan penjualan dan penurunan harga. Jika dijabarkan lebih rinci, resistance dalam analisis teknikal adalah suatu tingkat harga yang menjadi titik penjualan suatu aset oleh para pelaku pasar mencapai tingkat yang cukup kuat sehingga menghalangi laju kenaikan harga aset tersebut lebih lanjut. Singkatnya, penjualan yang terjadi lebih besar dari pada pembelian yang mengakibatkan harga cenderung turun setelah mencapai level resistance ini. Banyak investor dan trader melihat level resistance ini sebagai semacam batas psikologis. Ketika harga aset mendekati level resistance, mereka cenderung merasa takut untuk membeli, khawatir harga akan turun. Maka, mereka lebih memilih untuk menjual aset mereka, yang pada akhirnya memicu peningkatan penjualan dan penurunan harga.

Fungsi Resistance dan Contoh Penggunaannya

Resistance memiliki peran yang sangat krusial dalam dunia trading dan investasi. Fungsi utamanya adalah membantu investor dan trader dalam menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual aset. Sebagai contoh, kamu mungkin melihat bahwa harga saham PT ABC selalu turun setelah mencapai Rp 5.000,- per lembar saham dalam beberapa kali observasi. Maka, Rp 5.000,- bisa disebut sebagai level resistance untuk saham PT ABC. Jadi, ketika harga saham PT ABC mendekati Rp 5.000,- lagi, kamu mungkin berpikir dua kali sebelum membeli. Kamu bisa lebih memilih untuk menjual saham milikmu sebelum harga mencapai Rp 5.000,- guna menghindari potensi kerugian jika harga saham berbalik arah turun. Resistance juga bisa berubah menjadi support jika harga berhasil menembus level resistance dan naik lebih tinggi. Misalnya, jika harga saham PT ABC berhasil naik di atas Rp 5.000,- dan bergerak stabil di harga yang lebih tinggi, maka level Rp 5.000,- tersebut menjadi level support. Dalam situasi ini, level tersebut menjadi titik di mana pembelian cukup kuat untuk mencegah penurunan harga lebih lanjut. Ingatlah, resistance bukanlah hukum fisika yang tak bisa dilanggar, melainkan alat bantu yang dapat membantu kamu membuat keputusan trading yang lebih bijaksana. Tentu saja, tidak ada jaminan bahwa resistance akan selalu mampu menahan pergerakan harga naik. Dalam beberapa situasi, harga bisa saja menembus resistance dan terus naik.

Bagaimana Resistance Berjalan?

Resistance dalam analisis teknikal bukanlah sebuah konsep yang rumit. Namun, pemahaman mendalam tentang bagaimana resistance berjalan bisa memberikan gambaran lebih jelas untuk kamu dalam berinvestasi atau trading. Mari kita bahas secara teknis dan rinci. Pertama-tama, resistance terbentuk ketika harga suatu aset mencapai level tertentu dan kemudian turun kembali. Hal ini biasanya terjadi karena peningkatan volume penjualan pada level harga tersebut. Investor dan trader mulai menjual aset mereka karena takut bahwa harga akan turun lebih lanjut. Ini berarti penjualan lebih besar dari pada pembelian, sehingga harga akhirnya turun. Untuk memahami bagaimana resistance berjalan, perhatikan chart harga suatu aset. Kamu mungkin akan melihat bahwa harga aset sering berbalik arah turun setelah mencapai level harga tertentu. Level harga ini adalah level resistance. Misalnya, jika harga saham PT ABC berbalik arah turun setelah mencapai Rp 5.000,- beberapa kali, maka kita bisa menyebut Rp 5.000,- sebagai level resistance untuk saham PT ABC. Namun, perlu diingat bahwa resistance bukanlah batas absolut yang tidak bisa ditembus. Harga bisa saja menembus resistance dan naik lebih tinggi. Dalam hal ini, level resistance lama bisa berubah menjadi level support baru. Selanjutnya, kamu perlu memahami bahwa resistance tidak selalu berada pada level harga yang tepat. Biasanya, resistance merupakan area harga, bukan titik harga. Area ini bisa cukup lebar atau sempit, tergantung pada volatilitas aset dan likuiditas pasar. Seringkali, ketika harga mendekati area resistance, volume perdagangan mulai meningkat. Ini karena banyak trader dan investor yang memutuskan untuk menjual aset mereka. Jika volume penjualan cukup besar, harga akan berbalik arah turun. Jika tidak, harga bisa menembus resistance dan terus naik.

Nanovest News v3.23.0