Go Private
Cari tahu apa itu Go Private, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest
Muhammad • Oct 30, 2024
Apa itu Go Private?
Go Private, atau sering disebut Going Private, adalah proses di mana perusahaan yang sebelumnya terdaftar di bursa efek dan sahamnya dapat diperdagangkan oleh publik, memutuskan untuk mengubah statusnya menjadi perusahaan privat.
Artinya, saham perusahaan tersebut tidak lagi tersedia untuk diperdagangkan secara publik, dan seluruh kepemilikan saham biasanya diambil alih oleh pemilik atau kelompok investor tertentu.
Kalau kamu sering memantau bursa saham, dan sering melihat saham tertentu yang masih diperdagangkan di bursa saham tersebut, namun tiba-tiba besoknya saham tersebut hilang dan tidak diperdagangkan lagi di bursa saham, maka saham atau perusahaan telah melakukan go private.
Bagaimana Proses Go Private Terjadi?
Proses going private oleh perusahaan biasanya cukup panjang, proses ini melibatkan pembelian kembali (buyback) saham-saham perusahaan yang beredar di pasar terbuka oleh pemilik, manajemen perusahaan, atau investor swasta.
Penawaran Buyout
Perusahaan atau kelompok investor menawarkan untuk membeli saham yang dimiliki oleh publik dengan harga premium (lebih tinggi dari harga pasar saat itu) guna mendorong pemegang saham untuk menjual saham mereka.
Persetujuan Pemegang Saham
Setelah penawaran buyout, perusahaan akan meminta persetujuan dari para pemegang saham. Jika mayoritas pemegang saham setuju dengan tawaran tersebut, maka perusahaan akan melanjutkan proses privatisasi.
Delisting
Setelah mayoritas saham berhasil diakuisisi, perusahaan akan mengajukan permohonan delisting dari bursa efek. Setelah itu, perusahaan tidak lagi memiliki kewajiban untuk melaporkan informasi keuangan secara publik.
Alasan Saham Menjadi Go Private
Ada beberapa alasan yang memungkinkan suatu saham untuk kembali menjadi go private, bisa jadi karena faktor internal maupun faktor eksternal dari suatu perusahaan, namun umumnya perusahaan melakukan go private karena beberapa alasan seperti:
Pengurangan Biaya Administratif
Perusahaan publik harus mematuhi berbagai peraturan dan kewajiban pelaporan yang membutuhkan biaya besar. Dengan menjadi privat, perusahaan dapat mengurangi biaya administratif dan fokus pada strategi bisnis jangka panjang
Kontrol Manajemen yang Lebih Besar
Dengan menjadi perusahaan privat, pemilik atau manajemen bisa memiliki kendali penuh atas keputusan perusahaan tanpa harus memperhatikan tuntutan atau tekanan dari investor publik.
Restrukturisasi atau Reorganisasi
Proses privatisasi juga sering kali dilakukan untuk merestrukturisasi perusahaan tanpa pengawasan atau tekanan dari pasar saham.
Menghindari Volatilitas Pasar
Fluktuasi harga saham di pasar publik dapat mengganggu operasional perusahaan. Dengan menjadi privat, perusahaan dapat bekerja dengan lebih stabil tanpa terpengaruh oleh perubahan harga saham yang terjadi secara tiba-tiba.
Bagaimana Investor Harus Merespon?
Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk going private, sebagai investor kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
Evaluasi Harga Penawaran
Biasanya, ketika perusahaan atau kelompok investor menawarkan untuk membeli saham publik, mereka akan menawarkan harga yang lebih tinggi dari harga pasar saat itu (harga premium). Ini dilakukan untuk mendorong para pemegang saham agar bersedia menjual sahamnya. Sebagai investor, kamu harus membandingkan harga penawaran dengan harga pasar dan mempertimbangkan apakah ini adalah waktu yang tepat untuk menjual sahammu.
Pertimbangkan Prospek Jangka Panjang
Jika kamu yakin bahwa perusahaan tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang besar di masa depan, kamu bisa memilih untuk tetap memegang saham meskipun perusahaan berubah menjadi privat. Namun, kamu juga harus menyadari bahwa saham yang kamu pegang akan menjadi kurang likuid karena tidak lagi diperdagangkan di bursa saham.
Konsultasi dengan Ahli Keuangan
Jika kamu ragu dengan keputusan yang akan diambil, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan seorang ahli keuangan atau penasihat investasi. Mereka dapat memberikan panduan lebih rinci tentang dampak jangka panjang dari keputusan going private pada portofolio investasimu.
Menganalisis Alasan Go Private
Sebagai pemegang saham, penting untuk memahami mengapa perusahaan tersebut memutuskan untuk menjadi privat. Jika alasan di balik going private adalah restrukturisasi yang kuat atau pengurangan biaya yang signifikan, ini mungkin menjadi pertanda baik untuk masa depan perusahaan. Namun, jika alasannya tidak jelas atau terkait dengan masalah internal, kamu mungkin perlu berhati-hati sebelum memutuskan apakah akan tetap berinvestasi.
Saham Global yang Menjadi Go Private setelah Pernah Go Public
Setelah mengetahui tentang definisi dan seluk beluk saham yang menjadi go private, selanjutnya kamu wajib tahu beberapa contoh perusahaan global yang pernah terdaftar sebagai perusahaan publik, namun kemudian memutuskan untuk going private. Di antaranya adalah:
Dell Technologies (2013):** Dell memutuskan untuk menjadi privat dalam kesepakatan besar yang dipimpin oleh pendirinya, Michael Dell, dan perusahaan investasi Silver Lake. Keputusan ini diambil untuk memungkinkan perusahaan melakukan restrukturisasi besar tanpa tekanan dari pemegang saham publik. Namun, pada akhirnya pada tahun 2018 Dell Technologies kembali go public setelah melakukan restrukturisasi perusahaan.
Heinz (2013):** Setelah beberapa dekade sebagai perusahaan publik, Heinz dibeli oleh Berkshire Hathaway dan 3G Capital, dan kemudian diubah menjadi perusahaan privat. Proses ini dilakukan untuk membantu perusahaan fokus pada efisiensi dan ekspansi pasar global.
Toys 'R' Us (2005):** Sebelum akhirnya bangkrut pada 2017, Toys 'R' Us pernah memutuskan untuk menjadi perusahaan privat setelah diakuisisi oleh beberapa perusahaan ekuitas swasta. Namun, privatisasi ini tidak berhasil menyelamatkan perusahaan dari persaingan pasar yang ketat.
Hilton Worldwide (2007):**Perusahaan hotel besar ini dibeli oleh Blackstone Group dan memutuskan untuk menjadi privat dalam salah satu kesepakatan pembelian terbesar di sektor perhotelan. Beberapa tahun kemudian, Hilton kembali go public setelah restrukturisasi besar-besaran.
Pantau Saham Global Di Nanovest
Jadi, setelah mengetahui tentang definisi go private bagi suatu saham perusahaan, kamu sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang proses, alasan, dan contoh perusahaan yang melakukan privatisasi setelah sebelumnya terdaftar sebagai perusahaan publik.
Jika kamu tertarik untuk memantau saham global atau peluang investasi lainnya, kamu bisa menggunakan platform Nanovest, yang memungkinkan kamu untuk mengikuti perkembangan pasar saham dan aset digital dengan mudah.
Jadi, jangan lupa untuk download Nanovest sekarang juga di Play Store atau App Store dan mulai investasi saham #AmanSamaNano.