Portofolio Investasi (Portfolio Investment)

Portofolio Investasi (Portfolio Investment)

article author image

KikiJul 1, 2024

article cover image

Apa itu Investasi Portofolio (Portfolio Investment)?

Investasi portofolio adalah kepemilikan saham, obligasi, atau aset keuangan lainnya dengan harapan akan memperoleh pengembalian atau pertumbuhan nilai dari waktu ke waktu atau keduanya. Ini memerlukan kepemilikan aset pasif atau lepas tangan dibandingkan dengan investasi langsung, yang akan melibatkan peran manajemen aktif.
Portfolio Investment dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
  1. Investasi strategis melibatkan pembelian aset keuangan untuk potensi pertumbuhan jangka panjang atau hasil pendapatan mereka, atau keduanya, untuk mempertahankan aset tersebut untuk waktu yang lama.
  2. Pendekatan taktis dalam berdagang seringkali melibatkan aktivitas jual beli aktif dengan tujuan mencapai keuntungan jangka pendek.
  3.  

    Memahami Investasi Portofolio

    Istilah investasi portofolio merujuk pada strategi investasi yang melibatkan alokasi dana ke berbagai kelas aset untuk mencapai tujuan diversifikasi dan manajemen risiko. Beberapa kelas aset yang biasanya termasuk dalam portofolio investasi meliputi:
    • Saham: Menyatakan kepemilikan dalam sebuah perusahaan.
    • Obligasi Pemerintah dan Korporasi: Surat utang yang dapat diperdagangkan dari pemerintah atau perusahaan.
    • Trust Investasi Real Estat (REIT): Investasi dalam properti real estat yang diperdagangkan di pasar saham.
    • Reksa Dana: Dana tersebut kemudian diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang, sesuai dengan tujuan investasi yang ditetapkan dalam prospektus reksa dana.
    • Dana yang Diperdagangkan di Bursa (ETF): Mirip dengan reksa dana, tetapi diperdagangkan seperti saham di bursa.
    • Sertifikat Deposito Bank: Investasi yang relatif aman dengan tingkat bunga tetap.
    • Investasi portofolio dapat mencakup berbagai instrumen, termasuk opsi dan derivatif seperti waran dan kontrak berjangka. Penggunaan opsi dan derivatif dapat memberikan fleksibilitas tambahan dalam manajemen portofolio, tetapi juga melibatkan risiko yang lebih tinggi dan memerlukan pemahaman yang mendalam.
      Dengan mencakup berbagai jenis aset, investasi portofolio bertujuan untuk mengurangi risiko keseluruhan dan mencapai tujuan investasi jangka panjang. 
      Ada juga investasi fisik seperti real estat, komoditas, seni, tanah, kayu, dan emas.
      Investasi portofolio mencakup kepemilikan berbagai aset yang dibeli dengan tujuan menghasilkan pengembalian investasi, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Investasi portofolio dapat berupa apa saja mulai dari saham, kripto atau reksa dana hingga real estat atau seni.
      Investasi portofolio merujuk pada strategi investasi di mana investor mengalokasikan dana mereka ke berbagai jenis aset dengan tujuan mencapai diversifikasi dan manajemen risiko. Portofolio investasi dapat mencakup berbagai instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, reksa dana, ETF (Dana yang Diperdagangkan di Bursa), properti real estat, dan instrumen keuangan lainnya. Beberapa poin yang relevan dengan investasi portofolio:
      1. Diversifikasi: Tujuan utama dari investasi portofolio adalah mencapai diversifikasi, yaitu menyebarkan risiko investasi di antara berbagai jenis aset. Dengan memiliki sejumlah besar aset yang berbeda, investor dapat mengurangi risiko spesifik yang terkait dengan satu jenis aset atau sektor tertentu.
      2. Jangka Waktu: Investasi portofolio dapat diarahkan untuk mencapai tujuan jangka pendek atau jangka panjang. Strategi jangka pendek mungkin lebih berfokus pada volatilitas pasar dan perubahan harga yang cepat, sementara strategi jangka panjang mungkin bertujuan untuk pertumbuhan modal yang berkelanjutan.
      3. Kelas Aset: Portofolio dapat mencakup berbagai kelas aset, termasuk saham (ekuitas), obligasi (surat utang), properti real estat, dan instrumen keuangan lainnya. Setiap kelas aset memiliki karakteristik risiko dan pengembalian yang berbeda-beda.
      4. Manajemen Risiko: Penting untuk melakukan manajemen risiko yang efektif dalam investasi portofolio. Ini melibatkan pemahaman risiko yang terkait dengan setiap aset, penentuan tingkat toleransi risiko investor, dan penerapan strategi untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan.
      5. Pengelolaan Aktif vs. Pasif: Investor dapat memilih untuk mengelola portofolio secara aktif atau pasif. Pengelolaan aktif melibatkan pemilihan dan perdagangan aktif aset untuk menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi daripada indeks pasar, sementara pengelolaan pasif melibatkan replikasi indeks pasar.
      6. Evaluasi dan Penyesuaian: Portofolio perlu dievaluasi secara berkala, dan jika diperlukan, disesuaikan sesuai dengan perubahan tujuan investasi, kondisi pasar, dan situasi finansial.
      7. Investasi portofolio memerlukan pemahaman yang baik tentang pasar keuangan, kelas aset, dan strategi investasi. Juga, penting untuk mempertimbangkan profil risiko dan tujuan investasi pribadi saat membangun portofolio. 

         

        Membuat Pilihan Investasi

        Komposisi investasi dalam portofolio tergantung pada sejumlah faktor. Yang paling penting adalah toleransi investor terhadap risiko dan cakrawala investasi. Apakah investor itu seorang profesional muda dengan anak-anak, orang dewasa yang menantikan masa tua, atau seorang pensiunan yang mencari tambahan penghasilan yang dapat diandalkan?
        Toleransi risiko adalah faktor kunci dalam menentukan komposisi portofolio investasi seseorang. Investor dengan toleransi risiko lebih besar cenderung memilih investasi yang memiliki potensi pertumbuhan yang lebih tinggi, seperti saham pertumbuhan, real estat, sekuritas internasional, dan opsi.
        Sementara itu, investor yang lebih konservatif mungkin memilih instrumen yang dianggap lebih stabil, seperti obligasi pemerintah dan saham blue-chip, yang umumnya dianggap memiliki risiko lebih rendah dibandingkan dengan saham dari perusahaan yang lebih kecil atau baru.
        Dengan memahami toleransi risiko dan tujuan investasi pribadi, investor dapat merancang portofolio yang sesuai dengan profil risiko mereka dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Diversifikasi, atau penyebaran investasi di berbagai kelas aset, juga dapat membantu mengurangi risiko keseluruhan dalam portofolio.
        Dalam skala yang lebih besar, reksa dana dan investor institusional berada dalam bisnis investasi portofolio. Untuk investor institusional terbesar seperti dana pensiun dan dana pemerintah. Investasi portofolio oleh investor institusi umumnya dilakukan untuk jangka panjang dan relatif konservatif.
        Dana pensiun dan dana abadi perguruan tinggi tidak diinvestasikan dalam saham spekulatif. Investor yang menabung untuk masa depan atau masa tua seringkali dianjurkan untuk membangun portofolio yang terdiversifikasi dan berbiaya rendah.
        Diversifikasi membantu mengurangi risiko dengan menyebar investasi di berbagai kelas aset, sehingga perubahan nilai satu aset tidak secara signifikan mempengaruhi seluruh portofolio. Ini dapat mencakup saham, obligasi, dan mungkin juga instrumen lain seperti reksa dana.
        Investasi berbiaya rendah juga merupakan pertimbangan penting. Biaya-biaya seperti beban penjualan dan manajemen dapat mengurangi hasil investasi jangka panjang. Pemilihan reksa dana indeks, yang melacak kinerja indeks pasar, seringkali dianggap sebagai cara efektif untuk mencapai diversifikasi yang baik dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana yang dikelola secara aktif.
        Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, investor dapat membangun portofolio yang sesuai dengan tujuan masa depan mereka dengan risiko yang dapat diterima.
        Mereka yang menginginkan pendekatan yang lebih praktis dapat mengubah alokasi portofolio mereka dengan menambahkan kelas aset tambahan seperti kripto, dan saham AS dan emas ke dalam campuran portofolio.

         

        Nanovest News v3.21.0