Obligasi
Cari tahu apa itu Obligasi, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest
Rendy • Jul 1, 2024
Pengertian Obligasi
Para pengamat ekonomi dan investasi sering kali menemukan obligasi sebagai instrumen penting dalam portofolio mereka. Sebelum menggali lebih dalam, mari kita lihat dua definisi dari pakar keuangan tentang apa itu obligasi. Frank J. Fabozzi, seorang pakar dalam bidang analisis obligasi dan manajemen portofolio, mendefinisikan obligasi sebagai "surat berharga jangka panjang yang merupakan bukti utang atau piutang yang diterbitkan oleh suatu entitas". Sementara itu, menurut Zvi Bodie, seorang ekonom yang terkenal dalam bidang keuangan dan manajemen investasi, obligasi adalah "sebuah kontrak yang mewajibkan penerbit obligasi untuk membayar bunga kepada pemegang obligasi pada interval yang telah ditentukan dan membayar nilai nominal obligasi saat jatuh tempo". Obligasi, dalam konteks keuangan, adalah instrumen utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah untuk memperoleh dana. Pada dasarnya, ketika kamu membeli obligasi, kamu meminjamkan uangmu kepada penerbit obligasi. Sebagai gantinya, penerbit obligasi akan membayar bunga secara periodik dan akan mengembalikan nilai pokok obligasi ketika jatuh tempo. Dengan kata lain, obligasi adalah janji untuk membayar kembali uang yang dipinjam ditambah dengan bunga. Jangka waktu obligasi bisa bervariasi, mulai dari beberapa bulan hingga puluhan tahun. Bunga obligasi, atau yang dikenal sebagai kupon, biasanya dibayarkan setiap enam bulan.
Jenis-Jenis Obligasi
Berikut ini adalah beberapa jenis obligasi yang paling umum dalam dunia keuangan:
- Obligasi Pemerintah: Diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai kegiatan dan proyek pemerintah. Jenis obligasi ini umumnya dianggap aman karena didukung oleh pemerintah.
- Obligasi Korporasi: Diterbitkan oleh perusahaan untuk membiayai berbagai kegiatan, seperti ekspansi bisnis atau pembelian aset. Risiko dari obligasi ini lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah.
- Obligasi Konversi: Obligasi ini memberikan pemegangnya hak untuk mengkonversi obligasi menjadi saham di perusahaan penerbit.
- Obligasi Zero Coupon: Obligasi ini tidak membayar bunga secara periodik. Sebagai gantinya, obligasi ini dijual dengan diskon dari nilai nominalnya dan akan dibayar penuh saat jatuh tempo.
- Obligasi Berkelanjutan: Obligasi yang dapat diterbitkan kembali oleh emiten dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas selama periode penawaran masih berlaku.
Karakteristik Obligasi
Obligasi memiliki beberapa karakteristik khas, antara lain:
- Nilai nominal: Jumlah uang yang akan dibayarkan kembali kepada pemegang obligasi ketika jatuh tempo.
- Kupon: Bunga yang akan dibayar kepada pemegang obligasi. Bisa berbentuk bunga tetap atau bunga mengambang.
- Tanggal jatuh tempo: Tanggal ketika penerbit obligasi harus membayar kembali nilai nominal obligasi.
- Harga pasar: Harga obligasi di pasar, yang bisa berubah-ubah tergantung pada suku bunga dan kredibilitas penerbit obligasi.
- Rating kredit: Penilaian tentang kemampuan penerbit obligasi untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunganya dan pengembalian nilai nominalnya.
Mengetahui berbagai jenis dan karakteristik obligasi dapat membantu kamu dalam membuat keputusan investasi yang tepat. Seiring dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang obligasi, kamu akan lebih siap untuk menavigasi dunia investasi dengan kepercayaan diri dan pengetahuan yang cukup.
Manfaat Obligasi
Ketika berbicara tentang obligasi, ada beberapa manfaat utama yang bisa kamu dapatkan sebagai investor. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Pendapatan tetap: Dengan memiliki obligasi, kamu akan menerima pembayaran bunga secara periodik. Ini adalah sumber pendapatan tetap yang bisa diandalkan.
- Perlindungan modal: Jika kamu memegang obligasi sampai jatuh tempo, kamu akan menerima kembali modal yang kamu investasikan. Ini bisa memberikan perlindungan terhadap modal yang kamu miliki.
- Diversifikasi: Obligasi memberikan diversifikasi bagi portofolio investasi. Hal ini bisa membantu mengurangi risiko.
- Potensi keuntungan capital gain: Jika harga obligasi naik, kamu bisa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli, sehingga kamu mendapatkan keuntungan dari selisih harga tersebut.
Contoh Obligasi di Indonesia
Berikut adalah beberapa contoh obligasi yang diterbitkan di Indonesia:
- Obligasi Negara Ritel (ORI): Diterbitkan oleh pemerintah Indonesia dan ditujukan untuk individu atau investor ritel. ORI menawarkan tingkat return yang menarik dengan risiko yang relatif rendah.
- Obligasi Korporasi: Banyak perusahaan di Indonesia yang menerbitkan obligasi untuk membiayai ekspansi mereka. Misalnya, PT Unilever Indonesia Tbk yang menerbitkan obligasi untuk membiayai operasional perusahaan.
- Sukuk Ritel: Sukuk adalah obligasi syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Sukuk ritel sering diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.
- Obligasi Konversi: Beberapa perusahaan, seperti PT Bakrie Telecom Tbk, telah menerbitkan obligasi konversi yang memberikan pemegangnya hak untuk mengkonversi obligasi menjadi saham.
- Obligasi Berkelanjutan: PT Bank Negara Indonesia Tbk adalah contoh perusahaan yang menerbitkan obligasi berkelanjutan.
Perbedaan Obligasi dan Saham
Sementara obligasi dan saham adalah dua jenis investasi yang populer, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
- Kepemilikan: Ketika kamu membeli saham, kamu menjadi pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Sementara itu, membeli obligasi berarti kamu menjadi kreditur perusahaan atau pemerintah yang menerbitkan obligasi.
- Pembayaran: Pemegang saham berhak menerima dividen, yang merupakan bagian dari laba perusahaan. Sedangkan pemegang obligasi menerima bunga yang dibayarkan secara periodik.
- Risiko: Saham umumnya lebih berisiko dibandingkan obligasi karena nilai saham bisa turun hingga nol jika perusahaan bangkrut. Sementara itu, jika sebuah perusahaan bangkrut, pemegang obligasi akan dibayar sebelum pemegang saham.
- Nilai Pasar: Harga saham dapat berfluktuasi secara signifikan dalam waktu singkat, sementara obligasi cenderung lebih stabil.
Jadi, baik obligasi maupun saham memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pilihan terbaik tergantung pada tujuan, kebutuhan, dan toleransi risiko kamu sebagai investor.