MACD (Moving Average Convergence Divergence)

Cari tahu apa itu MACD (Moving Average Convergence Divergence), fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest

article author image

RendyJul 1, 2024

article cover image

Apa itu MACD (Moving Average Convergence Divergence)?

Moving Average Convergence Divergence atau yang lebih dikenal sebagai MACD, adalah alat yang paling populer dan banyak digunakan dalam dunia trading dan investasi. Tak ada yang bisa membantah bobot signifikansi MACD dalam analisis teknikal. Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mereka mengenai MACD.

  • Menurut Gerald Appel, pendiri perusahaan analisis keuangan Signalert Corporation dan juga pencipta MACD, alat ini adalah sebuah indikator momentum yang menunjukkan hubungan antara dua moving averages dari harga penutupan.
  • Thomas Bulkowski, seorang trader veteran dan penulis berbagai buku tentang analisis teknikal, menjelaskan bahwa MACD adalah indikator trend yang mengikuti pasar, dirancang untuk mengidentifikasi perubahan tren.

Berdasarkan 2 pakar di atas, MACD adalah alat analisis teknikal yang menggunakan perbedaan antara dua rata-rata bergerak eksponensial (Exponential Moving Average, EMA) untuk menghasilkan sinyal trading. Nilai MACD dihitung dengan mengurangi EMA dengan periode lebih pendek (biasanya 12 hari) dari EMA dengan periode yang lebih panjang (biasanya 26 hari). Hasil perhitungan ini akan menghasilkan garis MACD yang selanjutnya diolah dengan menghitung EMA dari garis MACD tersebut dengan periode yang lebih pendek (biasanya 9 hari), yang dikenal sebagai garis sinyal. Dalam MACD juga ada istilah histogram, yaitu visualisasi dari jarak antara garis MACD dan garis sinyal.

Bagaimana Cara Kerja MACD?

MACD beroperasi di prinsip konvergensi dan divergensi. Konvergensi terjadi ketika dua moving averages bergerak mendekati satu sama lain, sedangkan divergensi adalah kebalikannya, yaitu ketika dua moving averages menjauh satu sama lain. Garis MACD dan garis sinyal biasanya ditampilkan bersama dalam chart harga untuk mempermudah pemahaman. Saat garis MACD memotong garis sinyal ke arah atas, itu adalah sinyal beli. Sedangkan saat garis MACD memotong garis sinyal ke arah bawah, itu adalah sinyal jual. Selain itu, ada konsep 'histogram' dalam MACD. Histogram adalah visualisasi dari perbedaan antara garis MACD dan garis sinyal. Ketika histogram positif (di atas nol), itu menunjukkan bahwa garis MACD berada di atas garis sinyal, yang biasanya diinterpretasikan sebagai sinyal bullish (tren naik).  Sebaliknya, ketika histogram negatif (di bawah nol), itu menunjukkan bahwa garis MACD berada di bawah garis sinyal, yang biasanya diinterpretasikan sebagai sinyal bearish (tren turun). MACD tidak hanya menghasilkan sinyal beli dan jual, tetapi juga memberikan gambaran tentang momentum dan kekuatan tren. Sejauh mana garis MACD dan garis sinyal dari garis nol mencerminkan kekuatan tren. Jika mereka jauh dari garis nol, itu menunjukkan tren yang kuat. Jika mereka dekat dengan garis nol, itu menunjukkan tren yang lemah.

Apa Fungsi Utama MACD?

MACD memiliki beberapa fungsi utama dalam trading, antara lain:

  • Identifikasi Awal Trend: MACD digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan awal dan akhir suatu trend. Ini penting karena mengetahui kapan sebuah trend mungkin dimulai atau berakhir dapat membantu trader dalam mengambil keputusan transaksi.
  • Mengukur Kekuatan Trend: MACD juga berguna dalam mengukur kekuatan trend. Jarak antara garis MACD dan garis sinyal dapat memberikan indikasi seberapa kuat trend tersebut.
  • Menyediakan Sinyal Beli atau Jual: Salah satu fungsi utama MACD adalah menyediakan sinyal beli dan jual. Ketika garis MACD memotong garis sinyal ke atas, itu adalah sinyal beli, dan sebaliknya.

3 Variasi Penggunaan MACD

MACD pada dasarnya adalah alat tunggal, namun ada beberapa variasi dalam perhitungannya dan penggunaannya, berikut ini adalah beberapa jenis perhitungan MACD yang paling umum digunakan:

  • MACD Tradisional: Ini adalah perhitungan MACD yang paling umum dan sering digunakan, dengan EMA 12 hari dan EMA 26 hari sebagai dasar perhitungan, serta EMA 9 hari dari hasilnya sebagai garis sinyal.
  • MACD Periode Pendek: MACD ini menggunakan EMA 5 hari dan EMA 12 hari sebagai dasar perhitungan, dan EMA 5 hari dari hasilnya sebagai garis sinyal. MACD periode pendek ini lebih cepat memberikan sinyal, namun juga berisiko memberikan lebih banyak sinyal palsu.
  • MACD Periode Panjang: Sebaliknya, MACD ini menggunakan EMA 19 hari dan EMA 39 hari sebagai dasar perhitungan, dan EMA 9 hari dari hasilnya sebagai garis sinyal. MACD periode panjang ini lebih lambat memberikan sinyal, namun sinyal yang diberikan biasanya lebih akurat.

Perlu diingat bahwa jenis-jenis MACD ini hanyalah variasi dalam perhitungan dan penggunaan. Jenis MACD mana yang paling baik untuk digunakan sangat bergantung pada preferensi dan strategi trading masing-masing trader.

Kelebihan dan Kekurangan MACD

Seperti alat analisis teknikal lainnya, MACD juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan:

  • Multifungsi: MACD tidak hanya memberikan sinyal beli dan jual, tetapi juga memberikan informasi tentang kekuatan trend dan momentum pasar.
  • Relatif Mudah Dipahami: Dibandingkan dengan beberapa indikator teknikal lainnya, MACD relatif mudah dipahami dan diinterpretasikan, terutama bagi trader pemula.
  • Dapat Digunakan di Semua Pasar: MACD dapat digunakan dalam berbagai jenis pasar, baik itu pasar saham, kripto, forex, komoditas, dan lainnya.

Kekurangan:

  • Dapat Menghasilkan Sinyal Salah: Seperti indikator teknikal lainnya, MACD bisa saja menghasilkan sinyal yang salah, terutama di pasar yang volatil.
  • Lambat Merespons Perubahan Harga: Karena MACD dihitung berdasarkan moving averages, indikator ini cenderung lambat dalam merespons perubahan harga.
  • Mungkin Tidak Efektif di Pasar Sideways: MACD paling efektif digunakan di pasar yang sedang trending. Di pasar yang sideways atau tidak memiliki trend yang jelas, MACD mungkin tidak begitu efektif.

Bagaimana Cara Membaca MACD?

Membaca MACD cukup sederhana. Berikut ini adalah panduan singkat untuk membaca MACD:

  • Sinyal Beli: Sinyal beli dihasilkan ketika garis MACD (biasanya garis biru) memotong garis sinyal (biasanya garis merah) dari bawah ke atas. Sinyal ini biasanya diikuti oleh pergerakan bullish.
  • Sinyal Jual: Sinyal jual dihasilkan ketika garis MACD memotong garis sinyal dari atas ke bawah. Sinyal ini biasanya diikuti oleh pergerakan bearish.
  • Kekuatan Trend: Jarak antara garis MACD dan garis sinyal bisa memberikan indikasi tentang kekuatan trend. Jika jaraknya cukup jauh, itu bisa menunjukkan trend yang kuat. Sebaliknya, jika jaraknya dekat, itu bisa menunjukkan trend yang lemah.
  • Divergensi: Divergensi terjadi ketika ada perbedaan antara apa yang ditunjukkan oleh harga dan apa yang ditunjukkan oleh MACD. Misalnya, jika harga mencapai tingkat tinggi baru tetapi MACD tidak, itu bisa menjadi tanda bahwa trend mungkin akan berbalik.

Ingatlah bahwa indikator ini seharusnya digunakan dalam kombinasi dengan alat analisis lainnya untuk hasil terbaik.

Apa Perbedaan MACD dan Relative Strength Index (RSI)?

MACD dan RSI adalah dua indikator teknikal yang berbeda, dan keduanya memiliki kegunaan masing-masing. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara MACD dan RSI:

  • Fungsi dan Cara Kerja: MACD digunakan untuk mengidentifikasi potensi awal dan akhir suatu tren, mengukur kekuatan tren, serta memberikan sinyal beli dan jual. Sedangkan RSI digunakan untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold, serta potensi pembalikan tren.
  • Cara Penghitungan: MACD dihitung dengan mengurangi EMA periode lebih pendek dari EMA periode lebih panjang, dan kemudian menghitung EMA dari hasilnya untuk menghasilkan garis sinyal. Sementara itu, RSI dihitung dengan mengambil rata-rata kenaikan harga pada periode waktu tertentu, dibagi dengan rata-rata penurunan harga pada periode waktu yang sama.
  • Sinyal yang Diberikan: MACD memberikan sinyal beli ketika garis MACD memotong garis sinyal ke atas, dan sinyal jual ketika garis MACD memotong garis sinyal ke bawah. Di sisi lain, RSI memberikan sinyal beli ketika indeks bergerak di atas 30 (menunjukkan kondisi oversold), dan sinyal jual ketika indeks bergerak di bawah 70 (menunjukkan kondisi overbought).

Keduanya adalah alat yang sangat berguna dalam analisis teknikal, dan dapat digunakan secara komplementer untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang pergerakan pasar.

Nanovest News v3.21.0