Overvalued
Cari tahu apa itu Overvalued, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest
Kiki • Jul 1, 2024
Apa Itu Overvalued?
Saham yang dinilai overvalued memiliki harga saat ini yang tidak sesuai dengan prospek pendapatannya, yang dikenal sebagai proyeksi laba, atau rasio harga-pendapatan price earning ratio (P/E). Oleh karena itu, para analis dan pakar ekonomi lainnya memperkirakan harga saham tersebut akan turun pada akhirnya.
Overvalued dapat terjadi akibat peningkatan perdagangan emosional, atau pengambilan keputusan yang tidak logis dan berdasarkan naluri yang secara artifisial menaikkan harga pasar saham. Overvalued juga dapat terjadi karena memburuknya fundamental dan kekuatan finansial perusahaan. Calon investor berusaha menghindari pembayaran lebih untuk saham.
Sekelompok kecil ahli teori pasar percaya bahwa pasar pada dasarnya adalah efisien sempurna. Mereka berpendapat bahwa analisis fundamental suatu saham adalah kegiatan yang sia-sia karena pasar saham itu maha tahu.
Oleh karena itu, saham tidak mungkin benar-benar undervalued atau overvalued. Sebaliknya, analis fundamental sangat yakin bahwa selalu ada peluang untuk menemukan saham yang undervalued dan overvalued karena pasar tidak rasional seperti para pesertanya.
Saham-saham yang overvalued sangat ideal bagi investor yang ingin mengambil posisi jual. Ini berarti menjual saham untuk mengambil untung dari penurunan harga yang diantisipasi. Investor juga dapat memperdagangkan saham yang dinilai terlalu tinggi dengan harga premium karena merek, manajemen yang unggul, atau faktor lain yang meningkatkan nilai pendapatan satu perusahaan dibandingkan perusahaan lain.
Cara Menemukan Saham Overvalued
Analisis laba relatif adalah cara paling umum untuk mengidentifikasi saham overvalued. Metrik ini membandingkan laba dengan beberapa nilai pasar yang sebanding, seperti harga. Perbandingan yang paling populer adalah rasio P/E, yang menganalisis harga saham perusahaan relatif terhadap pendapatannya.
Analis yang mencari saham untuk dijual mungkin mencari perusahaan yang dinilai terlalu tinggi dengan rasio P/E yang tinggi, terutama jika dibandingkan dengan perusahaan lain di sektor yang sama atau kelompok sejenis.
Sebagai contoh, asumsikan sebuah perusahaan memiliki harga saham $100 dan laba per saham $2. Perhitungan rasio P/E ditentukan dengan membagi harga dengan laba ($100/$2 = 50). Jadi, dalam contoh ini, sekuritas diperdagangkan dengan harga 50 kali pendapatan.
Jika perusahaan yang sama memiliki tahun yang sama dan menghasilkan EPS sebesar $10, rasio P/E yang baru adalah $100 dibagi $10, atau 10 kali ($100/$10 = 10). Kebanyakan orang akan menganggap perusahaan tersebut dinilai overvalued pada P/E 50, tetapi mungkin dinilai terlalu rendah pada P/E 10.
Meskipun, menurut definisi, sebuah saham dinilai overvalued hanya berdasarkan pendapat seorang analis, situs web The Motley Fool tidak pernah ragu-ragu untuk menimbang. Contohnya, mereka menganggap raksasa farmasi Eli Lilly and CompanyEly Lilly sebagai saham yang terlalu mahal karena valuasi perusahaan mencapai "tingkat yang tidak dapat dipertahankan setelah kenaikan meteorik perusahaan selama akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020."
Menurut The Motley Fool, pada Januari 2020, saham perusahaan ini merupakan yang termahal kedua di antara perusahaan-perusahaan sejenis di industri ini, dan Eli Lilly mungkin akan kesulitan untuk menghasilkan pertumbuhan yang diharapkan secara konsisten.
Tanda Saham Overvalued
Sangat penting bagi investor untuk mengetahui tanda-tanda bahwa suatu saham terlalu mahal atau terlalu berharga. Semakin cepat investor mengetahui bahwa saham tersebut overvalued, semakin mudah bagi mereka untuk menghindari kerugian dalam investasi mereka. Tanda-tanda saham yang overvalued, antara lain:
Cara Mengetahui Saham Overvalued
Menilai apakah suatu saham overvalued atau tidak melibatkan analisis berbagai faktor terkait kinerja perusahaan, valuasi, dan kondisi pasar. Berikut adalah beberapa cara untuk menilai apakah suatu saham mungkin overvalued:
Penting untuk diingat bahwa analisis ini tidak selalu memberikan jawaban yang pasti, dan keputusan investasi sebaiknya didasarkan pada kombinasi analisis fundamental dan teknikal, serta pemahaman mendalam tentang perusahaan dan kondisi pasar. Selalu bijak dalam mengelola risiko dan pertimbangkan diversifikasi portofolio.