Resesi

Cari tahu apa itu Resesi, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest

article author image

RendyJul 1, 2024

article cover image

Apa itu Resesi?

Menurut National Bureau of Economic Research (NBER), resesi adalah penurunan yang signifikan dalam aktivitas ekonomi yang berlangsung lebih dari beberapa bulan. Dalam penjelasan NBER, resesi dipantau dan diukur melalui penurunan real income, pengangguran, produksi, dan penjualan eceran dan grosir. Ben S. Bernanke, mantan ketua Federal Reserve, mendefinisikan resesi sebagai periode ketika ekonomi tumbuh secara negatif, dengan penurunan dalam output dan pekerjaan. Bernanke menambahkan bahwa resesi biasanya diikuti oleh penurunan pendapatan dan konsumsi. Melihat dari 2 pernyataan di atas, resesi adalah periode penurunan ekonomi yang berkepanjangan dan umum. Dalam periode ini, negara mengalami penurunan dalam output ekonomi, penghasilan, penjualan, dan pekerjaan. Dalam keadaan resesi, pertumbuhan ekonomi menjadi negatif. Ini artinya ekonomi mengecil, bukan tumbuh. Resesi biasanya ditandai dengan berbagai indikator ekonomi. Misalnya, penurunan penjualan, penghasilan, produksi, dan peningkatan tingkat pengangguran. Lebih jauh, resesi dapat menyebabkan berbagai masalah ekonomi dan sosial, termasuk peningkatan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.

5 Penyebab Resesi

1. Kebijakan Moneter yang Ketat Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, resesi bisa disebabkan oleh kebijakan moneter yang ketat dari bank sentral, seperti peningkatan suku bunga. 2. Gejolak Ekonomi Global Gejolak ekonomi global, seperti krisis ekonomi di negara lain, dapat menjadi pemicu resesi. Ini bisa menurunkan permintaan ekspor, yang berdampak negatif pada ekonomi suatu negara. 3. Krisis Kepercayaan Krisis kepercayaan konsumen atau investor juga bisa menjadi pemicu resesi. Jika konsumen atau investor khawatir tentang masa depan ekonomi, mereka mungkin akan menahan belanja atau investasi, yang bisa menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi. 4. Bencana Alam Bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, atau kebakaran hutan, dapat menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi suatu negara, yang dapat memicu resesi. 5. Krisis Keuangan Krisis keuangan, seperti runtuhnya pasar saham atau krisis perbankan, bisa memicu resesi. Krisis semacam ini bisa menghancurkan kekayaan dan kepercayaan, yang bisa mempengaruhi konsumsi dan investasi.

5 Dampak Resesi

1. Pengangguran Dalam resesi, banyak perusahaan merasa terpaksa memotong biaya dengan melakukan PHK, yang berarti peningkatan tingkat pengangguran. 2. Inflasi Inflasi seringkali menjadi dampak lain dari resesi. Ketika ekonomi mengecil, nilai uang cenderung menurun, yang berarti harga barang dan jasa naik. 3. Penurunan Pendapatan dan Konsumsi Resesi berarti penurunan pendapatan bagi banyak individu dan bisnis. Ini berdampak pada konsumsi, karena dengan pendapatan yang lebih rendah, konsumen cenderung mengurangi belanja. 4. Kesenjangan Ekonomi Resesi seringkali melebarkan kesenjangan ekonomi. Orang-orang yang sudah miskin sebelum resesi cenderung menjadi lebih miskin, sementara orang kaya seringkali dapat menahan dampak resesi dengan lebih baik. 5. Dampak pada Kesehatan Resesi juga dapat mempengaruhi kesehatan. Pengangguran dan penurunan pendapatan dapat menimbulkan stres, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Selain itu, penurunan pendapatan juga dapat mempengaruhi akses ke perawatan kesehatan.

Apakah Resesi dapat Diprediksi?

Memperkirakan atau memprediksi resesi bukanlah tugas yang mudah. Banyak faktor yang bermain dan sering kali interaksi antar faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil akhir. Ekonomi adalah sistem yang sangat kompleks, dan ada banyak variabel yang perlu dipertimbangkan. Ini melibatkan segalanya, mulai dari data ekonomi makro seperti tingkat pengangguran dan inflasi, hingga sentimen konsumen dan investor. Ekonom menggunakan berbagai alat dan model untuk mencoba memprediksi resesi, termasuk indikator ekonomi, analisis tren, dan model ekonometrik. Namun, prediksi ini selalu memiliki tingkat ketidakpastian. Tidak ada yang bisa meramalkan masa depan dengan pasti, dan ekonomi global terlalu kompleks untuk dipahami sepenuhnya oleh model-model yang ada. Jadi, sementara resesi mungkin bisa diprediksi hingga batas tertentu, sangat penting untuk mengingat bahwa prediksi ini selalu memiliki tingkat ketidakpastian dan sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya dasar dalam pengambilan keputusan.

Tips Bagi Investor Saham dalam Menghadapi Resesi

Berikut ini adalah beberapa tips bagi investor saham dalam menghadapi resesi: 1. Tetap Tenang Saat terjadi resesi, pasar saham biasanya akan jatuh, dan kamu mungkin melihat nilai investasi kamu menurun. Namun, hal yang paling penting adalah tetap tenang. Jangan biarkan emosi mempengaruhi keputusan investasi kamu. 2. Diversifikasi Portofolio Memiliki portofolio yang beragam dapat membantu melindungi nilai investasi kamu selama resesi. Dengan berinvestasi di berbagai sektor dan aset, kamu bisa mengurangi risiko kerugian. 3. Melihat Peluang Jangka Panjang Meskipun nilai investasi kamu mungkin turun selama resesi, penting untuk mengingat bahwa pasar saham secara historis selalu pulih setelah resesi. Oleh karena itu, resesi bisa menjadi kesempatan untuk membeli saham dengan harga murah dan kemudian mendapatkan keuntungan saat pasar pulih. 4. Berkonsultasi dengan Penasehat Keuangan Berkonsultasi dengan penasehat keuangan dapat membantu kamu membuat keputusan yang tepat selama resesi. Penasihat keuangan memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk membantu kamu menavigasi pasar yang sulit.

Nanovest News v3.23.0