Stablecoin

Cari tahu apa itu Stablecoin, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest

article author image

RendyJul 1, 2024

article cover image

Apa itu Stablecoin?

Menurut Aaron Brown, penulis dan investor dalam dunia mata uang kripto, stablecoin adalah "sejenis mata uang kripto yang nilai tukarnya dirancang untuk tetap stabil relatif terhadap mata uang tertentu atau keranjang komoditas tertentu." Pendekatan ini memberikan stablecoin keunggulan stabilitas yang jarang dimiliki oleh mata uang kripto lainnya. Sementara itu, dari perspektif Christian Catalini, profesor teknologi MIT dan penasihat ekonomi Facebook’s Libra (sekarang Diem), stablecoin adalah "mata uang digital yang dicadangkan oleh aset dengan nilai yang stabil." Pendapat ini menggarisbawahi sifat 'dicadangkan' yang merupakan elemen kunci dari stablecoin. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, stablecoin menawarkan sebuah oase kestabilan. Konsep dasar stablecoin adalah mata uang digital yang nilai tukarnya tetap stabil relatif terhadap mata uang fiat atau aset lainnya. Meski terintegrasi dalam teknologi blockchain dan memiliki keuntungan desentralisasi, stablecoin berusaha menjaga nilai tukar tetap agar tidak fluktuatif seperti Bitcoin atau Ethereum. Nilai stabil ini dicapai melalui berbagai mekanisme yang cermat dan seringkali kompleks, yang tergantung pada tipe stablecoin. Di sinilah kegunaan utama stablecoin berada: sebagai medium transaksi yang dapat diandalkan, tanpa fluktuasi nilai yang ekstrem. Stablecoin bukan hanya membantu mempermudah transaksi, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan inovasi dalam teknologi blockchain. Dengan berbagai tipe yang tersedia, kamu bisa memilih stablecoin yang paling sesuai dengan kebutuhanmu. Meski masih ada tantangan yang harus diatasi, potensi dari stablecoin untuk merubah dunia keuangan sangatlah besar. Perlu diingat, walaupun stablecoin menawarkan stabilitas, bukan berarti bebas dari risiko. Pastikan untuk selalu melakukan penelitian yang mendalam sebelum berinvestasi dalam mata uang kripto apa pun. Stablecoin bisa menjadi jembatan antara dunia finansial tradisional dan dunia mata uang kripto, tetapi penting untuk mengerti bagaimana cara kerjanya dan risiko yang ada.

Manfaat Stablecoin

Dalam konteks praktis, stablecoin menawarkan berbagai manfaat yang sulit ditandingi oleh jenis mata uang kripto lainnya. 1. Stabilitas Harga Seperti namanya, stablecoin menawarkan stabilitas harga yang berarti menurunkan risiko volatilitas. Ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan aset digital tanpa harus khawatir tentang fluktuasi harga yang ekstrem. 2. Efisiensi dan Kecepatan Transaksi Stablecoin menggunakan teknologi blockchain, yang berarti mereka dapat dikirim ke seluruh dunia dengan cepat dan efisien, tanpa batas geografis atau bank. Ini memungkinkan transaksi internasional yang cepat dan murah. 3. Inklusi Finansial Stablecoin juga dapat membantu inklusi finansial. Dengan kemudahan akses yang ditawarkan teknologi blockchain, stablecoin bisa menjadi solusi bagi mereka yang tidak memiliki akses ke sistem perbankan tradisional. 4. Platform untuk DeFi Stablecoin menjadi pilar penting dalam pengembangan DeFi (Decentralized Finance) yang merupakan inovasi terbaru dalam sektor keuangan. Dengan stablecoin, pengguna dapat meminjam, meminjamkan, atau mendapatkan bunga dengan cara yang transparan dan desentralisasi. Mengingat manfaat-manfaat tersebut, tidak heran jika stablecoin semakin populer dan diakui sebagai instrumen keuangan yang potensial dan berpengaruh dalam dunia kripto dan di luar itu.

Tiga Contoh Stablecoin Paling Populer

Dunia mata uang kripto tak lengkap tanpa stablecoin. Untuk memberikan gambaran lebih jelas, berikut adalah tiga contoh stablecoin paling populer yang mendominasi pasar saat ini. 1. Tether (USDT) Dikenal sebagai stablecoin pertama dan paling banyak digunakan, Tether atau USDT merupakan stablecoin yang dicadangkan oleh Dolar AS. Lahir pada tahun 2014, USDT menjanjikan satu-ke-satu dengan Dolar AS yang disimpan dalam cadangan. Meski sempat kontroversial mengenai transparansi cadangannya, Tether tetap menjadi pemimpin pasar di dunia stablecoin. 2. USD Coin (USDC) USD Coin, atau USDC, adalah stablecoin yang juga dicadangkan oleh Dolar AS. Dibuat oleh CENTRE, konsorsium yang didirikan oleh Circle dan Coinbase, USDC memberikan transparansi yang lebih besar melalui audit rutin dari pihak ketiga. Dengan mendukung transparansi dan kepatuhan hukum, USDC menjadi pilihan bagi mereka yang mencari alternatif Tether. 3. DAI Berbeda dari USDT dan USDC, DAI adalah contoh dari stablecoin algoritmik. DAI diciptakan dan dikelola oleh MakerDAO melalui platform Ethereum. Stabilitas nilai DAI dikelola melalui smart contract dan mekanisme over-collateralization, sehingga tidak tergantung pada aset atau mata uang fiat tertentu. Meski lebih kompleks, DAI menarik bagi mereka yang menghargai desentralisasi dan transparansi.

Tiga Tipe Stablecoin

Stablecoin biasanya dibagi menjadi tiga tipe utama: stablecoin yang dicadangkan oleh mata uang fiat, stablecoin yang dicadangkan oleh komoditas, dan stablecoin algoritmik. 1. Stablecoin yang Dicadangkan oleh Mata Uang Fiat Tipe ini adalah bentuk paling umum dari stablecoin, dimana nilai tukar ditentukan oleh mata uang fiat seperti Dolar AS atau Euro. Contoh dari tipe ini adalah USDT (Tether) dan USDC (USD Coin). Nilai stablecoin ini didukung oleh deposit mata uang fiat yang setara dan disimpan oleh pihak ketiga yang terpercaya. Keamanan dan stabilitas nilai tukar dijamin oleh mata uang fiat yang mendukungnya. 2. Stablecoin yang Dicadangkan oleh Komoditas Stablecoin jenis ini didukung oleh aset atau komoditas berharga seperti emas atau minyak. Sebagai contoh, token PAXG mewakili satu ons emas troy yang disimpan di brankas profesional. Pendekatan ini menawarkan kestabilan yang didukung oleh aset fisik, meski memiliki tantangan logistik dan audit yang unik. 3. Stablecoin Algoritmik Tipe stablecoin ini unik dan agak rumit. Tidak seperti dua tipe sebelumnya, stablecoin algoritmik tidak didukung oleh aset atau mata uang fiat, melainkan mencoba mempertahankan nilai stabilitasnya melalui algoritma dan mekanisme tertentu. Sebagai contoh, DAI adalah stablecoin yang nilai tukarnya ditentukan oleh mekanisme smart contract yang rumit dalam jaringan Ethereum. Sifatnya yang desentralisasi membuatnya menjadi pilihan bagi mereka yang mencari alternatif dari stablecoin yang didukung secara sentral.

Nanovest News v3.23.0