Pengadilan AS Blokir Akuisisi Capri oleh Tapestry, FTC Khawatirkan Dominasi Pasar
Pengadilan AS blokir akuisisi Tapestry atas Capri Holdings senilai $8,5 miliar, mendukung FTC yang khawatir akuisisi ini akan mengurangi persaingan di pasar tas mewah terjangkau.
Muhammad • Oct 28, 2024
Pengadilan Distrik AS di Distrik Selatan New York memblokir upaya Tapestry untuk mengakuisisi Capri Holdings dalam kes yang diajukan oleh Komisi Perdagangan Federal (FTC) terhadap kesepakatan senilai $8,5 miliar.
Hakim Jennifer Rochon memutuskan untuk memihak FTC, yang mengkhawatirkan dominasi Tapestry di pasar "mewah terjangkau" jika kesepakatan ini terjadi, terutama pada segmen tas dari merek-merek seperti Coach, Kate Spade, dan Michael Kors.
Alasan FTC Menentang Merger
FTC berpendapat bahwa akuisisi ini dapat merugikan konsumen Amerika karena mengurangi persaingan langsung antara Tapestry dan Capri. FTC juga memperingatkan potensi kenaikan harga dan berkurangnya inovasi di pasar, dengan efek negatif pada aspek promosi, desain, hingga pemasaran.
Tak hanya itu, FTC menyatakan bahwa merger ini bisa berdampak buruk bagi lebih dari 30.000 karyawan yang berpotensi mengalami penurunan kondisi kerja dan upah.
Henry Liu, Direktur Biro Kompetisi FTC, menyatakan bahwa niat Tapestry untuk menjadi "pengakuisisi serial" dapat memperkuat dominasi perusahaan di pasar global. Ia menegaskan, “Langkah ini mengancam untuk mengurangi persaingan di segmen tas tangan mewah terjangkau yang penting untuk menjaga keberlanjutan dan inovasi industri mode.”
Tapestry Tanggapi Keputusan Pengadilan
Sebagai respons, Tapestry yang memiliki merek Coach dan Kate Spade menyatakan ketidaksetujuannya dengan keputusan pengadilan, mengklaim bahwa keputusan tersebut "salah secara hukum dan fakta." Perusahaan juga mengumumkan rencana untuk mengajukan banding dan menyatakan bahwa akuisisi ini sebenarnya justru menguntungkan konsumen dan persaingan.
Tapestry berharap langkah ini bisa memperkuat posisi mereka dalam menghadapi konglomerat mode global seperti LVMH, Kering, dan Richemont yang dominan di pasar mewah Eropa dan Asia.
Namun, Tapestry menghadapi tenggat waktu hingga Februari 2025 karena obligasi untuk kesepakatan ini akan kadaluarsa. Menurut analis TD Cowen, Oliver Chen, peluang keberhasilan banding mungkin kecil, karena Tapestry harus membuktikan keputusan hakim salah secara fakta atau hukum, yang dianggap tidak mudah.
Keputusan pengadilan ini dipandang sebagai preseden penting yang dapat memengaruhi masa depan akuisisi oleh perusahaan besar, khususnya dalam kasus yang berpotensi mengancam persaingan langsung di sektor tertentu.
Chen menyebut bahwa keputusan ini akan mempengaruhi masa depan akuisisi lain yang dapat berdampak pada persaingan, khususnya di pasar barang mewah terjangkau.
Definisi Pasar “Mewah Terjangkau” yang Dipertanyakan
FTC mengandalkan analisis dari ekonomnya, Dr. Loren Smith, yang mendefinisikan pasar “mewah terjangkau” pada tas dengan kisaran harga $100 hingga $1.000. Berdasarkan definisi ini, FTC menilai merger ini akan memberikan Tapestry kontrol 59% pasar, melebihi ambang 30% untuk dugaan efek antikompetitif.
Namun, Tapestry membantah definisi ini, dengan alasan bahwa kategori "mewah terjangkau" tidak diakui secara universal. Industri dan analis independen juga skeptis terhadap data FTC yang berdasarkan analisis NPD dari 2021 yang dianggap usang dan tidak mencakup semua titik penjualan tas, termasuk ritel langsung ke konsumen dan penjual likuidasi.
Strategi Pengembangan Merek Michael Kors
Salah satu alasan utama Tapestry untuk akuisisi adalah untuk merevitalisasi merek Michael Kors, yang menurut desainer Michael Kors sendiri sedang mengalami “kelelahan merek.” CEO Tapestry, Joanne Crevoiserat, yang menjabat sejak 2020, berharap dapat menghidupkan kembali daya tarik Michael Kors dan memperkuat posisi Tapestry di pasar global.
Neil Saunders, analis dari GlobalData Retail, mengkritik keputusan FTC sebagai “tidak mencerminkan realitas pasar.” Ia menyebut bahwa pembatasan ini berlebihan untuk kategori produk discretionary seperti tas, di mana persaingan seharusnya dibiarkan terjadi secara alami sesuai pilihan konsumen.
Saunders menekankan bahwa meski bergabung, Tapestry tidak akan mendominasi pasar secara signifikan. Dengan keputusan ini, nasib merger Tapestry dan Capri berada dalam ketidakpastian.