Nvidia Siapkan Chip AI Murah untuk China Market
Dibatasi regulasi AS, Nvidia kembangkan chip AI baru seharga $6,500–$8,000 untuk China market, produksi massal dimulai Juni.

Ajeng • May 26, 2025

Nvidia dilaporkan tengah bersiap memproduksi massal chip kecerdasan buatan (AI) versi murah khusus untuk China market mulai Juni mendatang.
Langkah ini dilakukan sebagai respons atas pembatasan ekspor chip high-end oleh pemerintah Amerika Serikat, yang sebelumnya melarang penjualan chip seperti H20 ke China karena alasan keamanan nasional.
Menurut laporan Reuters pada 26 Mei, chip baru tersebut merupakan bagian dari generasi terbaru produk AI Nvidia, namun memiliki spesifikasi yang lebih rendah dan proses manufaktur yang disederhanakan agar dapat mematuhi batas bandwidth ekspor AS sebesar 1,7 terabyte per detik.
Chip ini diperkirakan akan dijual dengan harga $6,500 hingga $8,000—lebih murah dari H20 yang sebelumnya dijual antara $10,000 hingga $12,000 per unit.
China Market Masih Vital bagi Nvidia
China menyumbang sekitar 13% dari total pendapatan Nvidia dalam tahun fiskal terakhir, dengan nilai data center market negara tersebut diperkirakan mencapai $50 miliar.
Namun, sejak pengenaan sanksi ekspor oleh AS pada 2022, pangsa pasar Nvidia di China anjlok dari 95% menjadi sekitar 50%, menurut CEO Jensen Huang.
“Kami akan terus mengoptimalkan produk yang sesuai regulasi dan tetap melayani China market,” ujar Huang dalam wawancara dengan media Taiwan.
Langkah ini menandai upaya ketiga Nvidia dalam mengembangkan chip yang sesuai regulasi ekspor AS, di tengah tekanan geopolitik dan persaingan ketat dengan rival domestik China seperti Huawei.
Huawei sendiri dikabarkan tengah menyiapkan peluncuran chip AI pesaing bernama Ascend 910D, yang disebut-sebut mampu menyaingi performa chip high-end buatan Nvidia.
Menjelang Rilis Laporan Keuangan
Berita ini muncul hanya beberapa hari menjelang Nvidia dijadwalkan merilis laporan keuangan kuartalan pada 28 Mei.
Para Analis memperkirakan perusahaan akan mencatat pendapatan sebesar $43.4 miliar, naik 66% dibanding tahun sebelumnya, dengan laba bersih disesuaikan sebesar $21.3 miliar.
Meski saham Nvidia turun sekitar 3% pekan lalu, para Analis tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
“Kami melihat potensi pertumbuhan tetap besar meskipun kehilangan penjualan H20 di China,” tulis Analis dari Oppenheimer.
Dengan strategi diversifikasi produk dan adaptasi cepat terhadap regulasi global, Nvidia tampaknya bertekad mempertahankan posisinya sebagai pemain dominan di AI global market, meski harus merancang ulang pendekatan di salah satu market terbesarnya.