Saham Copart Naik 8,9% Usai Lampaui Ekspektasi Pendapatan Kuartal 1
Saham Copart melonjak 8,9% setelah mencatat pertumbuhan pendapatan 12% di Kuartal 1 2025, melampaui ekspektasi analis, meski valuasi saham dinilai cukup tinggi.
Muhammad • Nov 25, 2024
Saham Copart Inc. (NASDAQ: CPRT), perusahaan pengelola kendaraan bekas, mengalami lonjakan harga hingga 8,9% pada perdagangan pagi ini setelah perusahaan merilis laporan pendapatan Kuartal 1 tahun fiskal 2025. Dalam laporan tersebut, Copart mencatat hasil yang sesuai ekspektasi laba dan berhasil melampaui target pendapatan Wall Street.
Pendapatan Naik 12%
Pendapatan Copart meningkat 12% secara tahunan menjadi $1,15 miliar, atau sekitar $50 juta lebih tinggi dari perkiraan analis. Pendapatan dari penjualan kendaraan tetap stabil di angka $160,5 juta, sementara pendapatan dari layanan tumbuh pesat sebesar 15% menjadi $986,3 juta.
Namun, pertumbuhan laba bersih lebih lambat dibandingkan pendapatan, naik hanya 9% menjadi $0,37 per saham, meskipun angka tersebut masih sesuai dengan ekspektasi analis.
Arus Kas Bebas Tumbuh Lebih Cepat
Di sisi arus kas, Copart menghasilkan $245,5 juta dalam bentuk arus kas bebas pada kuartal ini, naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, rasio arus kas terhadap laba bersih masih di bawah ideal, dengan setiap $1 laba bersih hanya menghasilkan $0,68 arus kas.
Valuasi Saham yang Tinggi
Dengan kapitalisasi pasar mencapai $59,7 miliar, ditambah aset kas sebesar $3,7 miliar dan utang minimal, nilai perusahaan (enterprise value) Copart berada di angka $56 miliar. Meski demikian, valuasi sahamnya dianggap cukup mahal. Rasio harga terhadap laba bersih mencapai 40 kali, sedangkan rasio nilai perusahaan terhadap arus kas bebas mencapai 56 kali.
Beberapa analis menilai valuasi ini terlalu tinggi, mengingat pertumbuhan laba Copart hanya berada di kisaran belasan persen. Hal ini memicu pandangan bahwa saham Copart lebih layak untuk dilepas di harga saat ini.
Lonjakan harga saham Copart menjadi perhatian di tengah momentum positif perusahaan, tetapi potensi risiko terkait valuasi tinggi tetap perlu dipertimbangkan oleh para investor.