Penggunaan Stablecoin Melonjak di Negara Berkembang dengan Transaksi $2,6 Triliun

Laporan Visa terbaru menunjukkan stablecoin digunakan luas di pasar berkembang, dengan transaksi mencapai $2,6 triliun pada 2024.

article author image

MohammadSep 13, 2024

article cover image

Stablecoin kini memainkan peran penting dalam memberikan akses keuangan di pasar-pasar berkembang. Sebuah laporan terbaru yang disponsori oleh Visa menunjukkan bahwa penggunaan stablecoin telah melonjak pesat di negara-negara seperti Brasil, India, Indonesia, Nigeria, dan Turki, di mana sistem perbankan tradisional seringkali tidak mampu memenuhi kebutuhan pengguna.

Dengan total transaksi mencapai $2,6 triliun dalam paruh pertama 2024, stablecoin seperti Tether (USDT) telah menjadi alat keuangan yang andal bagi jutaan orang yang menghadapi ketidakstabilan ekonomi.

The Emerging Market Story ini dihasilkan melalui kolaborasi Visa, Allium Labs, dan Castle Island Ventures. Awalnya digunakan oleh trader kripto untuk menyelesaikan transaksi, stablecoin kini digunakan dalam kegiatan keuangan sehari-hari di negara-negara berkembang.

Studi tersebut mencatat bahwa sekitar 47% responden menggunakan stablecoin untuk memegang dolar digital sebagai alternatif sistem perbankan lokal yang tidak dapat diandalkan. Sementara itu, 43% lainnya menggunakan stablecoin untuk melakukan konversi mata uang yang lebih efisien.

Dengan lebih dari 20 juta alamat blockchain yang melakukan transaksi stablecoin setiap bulan, penggunaan stablecoin kini lebih dari sekadar alat perdagangan kripto.

Di negara-negara dengan inflasi tinggi atau mata uang lokal yang volatil, seperti Argentina dan Venezuela, stablecoin menawarkan solusi stabil bagi masyarakat yang ingin melindungi nilai tabungan mereka tanpa memerlukan akun bank tradisional.

Dalam kondisi ini, stablecoin berfungsi sebagai alternatif yang lebih aman dan andal daripada sistem perbankan lokal yang terbatas atau tidak stabil.

Di Nigeria, misalnya, stablecoin memberikan jalan keluar bagi orang-orang yang kesulitan mengakses dolar AS melalui bank lokal, memungkinkan mereka menyimpan nilai, melakukan pembayaran, serta bertransaksi lintas batas dengan lebih efisien.

Meskipun muncul kekhawatiran terkait “dolarisasi kripto” di beberapa negara, laporan ini menunjukkan bahwa penggunaan stablecoin diperkirakan akan terus meningkat. Sekitar 72% responden menyatakan bahwa mereka berencana meningkatkan penggunaan stablecoin dalam setahun mendatang, didorong oleh efisiensi, kecepatan, dan aksesibilitas stablecoin dalam hal pembayaran lintas batas, penggajian, dan remitansi.

Laporan ini juga menekankan bahwa dengan semakin berkembangnya regulasi stablecoin secara global, peran stablecoin dalam transaksi keuangan sehari-hari di pasar berkembang akan semakin besar.

Nanovest News v3.16.0