Tether Gandeng TRON untuk Melawan Kejahatan USDT
Tether bekerja sama dengan TRON dan TRM Labs untuk membentuk unit T3 guna memerangi aktivitas ilegal di jaringan USDT TRON
Mohammad • Sep 11, 2024
Tether, bersama TRON dan TRM Labs, mengumumkan pembentukan T3 Financial Crime Unit pada 10 September, sebuah inisiatif yang ditujukan untuk memerangi penggunaan ilegal stablecoin USDT di jaringan TRON.
Langkah ini diambil setelah berbagai peringatan dari otoritas global mengenai peningkatan aktivitas penipuan yang melibatkan USDT, terutama di Asia Tenggara.
Sepanjang tahun lalu, beberapa otoritas, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyoroti peningkatan transaksi ilegal yang melibatkan USDT di jaringan TRON.
Bahkan, PBB menyebut TRON sebagai jaringan "favorit" untuk kegiatan terlarang. Tether dan TRON telah berulang kali menolak klaim ini, namun tidak memungkiri adanya celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.
Pendiri TRON, Justin Sun, mengakui bahwa murahnya biaya transaksi dan kemudahan penggunaan TRON menjadikannya daya tarik baik bagi pengguna yang sah maupun mereka yang terlibat dalam aktivitas ilegal. Namun, Sun optimis bahwa kemitraan ini akan memperlihatkan potensi positif teknologi blockchain dalam memerangi kejahatan.
“Kolaborasi ini akan menunjukkan bahwa industri kripto tidak akan menoleransi kegiatan ilegal,” ujar Sun.
CEO Tether, menekankan pentingnya langkah proaktif dalam menjaga kepercayaan dan keamanan ekosistem kripto. Dengan hampir 50% dari total pasokan USDT senilai $118 miliar berada di jaringan TRON, inisiatif ini diharapkan bisa menjaga stabilitas dan kepercayaan di pasar.
Menurut data, TRON menguasai porsi terbesar dari pasokan USDT, diikuti oleh Ethereum dengan 39%. Kombinasi infrastruktur TRON yang murah dan cepat menjadi alasan mengapa USDT di jaringan ini begitu populer.
Di sisi lain, Tether juga memperkuat upaya edukasi blockchain melalui kemitraan dengan Valora, platform pembayaran P2P berbasis Celo, dan Stabila Foundation. Inisiatif ini bertujuan untuk mempromosikan adopsi teknologi blockchain melalui program pendidikan yang menargetkan pasar berkembang seperti Nigeria, Brasil, Turki, dan Vietnam.
Program yang diberi nama Valora Learning Program ini akan membantu peserta memahami penggunaan praktis stablecoin seperti USDT, termasuk dalam pengiriman uang, pembayaran, dan penyimpanan nilai. Peserta akan menggunakan aplikasi Valora untuk pengalaman langsung dan mendapatkan hadiah melalui dompet Valora.
“Kolaborasi ini memungkinkan individu untuk merasakan kekuatan teknologi stablecoin dalam situasi kehidupan nyata,” kata Ardoino. Ia menegaskan bahwa program ini akan memberikan dampak besar bagi masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan keuangan tradisional.
Di tengah kritik dan tantangan, kolaborasi ini menegaskan komitmen industri kripto untuk tidak hanya menawarkan inovasi finansial, tetapi juga menjaga integritas dan kepercayaan di pasar global.