Tether Merambah Sektor Pertanian dengan Investasi $100 Juta di Adecoagro
Tether mengakuisisi 9,8% saham Adecoagro dengan investasi $100 juta, langkah baru di sektor pertanian di tengah persaingan ketat stablecoin
M • Sep 9, 2024
Tether sebagai penerbit stablecoin terbesar di dunia, kini memperluas sayapnya ke sektor pertanian dengan menginvestasikan $100 juta untuk memperoleh 9,8% saham di Adecoagro, sebuah perusahaan pertanian besar di Amerika Latin.
Investasi ini menandai langkah pertama Tether di sektor agribisnis, setelah sebelumnya lebih fokus pada teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), operasi penambangan Bitcoin, serta inisiatif pendidikan digital.
Langkah strategis ini dipandang sebagai upaya Tether untuk melakukan diversifikasi portofolionya di tengah meningkatnya kompetisi di pasar stablecoin global, terutama dengan munculnya pemain-pemain baru seperti PayPal USD dan stablecoin Ripple Labs.
Tether mengonfirmasi bahwa dana untuk investasi ini berasal dari modal kerja internal perusahaan. Tether kini memegang lebih dari 10 juta saham Adecoagro, yang mewakili hampir 10% dari total saham yang beredar. Adecoagro sendiri merupakan produsen susu terkemuka di Argentina, dengan kapasitas pemrosesan harian mencapai 550.000 liter di pabriknya di Buenos Aires.
Didirikan pada 2002, Adecoagro telah berkembang pesat ke sektor-sektor lain, termasuk bisnis gula, etanol, dan energi di Brasil sejak 2005. Investasi ini menandakan Tether melihat potensi pertanian dan energi sebagai sektor yang menjanjikan, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi pasar keuangan.
Kompetisi Ketat di Pasar Stablecoin
Meski USDT masih menjadi stablecoin terbesar di dunia dengan kapitalisasi pasar lebih dari $118 miliar, persaingan di pasar stablecoin semakin sengit.
PayPal, raksasa fintech AS, baru-baru ini meluncurkan stablecoin PayPal USD, yang sudah melampaui kapitalisasi $1 miliar. Ripple Labs juga mengumumkan uji coba stablecoin barunya, Ripple USD (RLUSD), yang didukung dolar AS dan diuji di jaringan XRP Ledger serta Ethereum.
Pasar stablecoin non-algoritmik mencapai kapitalisasi tertinggi sepanjang masa, yaitu $168 miliar pada Agustus 2024, setelah sempat turun dari puncak $167 miliar pada Maret 2022 menjadi $135 miliar di akhir tahun tersebut. Namun, rebound yang cepat ini menunjukkan minat dan adopsi yang terus meningkat terhadap stablecoin di seluruh dunia.
Dengan meningkatnya tantangan dari pesaing, termasuk rencana peluncuran stablecoin baru yang dipatok ke dirham Uni Emirat Arab (AED), Tether terus memperluas pengaruhnya melalui investasi yang beragam. Stablecoin baru ini akan didukung penuh oleh cadangan likuid berbasis UAE, sebagai bagian dari kolaborasi dengan Phoenix Group dan Green Acorn Investments.
Langkah Tether untuk masuk ke sektor pertanian bisa dilihat sebagai upaya memperkuat pondasi bisnisnya di luar industri teknologi finansial (fintech).
Mengamankan pijakan di sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung ekonomi global, memungkinkan Tether untuk memperluas basis aset dan mendapatkan kepercayaan lebih besar dari investor, terutama di tengah volatilitas pasar kripto yang kerap terjadi.
Masa Depan Stablecoin: Persaingan atau Peluang?
Dengan makin banyaknya pemain baru di pasar stablecoin, termasuk PayPal dan Ripple, Tether akan terus menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar.
Namun, investasi strategis di sektor-sektor non-teknologi, seperti pertanian, menunjukkan bahwa Tether tidak hanya berfokus pada stabilitas pasar kripto, tetapi juga pada aset dunia nyata yang bisa menjadi penyokong di tengah ketidakpastian global.
Ke depan, Tether mungkin akan lebih agresif dalam memperluas portofolio investasinya, tidak hanya di sektor pertanian, tetapi juga di industri lain yang mendukung stabilitas ekonominya. Kompetisi di pasar stablecoin bukan hanya tentang teknologi dan likuiditas, tetapi juga tentang siapa yang memiliki aset nyata dan basis kepercayaan yang kuat dari berbagai sektor ekonomi.