2 Cara Analisis Fundamental Perusahaan Lengkap dengan Contoh
Pelajari definisi, fungsi, dan cara analisis fundamental saham secara komprehensif untuk memperoleh informasi dan keuntungan berinvestasi.
M • Jul 1, 2024
Apabila kamu menginginkan strategi investasi yang berpotensi memberikan keuntungan maksimal, analisis fundamental saham menjadi hal yang perlu dipahami. Dengan memiliki pemahaman mendalam mengenai laporan keuangan dan tren industri, kamu dapat memilih saham yang layak untuk dimasukkan dalam portofolio. Menarik bukan? Jadi, mari pelajari analisis fundamental saham dengan menyimak topik di bawah ini sehingga kamu dapat meminimalkan risiko investasi dan memaksimalkan keuntungan.
Apa itu Analisis Fundamental Saham?
Analisis fundamental saham adalah analisis menyeluruh dalam mengevaluasi nilai suatu saham berdasarkan kondisi ekonomi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis ini berguna untuk kamu agar dapat mengetahui tingkat keamanan suatu nilai saham. Analisis fundamental saham umumnya digunakan investor yang memiliki tujuan investasi saham jangka panjang untuk memahami kesehatan finansial, kinerja manajemen, dan potensi pertumbuhan. Terdapat beberapa rasio keuangan yang perlu kamu perhatikan, yaitu:
- Earning Per Share (EPS): rasio keuangan yang mengukur seberapa besar laba bersih perusahaan yang tersedia untuk setiap lembar saham.
- Price to Earning Ratio (P/E Ratio): rasio yang menunjukkan keuntungan perusahaan dibandingkan dengan harga saham.
- Return on Equity (ROE): rasio keuangan yang mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dari ekuitas pemegang saham.
Fungsi Analisis Fundamental Saham
Setidaknya ada 3 fungsi utama analisis fundamental yang penting untuk diketahui, berikut diantaranya.
1. Menilai Kesehatan Finansial Perusahaan
Analisis fundamental membantu kamu untuk memahami kesehatan finansial perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan. Hal ini mencakup laba bersih, neraca, dan arus kas sehingga memberikan gambaran menyeluruh tentang performa keuangan perusahaan.
2. Mengetahui Apakah Saham Undervalued atau Overvalued
Dengan menganalisis rasio keuangan seperti EPS, P/E Ratio, dan ROE, kamu dapat menilai apakah saham tersebut dihargai dengan wajar atau tidak. Selain itu, kamu juga dapat menilai nilai intrinsik saham dan memutuskan apakah saham tersebut layak dibeli atau dijual. Saham undervalued yaitu saham di pasaran yang harganya lebih rendah daripada nilai intrinsiknya. Sebaliknya, saham overvalued yaitu saham di pasar yang harganya lebih tinggi dibandingkan nilai intrinsiknya.
3. Membantu memilih Saham yang Baik untuk Investasi
Analisis fundamental memberikan landasan untuk memilih saham yang baik untuk investasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti stabilitas keuangan, potensi pertumbuhan, dan valuasi saham. Informasi ini membantu kamu menyusun portofolio yang sesuai dengan tujuan dan risiko investasi yang diinginkan melalui pemahaman mendalam tentang kondisi keuangan perusahaan.
Kriteria Saham dengan Fundamental yang Baik
Jika saham sebuah perusahaan bisa dinilai, tentu ada kriteria yang harus dipenuhi, kan? Kriteria ini bisa kamu temukan biasanya di laporan keuangan, jadi penting untuk mengetahui cara membacanya.
1. Kinerja keuangan yang konsisten
Saham dengan fundamental yang baik memiliki kinerja keuangan yang stabil. Hal Ini mencakup pertumbuhan margin keuntungan, laba bersih, dan arus kas yang dapat berkembang dari waktu ke waktu.
2. Manajemen yang kompeten
Perusahaan dengan manajemen yang kompeten mampu membuat keputusan strategis yang baik dan menjalankan operasi dengan efisien. Kamu dapat mengetahui kualitas manajemen perusahaan dari kinerjanya melalui laporan keuangan.
3. Valuasi saham yang wajar
Saham yang dihargai dengan sesuai nilainya, mengindikasikan bahwa investor membayar harga yang sesuai berdasarkan kinerja dan prospek perusahaan. Dengan begitu, kamu dapat menentukan saham tersebut layak untuk dibeli atau tidak.
Cara Analisis Fundamental Saham
Secara umum, analisis fundamental saham dapat kamu lakukan dengan dua pendekatan yaitu:
1. Top down approach
Pendekatan top down dimulai dengan menganalisis faktor-faktor ekonomi makro dan lingkungan investasi secara keseluruhan. Langkah-langkahnya melibatkan:
- Analisis Ekonomi Makro: Meninjau kondisi ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi untuk mendapatkan pemahaman mengenai arah pasar secara keseluruhan.
- Analisis Kondisi Industri: Memilih sektor-sektor yang memiliki prospek industri yang mengalami kenaikan berdasarkan ekonomi..
- Analisis Keuangan: Memilih saham dengan mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan dan manajemen yang stabil.
2. Bottom-up
Pendekatan yang dilakukan dengan fokus pada analisis keuangan perusahaan secara keseluruhan tanpa memperhatikan kondisi ekonomi makro dan siklus pasar secara umum. Langkah-langkahnya yaitu:
- Analisis Keuangan Perusahaan: Menilai kinerja keuangan perusahaan secara rinci melalui pemeriksaan laporan keuangan perusahaan termasuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
- Analisis Kondisi Industri: Menilai proyeksi pertumbuhan perusahaan berdasarkan tren historis dan peluang pasar. Dengan begitu, kamu dapat menganalisis apakah saham perusahaan tersebut merupakan market leader atau follower dari sektor terkait.
- Analisis Manajemen Perusahaan: Kamu dapat menilai kompetensi dan rekam jejak manajemen perusahaan. Kualitas manajemen dapat memberikan gambaran tentang potensi pertumbuhan perusahaan, sehingga investor dapat mengetahui prospek yang baik untuk diinvestasikan.
Contoh Studi Kasus
Terdapat 2 saham perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yaitu saham A dan B. Misalnya, kamu memiliki modal terbatas dan bingung untuk memilih saham yang cocok untuk investasi, kamu dapat memulai analisis fundamental secara sederhana dengan contoh kasus berikut: Tabel Data Keuangan (Dalam Miliar Rupiah): Laba Bersih Laba Bersih Saham A mengalami pertumbuhan yang signifikan setiap tahun, menunjukkan kinerja keuangan yang stabil. Laba Bersih Saham B juga tumbuh, tetapi dengan laju yang lebih rendah dibandingkan Saham A. Earnings Per Share (EPS) EPS Saham A lebih tinggi daripada Saham B setiap tahun, menunjukkan profitabilitas yang lebih baik per lembar saham. Return on Equity (ROE) ROE Saham A lebih tinggi, menunjukkan efisiensi dalam penggunaan ekuitas untuk menghasilkan laba. ROE Saham B lebih rendah, menunjukkan penggunaan ekuitas yang kurang efisien. Price to Earnings Ratio (PER) PER Saham A lebih rendah, menunjukkan valuasi yang lebih murah dibandingkan Saham B. Berdasarkan analisis fundamental sederhana tersebut, Saham A menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik dengan pertumbuhan laba yang konsisten, EPS yang tinggi, nilai ROE yang baik, dengan valuasi yang lebih rendah. Untuk investor dengan modal terbatas, Saham A mungkin menjadi pilihan untuk kamu pertimbangkan. Jika tertarik memulai investasi dengan modal kecil, kamu dapat memulainya dengan investasi di Nanovest. Dengan modal mulai dari Rp5.000, kamu dapat memilih dari lebih dari 2000 saham AS dan kripto. Jadi, tunggu apalagi download sekarang di Play Store dan App Store.