Pahami Perbedaan Inflasi dan Deflasi untuk Keputusan Investasi yang Lebih Bijak!

Cari tahu perbedaan inflasi dan deflasi berdasarkan fluktuasi harga, permintaan barang dan jasa, serta dampak terhadap ekonomi. Begitupun dengan cara mengatasinya menggunakan berbagai kebijakan.

article author image

AjengDec 19, 2024

article cover image

Ketika harga barang dan jasa meningkat dengan cepat dan terlalu tinggi, itu disebut inflasi. Peningkatan harga satu atau dua barang saja tidak dapat dianggap sebagai inflasi kecuali jika kenaikan tersebut meluas, atau menyebabkan kenaikan harga barang lain.

Sebaliknya, ketika harga turun, itu disebut deflasi. Ekonomi dapat bergerak dengan cepat dari satu kondisi ke kondisi lainnya karena keseimbangan antara dua kondisi ini sangat rumit. Peningkatan nilai mata uang seperti melalui pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli yang telah kehilangan nilainya.

Apa Itu Inflasi?

Inflasi adalah kenaikan harga barang secara umum. Ini terjadi ketika permintaan melebihi pasokan. Sederhananya, terlalu banyak orang ingin membeli barang yang jumlahnya terbatas.

Ketika pasokan suatu barang tidak cukup memenuhi permintaan, terjadilah kelangkaan. Kelangkaan ini mendorong naiknya harga karena konsumen bersedia membayar lebih untuk mendapatkan barang yang mereka butuhkan. Produsen yang melihat peluang ini, akan menaikkan harga produk mereka.

Ukuran inflasi yang paling umum biasanya menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk mengukur perubahan daya beli mata uang. Dengan kata lain, IHK menunjukkan seberapa banyak barang dan jasa yang bisa kita beli dengan jumlah uang yang sama dari waktu ke waktu.

Apa itu Deflasi?

Deflasi adalah kondisi di mana tingkat harga secara umum mengalami penurunan. Hal ini bisa terjadi karena kelebihan pasokan barang dan jasa atau kekurangan permintaan akibat berkurangnya daya beli masyarakat.

Deflasi yang disebabkan oleh kelebihan pasokan barang dapat menciptakan spiral penurunan ekonomi. Ketika perusahaan melakukan PHK, daya beli masyarakat menurun, yang kemudian memaksa perusahaan untuk menurunkan harga lebih lanjut. Hal ini dapat memperpanjang masa resesi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Perbedaan Inflasi dan Deflasi

Inflasi dan deflasi adalah dua fenomena ekonomi yang saling berlawanan, tetapi sama-sama berdampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Penguasaan terhadap dinamika kedua fenomena ini sangat penting untuk memahami kondisi ekonomi saat ini.

Dengan kebijakan ekonomi yang tepat, diharapkan stabilitas ekonomi dapat terjaga, sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat.

Baik inflasi maupun deflasi memiliki dampak negatif terhadap kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, stabilitas harga merupakan tujuan utama dari kebijakan ekonomi.

Berikut perbedaan inflasi dan deflasi berdasarkan beberapa faktor.

Perbedaan Berdasarkan Fluktuasi Harga

Inflasi adalah kondisi di mana harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan terus-menerus. Akibatnya, daya beli masyarakat menurun.

Berbeda dengan deflasi adalah kondisi di mana harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan. Berbeda dengan inflasi yang membuat harga naik, deflasi membuat harga menjadi lebih murah.

Perbedaan Berdasarkan Permintaan Barang dan Jasa

Inflasi sering kali terjadi ketika permintaan akan barang dan jasa meningkat lebih cepat daripada produksi barang dan jasa. Hal ini bisa disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat, peningkatan belanja Pemerintah, atau kebijakan moneter yang ekspansif.

Deflasi sering terjadi ketika permintaan akan barang dan jasa menurun lebih cepat daripada produksinya. Hal ini bisa disebabkan oleh kontraksi ekonomi, depresi ekonomi, atau penurunan jumlah uang beredar.

Perbedaan Berdasarkan Dampak Ekonomi

Inflasi membuat daya beli masyarakat menurun. Uang yang disimpan nilainya terus berkurang, sehingga orang-orang cenderung lebih konsumtif untuk menghindari kerugian.

Deflasi membuat konsumen cenderung menunda pembelian karena mereka berharap harga akan turun lebih lanjut. Hal ini dapat memperburuk kontraksi ekonomi akibat penurunan permintaan agregat.

Baik inflasi maupun deflasi dapat mengganggu stabilitas ekonomi, sehingga Pemerintah dan Bank Sentral selalu berupaya menjaga inflasi tetap rendah dan stabil.

Bank Sentral akan mengontrol tingkat perubahan harga, dan menerapkan kebijakan moneter untuk mencegah inflasi atau deflasi.

Cara Mengatasi Apabila Terjadi Inflasi dan Deflasi

Kebijakan Moneter

Bank Indonesia seringkali menggunakan kebijakan moneter yang lebih longgar. Salah satu caranya adalah dengan menurunkan suku bunga.

Tujuannya adalah untuk mendorong masyarakat agar lebih banyak membelanjakan uangnya, sehingga permintaan di pasar meningkat dan harga barang bisa stabil kembali.

Kebijakan ini bisa dilakukan dengan melakukan penghematan, membatasi belanja publik, pembatasan pemberian subsidi, menaikkan tarif pajak, menaikkan suku bunga, menjual surat berharga, dan menyeimbangkan anggaran.

Kebijakan Fiskal

Pemerintah juga berperan aktif dalam mengatasi deflasi melalui kebijakan fiskal. Kebijakan ini bertujuan untuk meminimalisir dampak negatif deflasi terhadap perekonomian. Secara umum, Pemerintah akan melakukan penyesuaian terhadap pendapatan dan pengeluaran negara.

Kebijakan Non Moneter

Untuk mengatasi deflasi secara komprehensif, diperlukan juga kebijakan non-moneter yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Salah satu contoh kebijakan non-moneter adalah dengan menaikkan upah minimum.

Kenaikan upah minimum diharapkan dapat mendorong konsumsi masyarakat, sehingga permintaan agregat meningkat dan inflasi dapat terkendali.

Mengendalikan Harga di Pasar

Pemerintah dapat melakukan intervensi langsung di pasar dengan cara mengatur harga barang dan jasa. Kebijakan seperti penetapan harga baru, pengaturan impor, dan pengurangan tarif bea masuk merupakan contoh upaya Pemerintah dalam mengendalikan inflasi.

Meregulasi Pemberian Upah

Peningkatan upah yang terlalu cepat dapat memicu inflasi. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan koordinasi dengan serikat pekerja dan pengusaha dalam menetapkan kebijakan upah yang wajar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas dan stabilitas harga.

Sosialisasi kepada Masyarakat

Solusi efektif mengatasi inflasi melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah perlu meningkatkan kesadaran publik mengenai inflasi melalui sosialisasi yang intensif. Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat mengatur keuangan dengan bijak dan berinvestasi untuk menghadapi risiko inflasi.

Mengoptimalkan Investasi

Saat nilai uang di pasar tidak stabil, optimalisasi investasi aset yang stabil dapat membantu mengendalikan inflasi. Pertumbuhan nilai aset investasi dapat membantu meningkatkan daya beli individu.

Jika kamu ingin memiliki aset yang nilainya tidak terpengaruh atau berpeluang naik saat inflasi terjadi, emas adalah pilihan yang bagus untuk investasi karena memiliki nilai universal dan cenderung stabil dibandingkan dengan jenis aset lainnya.

Saat ini, investasi emas juga dapat dilakukan dengan mudah, baik melalui aplikasi digital maupun kepemilikan fisik.

Nanovest Gold merupakan produk investasi emas digital yang tersedia dalam fitur aplikasi non-crypto. Produk investasi ini merupakan hasil kerja sama antara Nanovest dengan Treasury.id, dan dipastikan aman karena sudah mendapatkan izin dari regulator.

Meskipun berinvestasi secara digital, kamu bisa menggunakan fitur cetak emas lho! Jadi kamu bisa menerima emas dalam bentuk fisik dan diantarkan ke alamatmu dengan aman karena telah diasuransikan oleh Asuransi Sinarmas #AmansamaNano.

Tidak hanya itu, Nanovest dapat menjadi pilihan yang tepat karena menyediakan lebih dari 2.000 saham Amerika Serikat, serta memiliki lebih dari 600 aset kripto yang sangat lengkap.

Unduh aplikasi Nanovest sekarang juga!

Nanovest News v3.23.0