Stock Market Bubble Terjadi, Apa yang Mesti Kamu Lakukan?
Stock market bubble akan terjadi ketika pasar telah melewati 5 tahap. Inilah strategi untuk menyelamatkan portofolio saham kamu.
Nona • Jul 1, 2024
Dalam konteks ekonomi, kata “bubble” mengacu pada situasi ketika sesuatu–baik itu saham emiten, aset keuangan, seluruh sektor industri, pasar, ataupun kelas aset–memiliki harga yang jauh lebih besar daripada nilai fundamentalnya. Jadi, stock market bubble adalah peristiwa kenaikan harga saham yang signifikan tanpa peningkatan yang setara pada nilai bisnis emiten itu. Hal yang terjadi selanjutnya adalah meletusnya gelembung atau bubble itu. Pada akhirnya, aksi jual saham secara besar-besaran terjadi dan harga saham pun anjlok. Kalau menurut Investopedia, situasi ini biasanya diawali dengan permintaan pasar yang mengandalkan spekulasi, alih-alih berbasis analisis fundamental. Lantas jika stock market bubble (atau gelembung pasar saham) sampai terjadi, apa yang harus kamu perbuat?
Mengenal Tahapan Stock Market Bubble
Dilansir dari laman The Motley Fool, para ekonom sepakat bahwa gelembung pasar saham itu akan terjadi setelah melewati lima tahapan berikut:
- Displacement. Displacement atau pergeseran merupakan fase ketika investor saham terpikat oleh paradigma baru, misalnya seperti teknologi baru yang inovatif atau suku bunga yang rendah sepanjang waktu.
- Boom. Boom adalah fase di mana harga saham mengalami kenaikan pesat seiring dengan pergeseran ketertarikan investor pada model atau pola baru dalam bursa. Momentum ini tentu akan menarik minat investor-investor baru, meski banyak dari mereka tidak begitu tahu atau menganalisis saham itu terlebih dahulu.
- Euphoria. Fase euforia ini merujuk pada waktu ketika para investor berasumsi bahwa saham yang mereka pegang itu masih akan terus naik harganya. Pola pikir seperti ini juga sering disebut sebagai the grater fool theory, yaitu keyakinan bahwa selalu ada orang yang bersedia membeli saham itu pada harga yang lebih tinggi dari mereka.
- Profit-taking. Profit-taking, atau juga bisa disebut peak, adalah fase ketika harga saham telah mencapai titik tertinggi dan investor lama mulai memetik keuntungan dengan cara menjual saham kepemilikannya. Yang terjadi berikutnya adalah pergeseran pada sentimen pasar.
- Panic. Tahapan terakhir dari stock market bubble adalah panic (atau collapse) yang ditandai dengan berbaliknya arah harga saham secepat instrumen itu naik pada fase displacement. Karena penawaran jauh melampaui permintaan, harga saham pun merosot tajam.
Strategi Menghadapi Stock Market Bubble
Laman WallStreetMojo menuliskan economic bubble, termasuk gelembung pada bursa saham, itu tidak terjadi dalam waktu semalam, melainkan dalam kurun waktu bulanan bahkan tahunan. Untuk menghindari kerugian saat hal itu terjadi, inilah strategi yang mesti kamu terapkan saat berinvestasi saham! 1. Diversifikasi Diversifikasi adalah strategi investasi dengan cara menempatkan uang di berbagai jenis instrumen, industri, hingga perusahaan yang berbeda-beda. Strategi yang sangat cocok untuk bearish market ini bertujuan untuk mengurangi risiko kerugianmu saat salah satu saham emiten kamu mengalami kejatuhan. 2. Beralih ke uang tunai Sering kali, jalan konvensional–seperti memegang uang tunai–bisa menyelamat kamu dari potensi kerugian saat pasar mengalami guncangan. Nah, menjual saham-saham pilihan agar bisa menambah cadangan uang tunai juga bisa jadi strategi lain kamu untuk menghadapi stock market bubble. 3. Cari perlindungan tambahan Strategi satu ini memiliki prinsip yang serupa dengan diversifikasi portofolio saham. Soalnya, perlindungan tambahan ini berbentuk simpanan lain di samping saham atau instrumen investasi yang sudah kamu diversifikasi. Kalau kamu merupakan investor jangka pendek, laman Investopedia merekomendasikan kamu untuk memiliki sertifikat deposito sebagai perlindungan tambahan. Sementara kalau kamu seorang investor jangka panjang, kamu bisa memilih anuitas tetap atau terindeks (fixed or indexed annuities), obligasi korporasi, atau saham blue chip sebagai perlindungan tambahan. 4. Batasi spekulasimu Strategi terakhir untuk menghadapi gelembung pasar saham adalah menentukan batas spekulasi kamu terhadap potensi keuntungan maupun kerugian saham peganganmu. Jadi kalau kamu memiliki saham yang sepertinya akan jatuh, kamu bisa menjualnya dulu dan membelinya lagi ketika pola grafik atau chart menunjukkan posisinya mendekati batas bawah. Itulah dia ulasan tentang stock market bubble serta strategi yang mesti kamu terapkan ketika situasi itu terjadi. Semoga informasi di atas bisa membantu kamu untuk lebih siap menghadapi fenomena gelembung pasar saham di masa yang akan datang, ya! Kalau kamu ingin menambah koleksi saham, kamu bisa loh melakukannya lewat Nanovest. Gimana caranya? Mudah saja, cukup download aplikasi Nanovest di Play Store atau App Store, daftarkan diri kamu, lalu lakukan top up saldo. Setelah itu, kamu bisa membeli saham-saham domestik maupun global dengan mudah. Yuk, tunggu apa lagi?