Harga Emas Terus Melonjak, Analis Prediksi Bakal Tembus $ 2.700
Harga emas dunia mencetak rekor baru menembus US$2.500 per troy ons, dengan potensi naik hingga US$2.700 di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Mohammad • Aug 19, 2024
Harga emas dunia terus menunjukkan tren bullish yang luar biasa, meskipun mengalami sedikit penurunan pada hari Senin (19/8/2024). Harga logam mulia ini masih bertahan di atas level psikologis US$2.500 per troy ons, menunjukkan bahwa daya tarik emas sebagai aset safe haven tetap kuat di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat.
Pada waktu perdagangan Jumat lalu (16/8/2024), harga emas mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah, yaitu US$2.507 per troy ons, dengan kenaikan signifikan sebesar 2,08%. Namun, pada Senin pagi (19/8/2024), harga emas sedikit terkoreksi, turun 0,09% menjadi US$2.504 per troy ons.
Meskipun terdapat sedikit penurunan, para analis percaya bahwa ini hanyalah langkah kecil dalam tren kenaikan yang lebih besar. Bart Melek, selaku kepala strategi komoditas di TD Securities, memperkirakan bahwa emas bisa mencapai harga setinggi US$2.700 per troy ons dalam beberapa kuartal mendatang.
Menurut Melek, keyakinan ini didorong oleh ekspektasi bahwa The Fed akan mengambil sikap yang lebih agresif dalam pelonggaran kebijakan moneternya.
Pengaruh Suku Bunga dan Pelemahan Dolar AS
Salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga emas adalah ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed. Berdasarkan survei CME FedWatch Tool, sekitar 75,5% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada September 2024, dengan kemungkinan pemangkasan lebih lanjut hingga akhir tahun.
Penurunan suku bunga cenderung menguntungkan emas karena logam ini tidak menghasilkan bunga atau dividen, sehingga menjadi lebih menarik bagi investor dalam lingkungan suku bunga rndah.
Selain itu, pelemahan dolar AS selama empat pekan berturut-turut juga meningkatkan daya tarik emas. Dolar yang melemah membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan global untuk logam mulia ini.
Tidak hanya faktor ekonomi, ketidakpastian geopolitik juga memainkan peran penting dalam lonjakan harga emas. Ketegangan di Timur Tengah dan berbagai krisis global lainnya telah mendorong investor untuk mencari aset pelindung nilai, dan emas selalu menjadi pilihan utama dalam situasi seperti ini.
Dengan kenaikan lebih dari 20% sejak awal tahun, emas terus memperkuat posisinya sebagai aset lindung nilai yang diandalkan.
Para pelaku pasar kini menantikan pernyataan Jerome Powell, Ketua The Fed, yang dijadwalkan untuk memberikan pandangannya tentang situasi ekonomi global pada simposium ekonomi tahunan Kansas City Fed di Jackson Hole, Wyoming. Pernyataan Powell ini bisa menjadi sinyal penting bagi arah kebijakan moneter AS, yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga emas kedepannya.