Harga Emas Turun Tajam, Catat Pekan Terburuk Sejak November 2024

Spot gold jatuh 3% dalam sepekan terakhir akibat meredanya tensi dagang AS–China dan penguatan dolar. Apakah emas masih jadi aset lindung nilai?

article author image

AjengMay 16, 2025

article cover image

Harga emas global melemah pada perdagangan Jumat (16/5), memperpanjang tren penurunan yang membuat logam mulia ini mencatat kinerja mingguan terburuk dalam enam bulan terakhir.

Meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta penguatan dolar AS menjadi faktor utama penekan harga.

Spot gold turun 0,5% menjadi $3,223.06 per ons pada pukul 09:22 WIB, sementara emas berjangka AS melemah tipis 0,1% ke level $3,224.90.

Secara mingguan, harga emas telah merosot sekitar 3%, mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak November 2024.

Sentimen Risiko Membalik, Emas Kehilangan Daya Tarik Safe Haven

“Tekanan jual terhadap emas sangat kuat minggu ini, seiring market menyambut positif langkah de-eskalasi dalam konflik dagang AS–China,” ungkap Ilya Spivak, Kepala Makro Global di Tastylive.

Kedua negara ekonomi terbesar dunia itu sepakat memangkas sementara tarif saling balas yang diberlakukan sejak April, memicu lonjakan selera risiko di pasar keuangan.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) naik 0,3% sepanjang minggu ini, menandai penguatan keempat berturut-turut.

Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri, mengurangi permintaan global terhadap logam mulia tersebut.

Data Ekonomi AS Beri Sinyal Campuran

Data terbaru menunjukkan bahwa harga produsen AS secara tak terduga turun pada April, sementara pertumbuhan penjualan ritel juga melambat.

Laporan inflasi konsumen (CPI) bulan April pun menunjukkan kenaikan harga yang lebih rendah dari ekspektasi.

Di tengah tren ini, Gubernur Federal Reserve, Michael Barr, menyatakan bahwa ekonomi AS masih berada di jalur yang solid, dengan inflasi menuju target 2% bank sentral.

Namun, ia juga mengakui bahwa ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan masih membayangi prospek ekonomi.

Market kini memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 57 basis poin tahun ini, dengan potensi dimulainya penurunan pada September.

Kondisi suku bunga rendah umumnya menjadi katalis positif bagi emas karena menurunkan opportunity cost untuk menyimpan aset tanpa imbal hasil.

Emas Masih Menarik di Tengah Ketidakpastian Global

Meskipun koreksi saat ini cukup tajam, Analis tetap melihat potensi emas dalam jangka menengah.

“Penurunan harga emas tetap menarik minat beli. Ini menunjukkan bahwa logam mulia masih menjadi aset favorit di tengah ketidakpastian pertumbuhan dan inflasi global,” ujar Tim Waterer, Chief Market Analyst di KCM Trade.

Selain emas, perak spot turun 0,6% ke $32.49 per ons, platinum melemah 0,3% ke $986.58, dan palladium jatuh 1,1% ke $957.42.

Nanovest News v4.8.0