Intel Luncurkan Chip AI Xeon 6 dan Gaudi 3, Rumor Akuisisi Qualcomm Meningkat
Intel memperkenalkan chip AI terbaru, Xeon 6 dan Gaudi 3, untuk menantang Nvidia dan AMD, di tengah spekulasi akuisisi oleh Qualcomm dan investasi besar dari Apollo Global Management. Baca selengkapnya.
Kiki • Sep 25, 2024
Intel (INTC) kembali mencoba membuktikan dirinya sebagai pemain utama di sektor kecerdasan buatan (AI) dengan meluncurkan dua chip terbaru, Xeon 6 dan Gaudi 3 AI accelerator.
Peluncuran ini dilakukan di saat perusahaan sedang berjuang untuk memperkuat bisnis pusat datanya dan merebut pangsa pasar dari para pesaing seperti AMD (AMD) dan Nvidia (NVDA). Namun, langkah ini tak lepas dari perhatian investor, mengingat munculnya rumor akuisisi oleh Qualcomm (QCOM) dan potensi investasi besar dari Apollo Global Management.
Intel Xeon 6 dan Gaudi 3 Langkah untuk Rebut Pasar AI
Chip terbaru Intel, Xeon 6 CPU dan Gaudi 3 AI accelerator, dirancang untuk memperbaiki performa dan efisiensi energi, dengan target utama sektor AI dan komputasi berkinerja tinggi (HPC).
Intel mengklaim Xeon 6 memiliki P-cores atau performance cores yang mampu menggandakan performa generasi sebelumnya, menjadikannya solusi ideal untuk skenario seperti komputasi tepi (edge computing) dan sistem komputasi awan.
Di sisi lain, Gaudi 3 AI accelerator lebih spesifik menyasar aplikasi AI generatif, yang langsung bersaing dengan chip Nvidia H100 dan AMD MI300X. IBM bahkan telah menggunakan Gaudi 3 di platform IBM Cloud mereka untuk menurunkan total biaya kepemilikan bagi pengguna, sebuah langkah strategis yang diharapkan bisa menarik lebih banyak perusahaan ke teknologi Intel.
Menurut Justin Hotard, Wakil Presiden Eksekutif dan Manajer Umum Intel Data Center Artificial Intelligence Group, "Permintaan untuk AI sedang mendorong transformasi besar di pusat data, dan industri memerlukan pilihan dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan alat pengembangan."
Intel berkomitmen untuk menciptakan ekosistem terbuka, yang memungkinkan pelanggan mereka menjalankan berbagai workload dengan performa dan efisiensi yang lebih baik.
Tekanan dari Pesaing Nvidia dan AMD
Namun, meskipun Intel mempromosikan kekuatan chip barunya, kenyataannya mereka masih menghadapi tekanan berat dari Nvidia. Saham Nvidia telah melonjak 142% sepanjang tahun ini, sementara saham Intel merosot 52%.
Nvidia telah mendominasi pasar chip AI, terutama dengan permintaan tinggi untuk GPU mereka yang mendukung aplikasi AI besar-besaran di berbagai industri.
Sementara itu, AMD berhasil meningkatkan sahamnya sebesar 12% pada periode yang sama. Dengan peluncuran chip MI300X mereka, AMD semakin memperketat persaingan di pasar yang sedang tumbuh ini, memaksa Intel untuk melakukan lebih banyak inovasi untuk tetap relevan.
Rumor Akuisisi dan Investasi Besar
Di tengah upaya Intel untuk memperbaiki kinerjanya, muncul laporan bahwa Qualcomm sedang mempertimbangkan akuisisi Intel sebagai cara untuk memperluas bisnis chip mereka. Qualcomm, yang sangat bergantung pada segmen smartphone, sedang mencari peluang pertumbuhan baru karena penjualan ponsel cerdas terus melambat.
Mengakuisisi Intel akan memberi Qualcomm akses ke pasar data center dan PC yang lebih luas, meskipun proses ini akan memakan waktu dan menghadapi banyak tantangan.
Tak hanya Qualcomm, Apollo Global Management juga dilaporkan sedang mempertimbangkan investasi miliaran dolar untuk mendukung rencana besar CEO Intel, Pat Gelsinger, dalam memulihkan kejayaan perusahaan.
Apollo, yang memiliki Yahoo Finance, disebut tertarik pada potensi pertumbuhan jangka panjang Intel di sektor pembuatan chip, khususnya dalam memperluas kapasitas pabrik semikonduktor mereka di AS dan luar negeri.
Namun, meski ada kabar positif tentang potensi investasi, Intel juga menghadapi kesulitan. Perusahaan baru-baru ini melaporkan kinerja kuartalan yang lebih buruk dari ekspektasi, dengan pendapatan dan laba per saham yang menurun.
Intel bahkan harus mengurangi tenaga kerja sebesar 15% dan menangguhkan pembayaran dividen untuk menyeimbangkan keuangannya.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Di tengah kesulitan yang dialami, Intel sedang bekerja keras untuk memperluas pabrik chipnya di AS dan luar negeri. Namun, perusahaan mengumumkan bahwa mereka menunda pembangunan pabrik di Eropa dan menangguhkan operasi pabrik di Malaysia hingga permintaan chip kembali naik.
Meskipun begitu, ada berita baik dengan Intel mendapatkan kontrak untuk membangun chip kustom bagi Amazon (AMZN), menambah daftar klien besar mereka setelah sebelumnya bekerja sama dengan Microsoft (MSFT).
Gelsinger juga berusaha memisahkan segmen manufaktur Intel dari unit desain chip mereka, menciptakan batas yang lebih jelas antara keduanya agar klien tak khawatir Intel akan menggunakan desain mereka.
Langkah ini diharapkan dapat menarik lebih banyak pelanggan untuk bisnis pembuatan chip pihak ketiga Intel.
Masa Depan Intel di Tengah Persaingan dan Rumor Akuisisi
Peluncuran chip Xeon 6 dan Gaudi 3 menunjukkan upaya Intel untuk tetap relevan di pasar AI yang berkembang pesat. Namun, tekanan dari Nvidia dan AMD, ditambah dengan kinerja keuangan yang lemah, membuat Intel harus bekerja lebih keras untuk mengembalikan posisinya sebagai pemimpin di sektor semikonduktor.
Rumor akuisisi oleh Qualcomm dan potensi investasi besar dari Apollo menunjukkan bahwa Intel masih memiliki daya tarik bagi investor besar, meskipun perusahaan harus melalui tantangan besar untuk memulihkan pertumbuhannya.
Bagi Gelsinger dan timnya, masa depan Intel akan sangat bergantung pada seberapa cepat mereka bisa beradaptasi dan memperbaiki teknologi mereka untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berubah.