Intel Jual Saham di Arm Holdings di Tengah Krisis Industri Chip

Saham teknologi memimpin kenaikan pasar AS setelah data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan memicu optimisme di kalangan investor dengan data Nasdaq naik 2,4% menjelang laporan CPI.

article author image

MAug 14, 2024

article cover image

Intel Corporation, raksasa teknologi yang pernah mendominasi industri semikonduktor, kini menghadapi masa-masa sulit. Dalam upaya untuk bertahan di tengah krisis, Intel baru-baru ini mengumumkan penjualan sahamnya di Arm Holdings Plc, perusahaan desain chip asal Inggris.

Penjualan ini terjadi pada kuartal kedua tahun ini, menghasilkan sekitar $147 juta bagi Intel, berdasarkan harga rata-rata saham Arm selama periode tersebut.

Intel, yang bermarkas di Santa Clara, California, telah lama menjadi pemimpin dalam industri semikonduktor. Namun, laporan keuangan terbaru menunjukkan bahwa perusahaan ini sedang mengalami salah satu masa terburuk dalam sejarah 56 tahunnya.

Pada awal bulan ini, Intel melaporkan kinerja keuangan yang mengecewakan, yang menyebabkan nilai saham perusahaan anjlok hampir sepertiga dari nilai sebelumnya. Dalam upaya untuk mengembalikan kinerja, Intel telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja bagi 15.000 karyawan dan menghentikan pembayaran dividen.

Penjualan saham Arm, meskipun memberikan suntikan dana yang signifikan, belum cukup untuk menutupi kerugian yang diderita Intel. Perusahaan masih mencatatkan kerugian bersih sebesar $120 juta dari investasi ekuitasnya selama periode tersebut.

Menurut analis dari Benchmark Co, Cody Acree, langkah ini konsisten dengan visi baru yang diusung oleh Gelsinger sejak panggilan konferensi terakhir. Namun, meskipun langkah-langkah ini mungkin membantu Intel bertahan dalam jangka pendek, tantangan besar tetap ada.

Dengan total kewajiban sekitar $32 miliar dan kas senilai $11,29 miliar per akhir Juni, Intel perlu melakukan lebih banyak upaya untuk memulihkan posisinya di pasar.

Hingga saat ini, saham Intel telah kehilangan lebih dari 59% nilainya sepanjang tahun ini, dengan penurunan tajam sebesar 26% terjadi pada awal Agustus setelah penghentian dividen diumumkan.

Fokus Baru Intel

Intel, yang sebelumnya berjuang untuk tetap relevan, kini menghadapi tantangan baru dalam bentuk persaingan ketat dengan perusahaan seperti Nvidia yang telah unggul dalam teknologi AI.

Dalam menghadapi tantangan ini, Intel beralih fokus untuk mengembangkan chip AI yang lebih canggih dan memperluas bisnis manufaktur chip untuk pihak ketiga.

CEO Pat Gelsinger telah memimpin inisiatif untuk menghidupkan kembali bisnis foundry Intel, yang bertujuan untuk menyaingi raksasa industri seperti TSMC dari Taiwan. Namun, langkah ini telah meningkatkan biaya operasional dan menekan margin keuntungan perusahaan.

Peralihan fokus ini juga mencerminkan perubahan besar dalam industri semikonduktor, di mana permintaan untuk chip AI semakin meningkat, sementara permintaan untuk chip tradisional menurun.

Dengan persaingan yang semakin ketat di industri semikonduktor dan tantangan internal yang terus bertambah, masa depan Intel masih penuh dengan ketidakpastian.

Namun, dengan fokus baru pada teknologi AI dan restrukturisasi operasional, perusahaan ini mungkin masih memiliki peluang untuk kembali ke jalur pertumbuhan.

Nanovest News v3.22.0