Intel Putuskan Tidak Menjual Mobileye di Tengah Tekanan Finansial

Intel menegaskan tidak akan menjual Mobileye meski menghadapi kerugian besar. Bagaimana keputusan ini memengaruhi strategi jangka panjang Intel dalam industri chip dan teknologi otonom?

article author image

KikiSep 25, 2024

article cover image

Intel Corporation (INTC), salah satu raksasa teknologi yang tengah berjuang di tengah tekanan finansial, baru-baru ini menegaskan tidak akan menjual saham mayoritasnya di Mobileye, perusahaan teknologi self-driving yang mereka akuisisi pada 2017.

Pernyataan ini menutup salah satu opsi yang sebelumnya dipertimbangkan untuk membantu Intel mengumpulkan modal di tengah upayanya mengatasi kerugian besar.

Mobileye, yang dibeli Intel dengan nilai $15,3 miliar, menjadi perusahaan publik pada 2022. Dengan kepemilikan saham mencapai 88%, Intel masih memegang kendali penuh terhadap arah perusahaan yang menjadi salah satu pemain utama di bidang teknologi kendaraan otonom ini.

Setelah pengumuman bahwa Mobileye tidak akan dijual, saham Intel naik sekitar 2%, sementara saham Mobileye melonjak 15%.

Langkah Intel Mengatasi Kerugian Penjualan Aset dan Pengurangan Karyawan

Keputusan Intel untuk mempertahankan Mobileye datang di tengah serangkaian langkah efisiensi yang diambil perusahaan guna mengurangi biaya dan merampingkan operasional. Pada awal minggu, CEO Intel, Pat Gelsinger, mengumumkan bahwa mereka akan menjual sebagian saham di unit chip programmable Altera, yang sebelumnya diakuisisi pada 2015.

Selain itu, Intel juga berencana mengurangi luas properti yang dimiliki, sebagai bagian dari strategi lebih besar untuk mengatasi beban finansial.

Intel pun berupaya mencapai target pengurangan tenaga kerja sekitar 15.000 karyawan hingga akhir 2023, yang menunjukkan bahwa perusahaan ini sedang melakukan restrukturisasi besar-besaran demi bertahan di tengah tantangan pasar yang kian kompetitif.

Analis Ragu Banyak Pertanyaan, Sedikit Jawaban

Walaupun saham Intel sempat naik lebih dari 7% dalam seminggu terakhir berkat serangkaian pengumuman strategis, para analis tetap meragukan masa depan perusahaan. Mayoritas dari 17 analis yang disurvei oleh Visible Alpha masih memberikan peringkat "hold" terhadap saham Intel, yang menunjukkan keprihatinan akan langkah-langkah yang diambil Gelsinger.

Analis dari Bank of America menyebut bahwa meskipun Gelsinger telah memaparkan beberapa rencana baru untuk memperbaiki kondisi Intel, "lebih banyak pertanyaan yang muncul daripada jawaban."

Kekhawatiran utamanya adalah apakah Intel mampu mengimplementasikan strategi tersebut secara efektif dan kembali menjadi kekuatan dominan di industri chip yang kini semakin didominasi oleh pesaing seperti AMD dan Nvidia.

Penurunan Drastis Saham Intel

Meskipun ada beberapa kenaikan harga saham baru-baru ini, perjalanan saham Intel sepanjang tahun 2023 sangat mengecewakan. Saham perusahaan telah merosot hampir 58% sejak awal tahun, menjadikannya salah satu saham dengan performa terburuk di indeks S&P 500.

Hal ini memperlihatkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi perusahaan dalam beradaptasi dengan dinamika pasar semikonduktor yang cepat berubah.

Industri chip saat ini didominasi oleh persaingan ketat, terutama dari perusahaan yang lebih gesit seperti AMD dan Nvidia, yang telah meraih pangsa pasar yang signifikan di berbagai segmen, mulai dari prosesor komputer hingga teknologi kecerdasan buatan (AI).

Sementara Intel pernah menjadi pemimpin pasar, kini perusahaan tersebut harus mengejar ketertinggalannya, terutama di segmen teknologi chip AI yang menjadi pusat perhatian industri.

Masa Depan Mobileye dan Intel

Mobileye, sebagai salah satu portofolio paling bernilai Intel, adalah aset penting dalam upaya perusahaan untuk mendiversifikasi pendapatan di luar bisnis chip tradisional. Sebagai pemimpin di teknologi kendaraan otonom, Mobileye terus berkembang, mengembangkan solusi self-driving yang diadopsi oleh berbagai produsen mobil global.

Industri kendaraan otonom sendiri diproyeksikan akan bernilai ratusan miliar dolar di masa depan, sehingga mempertahankan Mobileye bisa menjadi langkah yang bijak bagi Intel dalam jangka panjang.

Namun, keputusan untuk tidak menjual Mobileye juga menimbulkan pertanyaan apakah Intel memiliki cukup strategi lain untuk mendongkrak modal, mengingat tantangan keuangan yang masih terus membayangi.

Di sisi lain, tekanan terhadap Intel mungkin akan meningkat jika mereka tidak mampu memperbaiki performa keuangannya secara signifikan dalam beberapa kuartal ke depan. Penurunan harga saham yang sangat signifikan sepanjang 2023 tentu membuat investor lebih waspada, terutama terkait rencana jangka panjang perusahaan di tengah lanskap semikonduktor yang terus berevolusi.

Keputusan Intel untuk mempertahankan Mobileye mungkin mencerminkan kepercayaan diri perusahaan terhadap masa depan sektor kendaraan otonom, tetapi juga menunjukkan bahwa Intel menghadapi keterbatasan dalam langkah-langkah penjualan aset untuk mengumpulkan modal.

Restrukturisasi yang sedang berlangsung, termasuk penjualan sebagian unit Altera dan pengurangan tenaga kerja, adalah upaya signifikan yang diharapkan dapat mengembalikan posisi perusahaan di pasar semikonduktor global.

Namun, keraguan masih menyelimuti langkah-langkah Intel ke depan. Dengan performa saham yang anjlok dan tekanan dari para pesaing yang semakin kuat, Intel harus memastikan bahwa setiap strategi yang diambil dapat memberikan dampak nyata dan membangkitkan kembali kepercayaan pasar.

Saat ini, pasar masih menunggu lebih banyak bukti keberhasilan dari langkah-langkah yang ditempuh Gelsinger dan timnya.

Nanovest News v3.18.0