Auto Rejection Bawah (ARB)

Cari tahu apa itu Auto Rejection Bawah (ARB), apa saja faktor penyebab terjadinya, ketentuan, contoh, dan manfaatnya hanya di Kamus Investasi Nanovest.

article author image

AjengDec 18, 2024

article cover image

Definisi Auto Rejection Bawah (ARB)

ARB adalah kebalikan dari ARA, yaitu persentase penurunan saham tertinggi dalam satu hari perdagangan. Dengan kata lain, ARB saham adalah batas paling bawah dari harga saham dalam satu hari perdagangan.

Oleh karena itu, setiap investor harus memiliki kemampuan yang baik untuk mempelajari setiap pergerakan harga saham, termasuk kemungkinan bahwa saham tersebut dapat menjadi ARB.

Tidak hanya ARA, ARB juga memiliki batas. Nilai terendah ARB adalah Rp50 menurut aturan yang sama seperti ARA, yang berarti saham yang sudah mencapai nilai ini akan sulit untuk dijual dan investor tidak akan lagi mencari saham tersebut.

Faktor Terjadinya Auto Rejection Bawah (ARB)

Pertama, penawaran penjualan yang melewati batas bawah rentang harga BEI adalah faktor pertama yang menyebabkan ARB. Semua kategori rentang harga saham akan mempengaruhi hal ini.

ARB akan terjadi saat penawaran jual kurang 7% dari harga acuan BEI pada rentang harga Rp50-Rp200 per lembar. Sama seperti saham dengan harga mulai dari Rp200 hingga Rp5000, maka ARB akan berlaku saat penawaran penjualan di bawah 7% harga acuan.

Kedua, kepanikan para investor dan perilaku impulsif mereka diprediksi menghasilkan berita negatif tentang pasar saham Indonesia. Hadirnya berita negatif dari investor dan trader menjadi salah satu penyebab terjadinya ARB.

Akibatnya, investor yang tidak bisa menenangkan diri mereka menjual banyak saham mereka dengan harga yang rendah.

Ketiga, Faktor lain yang menjadi penyebab ARB di BEI adalah saham gorengan. Karena 95% saham yang terkena ARB di market saat ini adalah saham gorengan. Oleh karena itu, para investor harus lebih berhati-hati saat mengeluarkan uang mereka untuk membeli lembar saham.

Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa saham yang mereka ingin beli mungkin tidak bertahan lama.

Ketentuan dalam Auto Rejection Bawah (ARB)

Bursa Efek Indonesia mengatur batas auto rejection. Batas ARB saham sendiri telah berubah secara historis. Sebelum pandemi, tingkat maksimum saham ARB adalah 20% hingga 35%.

Namun, pada awal pandemi Maret 2020, tingkat ini turun menjadi 10%. Akan tetapi, aturan tersebut diubah lagi, sehingga penurunan saham tertinggi selama periode 2020 adalah 7%.

Menurut Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikeluarkan pada tanggal 30 Maret 2023 dengan nomor Kep-00055/BEI/03-2023 mengenai Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas, ketentuan terbaru ARA dan ARB adalah sebagai berikut.

Harga Acuan SahamBatas ARA
Rp50,00 - Rp200,00>Rp50 atau <7%
Rp200,00 - Rp5.000,00<7%
>Rp5.000,00<7%

Ketentuan batasan persentase Auto Rejection Bawah Tahap II (Auto Rejection Simetris) berlaku mulai 4 September 2023 hingga saat ini.

Terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan ketika dihadapkan dengan saham ARB.

  1. Batasannya sebesar dua kali lipat dari persentase auto rejection untuk saham yang baru listing atau IPO.

  1. Maksimal pembelian saham adalah 5 persen dari jumlah efek tercatat, atau 50.000 lot. Jika lebih dari itu, akan ditolak secara otomatis.

  1. Untuk mencegah penurunan harga saham dan IHSG yang signifikan sejak pandemi, ARB diubah menjadi 7% (auto reject asimetris).

Contoh Auto Rejection Bawah (ARB)

Pada sore hari sebelumnya, harga saham emiten ABCD ditutup pada level 4000 rupiah. Untuk PT ABC, ada batas ARB sebesar 7%. Dengan kata lain, penurunan harga saham PT ABCD yang paling besar dalam satu hari adalah Rp3720, yang didapat dari jumlah Rp4000 (Rp 4000 dibagi 4).

Artinya, jika penurunan harga saham PT ABCD mencapai batas bawahnya di harga Rp3720, maka saham PT ABCD akan terkena ARB.

Manfaat Auto Rejection Atas (ARA) dan Auto Rejection Bawah

Pada akhirnya, investor akan mengalami peningkatan risiko ketika mereka melakukan investasi karena pergerakan harga saham ini. ARB dan ARA akan memainkan peran penting dalam hal ini. Keduanya akan menjadi aturan yang membatasi bagaimana nilai saham dapat bergerak, sehingga investor dapat menganalisis fluktuasi nilai saham sebelum membeli saham.

Sangat disarankan untuk menghindari saham dengan fluktuasi tinggi karena mereka memiliki risiko tinggi. Ini terutama berlaku untuk investor pemula yang ingin menggunakan strategi investasi konservatif.

Selain itu, Perusahaan juga mendapat manfaat dari ARA dan ARB. Sistem ini akan memberikan jaminan bagi Perusahaan yang terkait. Kebijakan auto rejection ini akan membantu menjaga nilai saham emiten. Lain halnya ketika nilai saham tidak memiliki batasan, Perusahaan akan sangat dirugikan.

Baik ARA maupun ARB memiliki tujuan yang sama, yaitu mencegah terjadinya gejolak harga yang berlebihan di pasar saham. Oleh karena itu, kemampuan menganalisis dan merespon perubahan harga menjadi sangat krusial bagi seorang investor.

Tidak hanya itu, sebagai seorang investor kamu dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk melindungi portofolio investasi yang dimiliki. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengoptimalkan pengelolaan keuangan melalui aplikasi investasi terpercaya dengan jaminan yang pasti aman!

Nanovest menjadi platform investasi pilihan dengan jaminan keamanan terbaik dan sudah mendapatkan izin dari BAPPEBTI. Mulai dari Rp5000 saja sudah bisa berinvestasi dengan menyediakan lebih dari 2000 saham US, aset kripto, dan emas.

Unduh aplikasinya sekarang juga!

Nanovest News v3.23.0