Gordon Growth Model (GGM)

Gordon Growth Model: Definisi, Fungsi, dan Cara Kerja | Kamus Nanovest

article author image

KikiJul 1, 2024

article cover image

Apa Itu Gordon Growth Model (GGM)?

Gordon Growth Model (GGM) adalah formula yang digunakan untuk menentukan nilai intrinsik saham berdasarkan serangkaian dividen masa depan yang tumbuh pada tingkat yang konstan. Model ini merupakan varian yang populer dan sederhana dari model diskon dividen (DDM).
GGM mengasumsikan bahwa dividen tumbuh pada tingkat yang konstan sepanjang masa dan menyelesaikan nilai sekarang dari rangkaian dividen masa depan yang tak terbatas.
Karena model ini mengasumsikan tingkat pertumbuhan yang konstan, model ini umumnya hanya digunakan untuk perusahaan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan dividen per lembar saham yang stabil.

 

Rumus Gordon Growth Model

Rumus Gordon Growth Model didasarkan pada sifat matematika dari serangkaian angka tak terbatas yang tumbuh dengan laju konstan. Tiga input utama dalam model ini adalah dividen per saham (DPS), tingkat pertumbuhan dividen per saham, dan tingkat pengembalian yang dibutuhkan.
P = D1 / rg
​dimana:
P = Harga saham saat ini
g = Tingkat pertumbuhan konstan yang diharapkan untuk
dividen, untuk selamanya
r = Biaya modal ekuitas yang konstan untuk
perusahaan (atau tingkat pengembalian)
D 1 =Nilai dividen tahun depan

 

Pentingnya Gordon Growth Model

GGM mencoba menghitung nilai wajar suatu saham terlepas dari kondisi pasar yang berlaku dan mempertimbangkan faktor pembayaran dividen dan imbal hasil yang diharapkan pasar. Jika nilai yang diperoleh dari model ini lebih tinggi daripada harga perdagangan saham saat ini, maka saham tersebut dianggap undervalued dan memenuhi syarat untuk dibeli, dan sebaliknya.
Dividen per saham mewakili pembayaran tahunan yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham ekuitas biasa, sedangkan tingkat pertumbuhan dividen per saham adalah seberapa besar tingkat dividen per saham meningkat dari tahun ke tahun.
Tingkat pengembalian yang disyaratkan adalah tingkat pengembalian minimum yang bersedia diterima investor saat membeli saham perusahaan, dan ada beberapa model yang digunakan investor untuk memperkirakan tingkat pengembalian ini.

 

Asumsi-asumsi Gordon Growth Model

Gordon Growth Model menilai saham perusahaan dengan menggunakan asumsi pertumbuhan konstan dalam pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan kepada para pemegang saham ekuitas biasa. GGM mengasumsikan bahwa sebuah perusahaan akan terus ada selamanya dan membayar dividen per saham yang meningkat pada tingkat yang konstan.
Untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham, model ini mengambil rangkaian dividen per saham yang tak terbatas dan mendiskontokannya kembali ke masa kini dengan menggunakan tingkat pengembalian yang diperlukan.

 

Keterbatasan Gordon Growth Model

Keterbatasan utama Gordon Growth Model terletak pada asumsinya mengenai pertumbuhan konstan dividen per saham. Sangat jarang perusahaan menunjukkan pertumbuhan konstan dalam dividen mereka karena siklus bisnis dan kesulitan atau kesuksesan finansial yang tidak terduga.
Oleh karena itu, model ini terbatas pada perusahaan-perusahaan yang menunjukkan tingkat pertumbuhan yang stabil.
Masalah kedua terjadi pada hubungan antara faktor diskonto dan tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam model. Jika tingkat pengembalian yang disyaratkan lebih kecil dari tingkat pertumbuhan dividen per saham, hasilnya adalah nilai negatif, sehingga model menjadi tidak berguna.
Selain itu, jika tingkat pengembalian yang disyaratkan sama dengan tingkat pertumbuhan, nilai per lembar saham mendekati tak terhingga.
P = $3 / .08 - .05 = $100

 

Contoh Gordon Growth Model

Sebagai contoh hipotetis, pertimbangkan sebuah perusahaan yang sahamnya diperdagangkan pada harga $110 per saham. Perusahaan ini mensyaratkan tingkat pengembalian minimum 8% (r) dan akan membayar dividen $3 per saham tahun depan (D1), yang diperkirakan akan meningkat 5% per tahun (g).
Nilai intrinsik (P) saham dihitung sebagai berikut:
Menurut Gordon Growth Model, saham tersebut saat ini dinilai terlalu tinggi di pasar sebesar $10.

 

Pro dan Kontra dari Gordon Growth Model

Pro
  • GGM biasanya digunakan untuk menetapkan nilai intrinsik dan dianggap sebagai formula yang paling mudah dipahami.
  • Model ini menetapkan nilai saham perusahaan tanpa memperhitungkan kondisi pasar, sehingga menyederhanakan penghitungan.
  • Pendekatan langsung ini juga menyediakan cara untuk membandingkan perusahaan dengan berbagai ukuran dan industri yang berbeda.
  • Kontra
    • Model pertumbuhan Gordon mengabaikan faktor-faktor non-dividen (seperti loyalitas merek, retensi pelanggan, dan aset tak berwujud) yang dapat menambah nilai perusahaan.
    • Model ini mengasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan dividen perusahaan stabil.
    • Metode ini hanya dapat digunakan untuk menilai saham-saham yang membagikan dividen, yang mengecualikan, misalnya, sebagian besar saham bertumbuh.
    •  

      Apa yang Diberi Tahu oleh Gordon Growth Model?

      Gordon Growth Model mencoba menghitung nilai wajar suatu saham terlepas dari kondisi pasar yang berlaku dan mempertimbangkan faktor pembayaran dividen dan imbal hasil yang diharapkan pasar. Jika nilai GGM lebih tinggi dari harga pasar saham saat ini, maka saham tersebut dianggap undervalued dan harus dibeli. Sebaliknya, jika nilainya lebih rendah dari harga pasar saham saat ini, maka saham tersebut dianggap overvalued dan sebaiknya dijual.

       

      Apa Saja Input untuk Gordon Growth Model?

      Tiga input dalam GGM adalah dividen per saham (DPS), tingkat pertumbuhan dividen per saham, dan tingkat pengembalian yang dibutuhkan. DPS adalah pembayaran tahunan yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham ekuitas biasa, sedangkan tingkat pertumbuhan DPS adalah tingkat kenaikan dividen per tahun. Tingkat pengembalian yang disyaratkan adalah tingkat pengembalian minimum di mana investor akan membeli saham perusahaan.

       

      Kelemahan Gordon Growth Model

      Keterbatasan utama GGM terletak pada asumsi pertumbuhan dividen per saham yang konstan. Sangat jarang perusahaan menunjukkan pertumbuhan konstan dalam dividen mereka karena siklus bisnis dan kesulitan atau kesuksesan finansial yang tak terduga.
      Oleh karena itu, model ini terbatas pada perusahaan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan dividen per saham yang stabil. Masalah lain terjadi pada hubungan antara faktor diskonto dan tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam model.
      Jika tingkat pengembalian yang disyaratkan lebih kecil dari tingkat pertumbuhan dividen per saham, hasilnya adalah nilai negatif, sehingga model menjadi tidak berguna. Selain itu, jika tingkat pengembalian yang disyaratkan sama dengan tingkat pertumbuhan, nilai per lembar saham mendekati tak terhingga.
      Gordon Growth Model adalah formula populer yang digunakan untuk mencari nilai intrinsik saham perusahaan. Umumnya, bila perhitungan model ini menghasilkan angka yang lebih tinggi daripada harga pasar saham perusahaan saat ini, saham tersebut dianggap undervalued dan harus dipertimbangkan untuk dibeli.
      Ketika hasil RUPS lebih rendah dari harga perdagangan saat ini, saham tersebut dianggap terlalu tinggi nilainya dan harus dipertimbangkan untuk dijual.
      Kelemahan Gordon Growth Model adalah asumsinya bahwa pembayaran dividen tumbuh pada tingkat yang konstan. Hal ini membuatnya hanya berguna saat mempertimbangkan saham perusahaan-perusahaan tertentu dengan dividen yang sesuai dengan asumsi tersebut.
      Selain itu, jika tingkat pengembalian yang disyaratkan rumus kurang dari tingkat pertumbuhan dividen, hasilnya akan menjadi negatif dan tidak bernilai.

       

      Nanovest News v3.21.0