Stock Split

Cari tahu apa itu Stock Split, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest

article author image

RendyJul 1, 2024

article cover image

Apa itu Stock Split?

Pengertian 'stock split' didefinisikan oleh para pakar dari berbagai sudut pandang. Warren Buffet, investor dan CEO Berkshire Hathaway, melihat stock split sebagai sebuah taktik di mana perusahaan membagi jumlah saham yang ada tanpa menambah nilai total dari keseluruhan saham tersebut. Di sisi lain, Benjamin Graham, bapak investasi nilai, mendefinisikan stock split sebagai penggandaan jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai per lembar saham. Stock split merupakan sebuah fenomena di dunia investasi di mana sebuah perusahaan memutuskan untuk membagi sahamnya menjadi lebih banyak unit. Setiap pemegang saham akan memiliki lebih banyak saham, tetapi dengan nilai per saham yang lebih rendah. Hal ini tidak mengubah total kapitalisasi pasar perusahaan, tetapi bertujuan membuat saham lebih terjangkau bagi investor dengan berbagai tingkat modal. Contoh sederhana adalah jika sebuah perusahaan melakukan stock split 2 untuk 1, maka seorang pemegang saham yang awalnya memiliki 100 saham dengan harga Rp 200.000 per saham, akan memiliki 200 saham dengan harga Rp 100.000 per saham. Nilai total investasinya tetap sama, yaitu Rp 20.000.000.

Keuntungan Stock Split Bagi Emiten dan Investor

1. Keuntungan Bagi Emiten

  • Meningkatkan Likuiditas Saham: Dengan harga per saham yang lebih rendah, saham menjadi lebih terjangkau bagi investor, yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume perdagangan saham tersebut.
  • Pembatasan Psikologis Harga: Stock split dapat membuat saham tampak lebih murah di mata investor, walaupun secara fundamental nilai perusahaan tidak berubah. Hal ini dapat meningkatkan permintaan dan mendorong harga saham naik.

2. Keuntungan Bagi Investor

  • Pilihan Investasi Lebih Banyak: Investor dengan modal kecil memiliki kesempatan untuk membeli saham perusahaan yang sebelumnya mungkin terlalu mahal untuk mereka.
  • Peningkatan Fleksibilitas: Investor dapat membeli atau menjual dalam jumlah yang lebih kecil, memungkinkan mereka untuk mengatur portofolio mereka dengan lebih baik.

Penyebab Stock Split

Stock split biasanya dilakukan karena beberapa alasan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Harga Saham Terlalu Tinggi: Jika harga saham perusahaan sudah terlalu tinggi, hal ini bisa mengurangi likuiditas saham dan membuatnya kurang terjangkau bagi investor.
  • Mengikuti Praktek Industri: Banyak perusahaan melihat stock split sebagai cara untuk menjaga harga saham mereka dalam kisaran yang sama dengan pesaing mereka.
  • Peningkatan Persepsi Positif: Stock split bisa menjadi sinyal positif bagi pasar bahwa manajemen perusahaan optimis tentang prospek bisnisnya.

Teknis pelaksanaan stock split biasanya melibatkan pengumuman kepada publik, persetujuan dari dewan direksi dan pemegang saham, serta perubahan pada dokumen perusahaan seperti anggaran dasar.

Contoh Stock Split yang Pernah Terjadi di Bursa Saham Amerika Serikat

Stock split, dengan berbagai nuansa dan dinamikanya, sering kali menjadi topik hangat di kalangan investor. Berikut ini adalah dua contoh aktivitas stock split paling fenomenal dari perusahaan yang terdaftar di bursa saham Amerika Serikat. 1. Apple Inc. - Split 4 untuk 1 di 2020 Pada Agustus 2020, dunia finansial terkejut dengan pengumuman Apple Inc., salah satu raksasa teknologi global, tentang stock split 4 untuk 1. Dalam sejarah panjang Apple, ini merupakan stock split kelima dan yang pertama sejak 2014. Hal ini memberikan sorotan baru bagi perusahaan yang telah lama menjadi favorit investor. Apple mengambil keputusan ini ketika harga saham mereka mencapai level tertinggi sepanjang masa, hampir $400 per saham. Tujuan utamanya adalah untuk membuat sahamnya lebih terjangkau bagi investor individu, terutama mereka yang ingin berpartisipasi dalam pertumbuhan perusahaan tetapi merasa terhalang oleh harga saham yang tinggi. Setelah split, harga saham Apple turun menjadi sekitar $100 per saham, namun jumlah saham yang beredar melonjak empat kali lipat. Meskipun tampak seolah-olah harga saham Apple jatuh drastis, nilai pasar perusahaan tetap sama. Hanya saja, sahamnya menjadi lebih mudah diakses oleh investor dengan berbagai latar belakang finansial. 2. Tesla Inc. - Split 5 untuk 1 di 2020 Di bulan yang sama, Tesla Inc., produsen kendaraan listrik yang dihormati dan dipimpin oleh CEO karismatik Elon Musk, mengumumkan stock split mereka sendiri dengan rasio 5 untuk 1. Stock split ini cukup mengejutkan pasar, mengingat ini merupakan split saham pertama dalam sejarah perusahaan. Keputusan Tesla diambil setelah harga saham mereka mencapai tingkat tertinggi sepanjang masa, lebih dari $2000 per saham. Sama seperti Apple, Tesla berusaha menjadikan saham mereka lebih terjangkau bagi investor individu, khususnya mengingat ekspektasi tinggi terhadap pertumbuhan industri kendaraan listrik. Akibat stock split, harga saham Tesla turun menjadi sekitar $400 per saham. Namun, jumlah saham yang beredar naik lima kali lipat, memberi lebih banyak investor kesempatan untuk memiliki bagian dari perusahaan inovatif ini. Kedua fenomena ini, dari Apple dan Tesla, menyoroti bagaimana stock split bisa digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk menjaga saham mereka menarik dan terjangkau di mata investor, serta mendorong likuiditas saham di pasar. Bagaimanapun, penting bagi kamu untuk memahami bahwa stock split tidak mengubah nilai intrinsik perusahaan, hanya mempengaruhi persepsi pasar tentang harga saham.

Nanovest News v3.23.0