Stop Loss
Cari tahu apa itu Stop Loss, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest
Rendy • Jul 1, 2024
Definisi Stop Loss
Hull, seorang pakar keuangan yang terkenal dengan buku best seller-nya "Options, Futures, and Other Derivatives," mendefinisikan stop loss sebagai suatu perintah untuk menjual aset ketika harga mencapai level tertentu. Itu adalah cara untuk membatasi kerugian atau, dalam beberapa kasus, mengambil keuntungan setelah harga aset mencapai titik tertentu. Bulkowski, penulis "Encyclopedia of Chart Patterns," berpendapat bahwa stop loss adalah suatu perintah penjualan yang dipicu oleh pergerakan harga. Fungsinya adalah melindungi investor dari risiko penurunan harga aset yang drastis.
Apa itu Stop Loss?
Stop loss adalah alat yang sangat berharga dalam arusenal setiap investor atau trader. Ketika kamu melakukan investasi, penting untuk mempertimbangkan berbagai skenario, termasuk yang tidak diharapkan. Stop loss adalah mekanisme yang memungkinkan kamu membatasi potensi kerugian dari investasi. Dalam kata lain, ini adalah batasan yang kamu tetapkan untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Dalam praktiknya, stop loss adalah perintah yang diberikan kepada broker untuk menjual aset ketika harga mencapai level tertentu. Sehingga, jika harga pasar jatuh, perintah penjualan akan otomatis dijalankan, membatasi kerugian yang mungkin terjadi.
Bagaimana Cara Kerja Stop Loss?
Dalam kerangka kerja investasi, stop loss berperan sebagai semacam penjaga, berjaga-jaga atas investasi yang telah kamu tanamkan. Untuk memahami cara kerja stop loss, bayangkan situasi berikut ini. Kamu memutuskan untuk membeli saham dari perusahaan X dengan harga Rp10.000 per lembar saham. Selanjutnya, kamu menentukan stop loss di harga Rp9.000 per lembar saham. Dalam skenario ini, jika harga saham perusahaan X turun ke Rp9.000 atau bahkan lebih rendah, maka perintah penjualan akan otomatis dijalankan oleh sistem, menjual saham kamu di pasar. Dengan demikian, potensi kerugian kamu terbatas pada Rp1.000 per lembar saham, bukan mengalami kerugian yang lebih besar lagi jika harga saham terus merosot. Sekarang, mari kita tinjau skenario yang sedikit berbeda. Kamu membeli saham perusahaan X dengan harga Rp10.000 per lembar saham dan harga saham tersebut naik menjadi Rp15.000. Kamu memutuskan untuk menaikkan stop loss kamu ke Rp13.000 untuk melindungi sebagian dari keuntungan yang telah kamu peroleh. Jika harga saham perusahaan X kemudian turun ke Rp13.000 atau lebih rendah, saham kamu akan dijual di pasar, dan kamu akan mengunci keuntungan sebesar Rp3.000 per lembar saham. Namun, kamu perlu memahami bahwa stop loss bukanlah jaminan. Dalam pasar yang sangat volatile, harga bisa "loncat" melewati level stop loss kamu, dan saham kamu bisa terjual dengan harga yang lebih rendah dari yang kamu harapkan. Ini dikenal sebagai "slippage". Meski begitu, stop loss tetap menjadi alat yang sangat berharga untuk membatasi kerugian dan melindungi keuntungan. Stop loss dapat diterapkan pada hampir semua jenis aset yang diperdagangkan, termasuk saham, obligasi, mata uang (forex), komoditas, dan derivatif lainnya. Mekanismenya pada dasarnya sama, yakni menetapkan level harga di mana aset akan dijual untuk membatasi kerugian atau melindungi keuntungan. Menentukan stop loss adalah bagian penting dari strategi manajemen risiko dan harus dipertimbangkan oleh semua investor dan trader, baik yang baru memulai maupun yang sudah berpengalaman. Mengingat dunia investasi adalah medan yang penuh dengan ketidakpastian, stop loss bisa menjadi pelindung penting yang mencegah kamu dari kerugian yang berlebihan.
Keuntungan Menggunakan Stop Loss
1. Membatasi Kerugian Keuntungan utama dari stop loss adalah membatasi potensi kerugian. Tidak ada investasi yang aman dari risiko, dan stop loss adalah cara untuk mengelola risiko tersebut. 2. Mengambil Keuntungan Stop loss juga bisa digunakan untuk mengambil keuntungan. Misalnya, jika harga aset meningkat, kamu bisa menyesuaikan tingkat stop loss untuk melindungi sebagian dari keuntungan tersebut. 3. Memberikan Ketentuan yang Jelas Dengan stop loss, kamu memiliki titik keluar yang jelas. Ini membantu menghindari keputusan emosional atau impulsif yang dapat merusak strategi investasi.
Tiga Tipe Stop Loss
1. Stop Loss Market Tipe ini memerintahkan broker untuk menjual aset segera setelah harga mencapai titik stop loss. Risikonya adalah jika pasar bergerak cepat, kamu mungkin menjual dengan harga lebih rendah dari yang kamu harapkan. 2. Stop Loss Limit Ini adalah perintah untuk menjual aset setelah mencapai titik stop, tetapi hanya jika kamu bisa mendapatkan harga tertentu atau lebih baik. Risikonya adalah jika pasar bergerak cepat, aset kamu mungkin tidak terjual. 3. Trailing Stop Loss Trailing stop loss menyesuaikan diri dengan pergerakan harga. Misalnya, jika harga aset meningkat, stop loss juga akan naik. Ini membantu melindungi keuntungan sambil membatasi kerugian. Mengingat pasar investasi penuh dengan ketidakpastian, stop loss bisa menjadi alat penting dalam strategi manajemen risiko kamu. Selalu ingatlah bahwa dalam berinvestasi, pengetahuan adalah kunci untuk keberhasilan.