Xiaomi Luncurkan Rival Model Y, Saham Tesla Tertekan
Peluncuran YU7 dan dominasi Waymo di robotaxi picu kekhawatiran terhadap strategi Tesla. Uji coba armada di Austin diawasi ketat NHTSA.

Ajeng • May 20, 2025

Saham Tesla Inc. (NASDAQ: TSLA) melemah 2,3% pada awal pekan ini setelah Xiaomi, raksasa teknologi China yang kini masuk ke industri kendaraan listrik (EV), mengumumkan peluncuran crossover elektrik YU7—penantang langsung Model Y.
Dalam unggahan di akun Weibo resminya, Xiaomi menyatakan bahwa YU7 akan diungkap pada Kamis, 22 Mei, dalam acara peluncuran produk strategis perusahaan.
Meski rincian penjualan belum diungkap, debut ini diperkirakan akan memperkuat posisi Xiaomi di segmen EV domestik, memperbesar tekanan terhadap Tesla di China market—salah satu pangsa pasar terpentingnya.
Xiaomi Semakin Agresif, Tesla Hadapi Kompetisi Lokal yang Serius
Suksesnya sedan listrik Xiaomi SU7, yang mengusung desain bergaya Porsche Taycan dan sistem operasi Android khusus (HyperOS), memperlihatkan daya saing serius dari pendatang baru ini.
Dengan 135.000 unit terjual di 2024 dan prediksi penjualan akan lebih dari dua kali lipat pada 2025, ekspektasi terhadap YU7 kini semakin tinggi.
Para Analis melihat bahwa model EV yang "tech-centric" seperti milik Xiaomi menyasar konsumen muda yang melihat mobil sebagai perpanjangan dari perangkat digital mereka—ceruk market yang juga menjadi sasaran Tesla.
Tekanan Tambahan: Sektor Teknologi AS Juga Melemah
Penurunan saham Tesla tidak hanya dipicu oleh kabar dari China, tetapi juga oleh pelemahan pasar saham teknologi AS secara umum, yang tertekan oleh kekhawatiran ekonomi dan utang pemerintah.
Namun, saham Tesla sebelumnya sempat mencatat empat pekan penguatan berturut-turut, memangkas penurunan year-to-date menjadi sekitar 16%.
Penambahan Jack Hartung, Presiden Chipotle, ke jajaran Dewan Direksi Tesla pekan lalu turut menjadi sentimen positif. Hartung disebut-sebut akan mendukung proses pencarian skema kompensasi baru untuk CEO Elon Musk, menyusul pembatalan paket kompensasi $56 miliar oleh Hakim Delaware.
Taruhan Besar Tesla: Robotaxi & Ambisi Autonomous
Meski ada tekanan eksternal, fokus utama Tesla tetap pada proyek robotaxi. Tesla berencana menguji robotaxi tanpa pengawasan musim panas ini di Austin, Texas.
Namun, Analis Morgan Stanley, Adam Jonas, mengungkap bahwa skala uji coba awal akan sangat terbatas—hanya 10 hingga 20 kendaraan—dengan dukungan tele-operators jarak jauh untuk keamanan.
Kompetisi pun semakin sengit. Waymo milik Alphabet telah mengoperasikan sekitar 250.000 perjalanan robotaxi per minggu di AS, membuat Tesla terlihat tertinggal dalam implementasi layanan komersial.
Musk tetap percaya bahwa pendekatan vision-based Tesla akan lebih skalabel, karena jutaan kendaraan Tesla sudah berada di jalan dan tinggal menunggu penyempurnaan perangkat lunak dan pelatihan AI untuk mencapai full self-driving.
Namun, otoritas AS belum sepenuhnya yakin. NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) tengah menyelidiki sistem FSD (Full Self-Driving) Tesla, dan meminta data rinci terkait pengembangan teknologi untuk armada robotaxi, termasuk metode evaluasi keselamatan di jalan raya.