Tesla Pacu Pertumbuhan di Tengah Tarif Trump dan Persaingan EV Global

Tesla tetap memimpin pasar kendaraan listrik dengan peluncuran Model Y terbaru, meski tertekan oleh kebijakan tarif impor AS dan dinamika pasar global. Pendapatan lima tahunnya tumbuh 29,76%.

article author image

AjengMay 13, 2025

article cover image

Tesla, Inc. (NASDAQ: TSLA) kembali menjadi sorotan sebagai salah satu saham kendaraan listrik (EV) dengan pertumbuhan tinggi, meskipun menghadapi tekanan dari tarif impor, penurunan penjualan, dan ketidakpastian kebijakan global.

Dalam laporan terbaru, Tesla mencatat pertumbuhan pendapatan rata-rata lima tahun sebesar 29,76%, memperkuat posisinya di antara jajaran saham EV dengan potensi pertumbuhan terbaik.

Perusahaan ini juga mempertahankan dominasinya sebagai produsen EV terkemuka dunia, dengan hampir 1,8 juta unit kendaraan listrik dikirimkan sepanjang 2024.

Tarif Impor dan Tantangan Global

Presiden Trump sejak Maret 2024 telah memberlakukan tarif 25% terhadap mobil impor, berdampak pada sekitar 46% pasar otomotif AS.

Tarif tambahan terhadap komponen seperti mesin dan transmisi mulai berlaku 3 Mei, memicu kekhawatiran akan meningkatnya biaya produksi dan harga jual mobil.

Namun, Pemerintahan Trump memberi sedikit kelonggaran lewat skema pemotongan tarif bertahap selama dua tahun dan pengecualian bagi kendaraan dengan komponen buatan AS, Kanada, atau Meksiko minimal 85% — yang akan meningkat menjadi 90% pada 2025.

Penjualan EV AS Tumbuh, Tapi Ada Peringatan

Laporan Cox Automotive mencatat penjualan EV di AS tumbuh 11,4% YoY di kuartal pertama 2025, mencapai 300.000 unit dan menyumbang 7,5% dari total penjualan kendaraan baru.

Meskipun beberapa merek mencetak lonjakan volume, beberapa model lama mencatat penurunan signifikan akibat strategi produk yang bergeser.

Salah satu merek EV besar mengalami penurunan 26% dari puncak penjualannya tahun lalu menjadi hanya 128.000 unit pada Q1 2025 — turun 9% YoY.

Penurunan ini menyoroti tekanan dari tarif, harga bahan baku, dan ketidakpastian kebijakan.

Optimisme Tetap Menyala

Kendati demikian, Tesla tidak tinggal diam. Pada 6 Mei, perusahaan meluncurkan Model Y versi long-range rear-wheel drive dengan harga $44,990 sebelum insentif pajak $7,500, yang menurunkan harga efektifnya menjadi $37,490.

Langkah ini dipandang sebagai strategi agresif untuk meningkatkan permintaan di tengah persaingan yang makin sengit.

Firma Investasi Cantor Fitzgerald menetapkan target harga saham Tesla sebesar $355 pada 28 April dan mempertahankan rating Overweight, menyebut Tesla masih solid secara fundamental dan memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang yang menjanjikan melalui robotaxis, model baru senilai $30,000 di 2025, serta ekspansi teknologi kecerdasan buatan dan penyimpanan energi.

Pasar Global Masih Menjanjikan

Menurut proyeksi Rho Motion, penjualan global EV dan hybrid plug-in diperkirakan tumbuh lebih dari 17% di 2025 menjadi 20 juta unit.

China akan memimpin dengan proyeksi pertumbuhan 40% menjadi 11 juta unit.

Penjualan Eropa juga diperkirakan meningkat 15%, meskipun terancam denda €10 miliar bila gagal memenuhi target emisi.

Sementara itu, penjualan EV di AS masih diproyeksikan tumbuh 16% meskipun dihantui ketidakpastian kebijakan.

Nanovest News v4.8.0