Yuk, kenalan sama Growth Investor dan Saham Favoritnya!

Yuk, kenalan sama Growth Investor dan Saham Favoritnya!

article author image

NonaJul 1, 2024

article cover image

Investasi saham, apalagi di bursa Amerika Serikat, adalah salah satu jenis investasi yang menjanjikan keuntungan tinggi. Namun, investasi saham butuh perhitungan cermat.

Dalam dunia saham, ada salah satu jenis strategi yang bisa kamu terapkan yaitu growth investing. Strategi investasi yang satu ini menitikberatkan pada potensi perkembangan bisnis. Investor menaruh harapan pada potensi keuntungan yang bisa didapatkan dalam beberapa tahun mendatang.

Seorang growth investor melakukan pembelian saham tanpa memperhitungkan harganya. Mereka akan melakukan transaksi saat saham berada pada harga murah ataupun mahal.

Selanjutnya, mereka berharap harga saham akan mengalami kenaikan seiring perkembangan bisnis. Hasilnya, saham yang mereka miliki mempunyai harga berlipat ganda.

Ingin jadi growth investor? Yuk, simak ulasan strategi, contoh saham yang digemari growth investor di bursa Amerika Serikat, serta perbedaan growth investor dan value investor di sini.

Pengertian growth investing dan contoh sahamnya

Growth investing adalah strategi dalam memilih saham perusahaan yang memiliki banyak faktor pendukung di momen-momen tertentu. Misalnya perusahaan tersebut menggunakan setiap sumber daya untuk memperluas layanan atau produk.

Growth investor melakukan penilaian terhadap potensi perusahaan sebelum melakukan investasi. Saham-saham yang termasuk dalam kategori potensial, umumnya mempunyai harga mahal. Bahkan, harganya kerap melebihi harga wajar di pasaran.

Saham perusahaan yang kerap menjadi incaran para growth investor biasanya adalah perusahaan baru. Mereka tengah rajin-rajinnya melakukan ekspansi. Perusahaan itu pun menjanjikan inovasi dan secara finansial belum berada pada tahap mapan.

Perusahaan dengan kategori ini kemungkinan besar bakal mengalami pertumbuhan dengan cepat. Mereka pun akan memperoleh pendapatan serta laba lebih banyak yang kemudian akan berdampak pada harga saham. Kalau melakukan investasi pada perusahaan yang tepat, investor bisa memperoleh profit sangat tinggi.

Profit yang diharapkan oleh investor saat menerapkan strategi growth investing berasal dari capital gain. Perlu kamu ketahui, perusahaan yang tengah berkembang punya kecenderungan menerapkan kebijakan reinvestasi. Mereka memilih untuk berekspansi dan tak membagikan dividen.

Apa contohnya?

Perusahaan yang berasal dari sektor teknologi biasanya memiliki pertumbuhan yang cepat karena karakteristiknya yang mengikuti perkembangan zaman. Maka dari itu, growth stock cenderung didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang teknologi.

Growth stock asal Amerika Serikat contohnya adalah Amazon dan Netflix. Keduanya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang layanan berbasis teknologi dan sama-sama memprioritaskan kemajuan teknologi dan ekspansi bisnis daripada laba.

Strategi yang perlu diterapkan growth investor

Apa saja yang dilakukan growth investor dalam mencari cuan di bursa saham? Pasalnya, menerapkan strategi ini ada risikonya yang jauh lebih besar.

Penurunan harga saham secara tiba-tiba dan mendalam mungkin saja terjadi apabila terdapat sentimen negatif mengenai perusahaan terkait. Maka dari itu, growth investing lebih cocok diterapkan oleh investor yang punya ketekunan tinggi dan toleransi risiko yang tinggi pula.

Bagi kamu yang mau jadi growth investor, berikut hal-hal yang perlu diterapkan!

1. Riset histori pertumbuhan pendapatan

Kalau ingin menjadi growth investor, kamu perlu mempertimbangkan faktor histori pertumbuhan pendapatan perusahaan. Idealnya, perusahaan yang bisa kamu pilih adalah mereka yang mempunyai pendapatan konstan setidaknya 5-10 tahun terakhir.

Dalam praktiknya, pertumbuhan earning per share (EPS) perusahaan bisa berbeda-beda, bergantung pada valuasi. Perusahaan yang memiliki valuasi sebesar US$4 miliar, setidaknya perlu memiliki pertumbuhan pendapatan sebesar 5 persen. Kalau valuasinya kurang dari US$400 juta, pertumbuhan yang ideal di kisaran 7 persen.

2. Proyeksikan pertumbuhan pendapatan perusahaan 5 tahun ke depan

Perusahaan menyusun laporan pendapatan tiap kuartal atau per tahun. Sebelum pengumuman tersebut, equity analyst biasanya menyusun laporan berkaitan dengan estimasi pendapatan perusahaan beberapa tahun mendatang.

Kamu bisa memanfaatkan informasi ini untuk menilai potensi pertumbuhan perusahaan. Dari laporan ini kamu bisa mempertimbangkan untuk membeli saham perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan positif.

3. Profit margin

Dalam menilai potensi perusahaan, kamu perlu mengetahui nilai profit margin. Angka dari profit margin bisa kamu jadikan indikator untuk melakukan penilaian profitabilitas perusahaan. Kalau perusahaan memiliki profit margin yang terus mengalami peningkatan, pertimbangkan untuk membeli sahamnya.

4. Return on Equity

Aspek selanjutnya yang harus kamu cermati adalah Return on Equity (ROE). Istilah ini merujuk pada hasil pembagian antara pendapatan bersih dengan shareholder equity. ROE yang terus mengalami peningkatan merupakan indikator manajemen perusahaan yang positif. Jadi, perusahaan itu sangat potensial untuk kamu pilih.

5. Performa Saham

Faktor terakhir adalah performa saham perusahaan. Kamu dapat mengamati harga saham dalam beberapa tahun terakhir. Apakah saham tersebut mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan? Setidaknya, 15 persen pertumbuhan harga saham layak dikoleksi dalam strategi growth investing.

Perbedaan growth investor dan value investor

Apa saja perbedaan growth investor dan value investor dari sisi strateginya? Simak penjelasan berikut!

1. Gaya investasi growth investor

Gaya growth investor menjadikan perkembangan saham yang pesat dari waktu ke waktu sebagai pertimbangan dalam membeli saham. Biasanya investor tipe ini tidak terlalu ambil pusing dengan kecil atau besarnya Price to Earnings Ratio atau P/E Ratio (PER) suatu saham.

Tanpa melihat PER, investor kategori ini memilih saham dengan cara melihat Price Earning to Growth (PEG). Saham yang memiliki PEG kecil dianggap sebagai saham yang layak beli. Itu berarti semakin kecil PEG suatu saham, semakin layak saham itu buat dimiliki.

Pertimbangannya adalah, laba saham yang terus bertumbuh, bahkan lebih tinggi dari laba-laba sebelumnya dengan sendirinya mendongkrak harga saham itu sendiri.

2. Gaya investasi value investor

Pada tipe value investor, mereka melihat saham dari fundamentalnya yang tercermin dari laporan tahunan (annual reports) dan laporan per kuartal (quarterly reports). Investor saham dengan gaya ini mencari saham yang punya harga murah.

Penentuan murah atau mahalnya harga saham didasarkan pada PER saham itu sendiri. Idealnya, saham dinilai layak beli kalau PER-nya di bawah 12.

Tapi, banyak saham dengan PER di bawah 12 tetap tidak bisa jadi patokan utama. Investor tipe ini tetap melihat laporan tahunan dan per kuartalnya.Termasuk dari sisi revenue. Jika cenderung meningkat dari waktu ke waktu, maka layak dikoleksi.

Kamu suka gaya growth investor atau value investor? Apapun pilihan kamu, pastikan berinvestasi di tempat yang aman. Apalagi jika kamu mau berinvestasi saham global seperti di bursa saham Amerika Serikat. Nanovest.io bisa jadi pilihan terbaik dan aman buat kamu. Selamat berinvestasi!

Nanovest News v3.23.0