Cara Gen Z Mengatur Keuangan agar Tetap Hemat dan Bebas Stres
Ngopi nggak ngopi, rumah tetap nggak kebeli! Simak tips keuangan untuk Gen Z agar bisa mengatur pengeluaran, menabung, dan tetap menikmati hidup di era digital yang penuh godaan ini.

Muhammad • Apr 21, 2025

Di tengah gaya hidup modern yang penuh distraksi, generasi Z dihadapkan pada tantangan untuk tetap hidup nyaman tanpa harus terjebak dalam pola konsumtif. Mulai dari godaan promo belanja online, tren makanan viral, sampai kopi kekinian yang tak henti-hentinya muncul di media sosial, semuanya bisa menggoyahkan stabilitas finansial.
Tidak sedikit dari kita yang akhirnya mengeluh, "Ngopi nggak ngopi, rumah tetap nggak kebeli." Tapi benarkah demikian?
Sebenarnya, generasi Z punya banyak potensi untuk cerdas dalam mengelola keuangan. Dengan literasi digital yang tinggi dan akses informasi yang luas, tidak ada alasan untuk tidak mulai membentuk kebiasaan finansial yang sehat.
Terkadang, meski masih muda, banyak dari Gen Z yang sudah mulai merasakan beban keuangan, seperti membayar kuliah sendiri, membantu keluarga, atau bahkan menabung untuk masa depan. Ketidakpastian ekonomi dan inflasi juga semakin memperkuat alasan mengapa penting bagi Gen Z untuk memiliki strategi keuangan yang matang sejak dini.
Tips Mengatur Keuangan Ala Gen Z Agar Tetap Hemat
Bagi Gen Z yang hidup di era digital serba cepat, mengatur keuangan berarti menjaga keseimbangan antara kebutuhan, keinginan, dan masa depan. Tujuannya bukan sekadar berhemat, tapi tetap bisa menikmati hidup tanpa membuat isi dompet menderita. Berikut beberapa tips praktis untuk mengatur keuanganmu:
1. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Ini merupakan prinsip dasar yang sering kali diabaikan. Sebelum melakukan pembelian, cobalah bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya benar-benar membutuhkan ini, atau hanya tergoda karena tren dan rasa takut tertinggal (FOMO)?”
Contohnya, membeli skincare karena memang stok sudah habis merupakan kebutuhan. Namun, membeli skincare hanya karena kemasannya menarik atau sedang viral adalah bentuk keinginan.
Mulailah dengan membuat daftar kebutuhan pokok bulanan seperti biaya tempat tinggal, pulsa, transportasi, dan konsumsi harian. Dengan cara ini, kamu akan lebih mudah menentukan prioritas dan menghindari pengeluaran yang tidak diperlukan.
2. Susun Anggaran dan Catat Pengeluaran
Kamu tidak perlu sistem yang rumit. Gunakan prinsip sederhana 50:30:20, yaitu dengan 50% untuk kebutuhan pokok (makanan, tempat tinggal, transportasi), 30% untuk tabungan atau investasi dan 20% untuk hiburan atau gaya hidup
Jika penghasilan masih belum tetap, bisa menggunakan skema 70:20:10 agar lebih sesuai dengan kondisi. Anggaran ini bisa dicatat dalam buku, spreadsheet, atau aplikasi keuangan seperti DompetKu, Money Lover, dan Spendee.
Luangkan waktu untuk mengevaluasi pengeluaran setiap minggu. Apakah anggaran masih sesuai, atau mulai mengalami pembengkakan? Evaluasi rutin ini dapat membantu kamu lebih waspada dan menghindari stres keuangan di akhir bulan.
3. Kurangi Gaya Hidup Konsumtif
Kebiasaan seperti membeli kopi setiap hari, makan di luar, berlangganan aplikasi yang jarang digunakan, atau mengikuti tren belanja terbaru bisa menguras anggaran tanpa disadari. Tidak ada yang salah dengan menikmati hidup, namun penting untuk memiliki kontrol.
Cobalah untuk memulai gaya hidup yang lebih minimalis. Misalnya, bawa bekal makanan sendiri selama seminggu atau batasi membeli kopi di luar hanya seminggu sekali. Apabila berhasil, berikan apresiasi pada diri sendiri sebagai bentuk motivasi.
Sebelum tergoda dengan promo, biasakan bertanya: "Kalau ini tidak diskon, apakah saya tetap akan membeli?" Jika jawabannya tidak, artinya pembelian tersebut hanya karena tergoda harga, bukan karena kebutuhan.
4. Mulai Menabung dan Berinvestasi Sejak Dini
Langkah kecil yang dilakukan secara konsisten akan memberikan dampak besar. Menyisihkan Rp10.000 per hari mungkin terasa ringan, tetapi dalam sebulan bisa terkumpul Rp300.000. Jumlah ini sudah cukup untuk kebutuhan darurat atau mulai menabung untuk sesuatu yang lebih besar.
Setelah memiliki tabungan dasar, pertimbangkan untuk mulai berinvestasi. Saat ini banyak platform investasi yang ramah bagi pemula, bahkan bisa dimulai dengan modal kecil. Kamu dapat mempertimbangkan reksadana pasar uang, emas digital, atau bahkan saham.
Selain itu, terus tingkatkan literasi keuangan. Ikuti akun edukasi finansial, baca buku atau tonton video seputar manajemen keuangan. Pengetahuan yang cukup akan membuatmu lebih percaya diri dalam mengambil keputusan finansial.
5. Siapkan Dana Darurat dan Cari Penghasilan Tambahan
Dana darurat merupakan pondasi finansial yang penting. Kita tidak pernah tahu kapan akan menghadapi situasi mendesak, seperti alat elektronik rusak, keperluan mendadak di rumah, atau kebutuhan medis. Usahakan memiliki dana darurat minimal satu kali pengeluaran bulanan, lalu ditingkatkan hingga 3–6 kali lipat.
Simpan dana darurat di tempat yang sulit dijangkau secara impulsif, seperti rekening khusus tanpa kartu ATM, agar tidak tergoda untuk menggunakannya.
Jika penghasilan utama masih terbatas, manfaatkan waktu luang untuk menambah pendapatan. Banyak peluang kerja freelance yang dapat disesuaikan dengan minat dan kemampuan, mulai dari menulis, desain grafis, mengelola media sosial, hingga membuat konten digital. Hobi pun bisa menjadi sumber penghasilan tambahan.
Investasi Aman di Nanovest!
Jika kamu tertarik untuk memantau saham atau peluang investasi lainnya, kamu bisa menggunakan Nanovest, yang memungkinkan kamu untuk mengikuti perkembangan pasar saham dan aset digital dengan mudah. Jadi, ayo download Nanovest sekarang dan mulai investasi saham #AmanSamaNano.