Closing Price (Harga Tutup)

Cari tahu apa itu Harga Tutup, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest.

article author image

KikiJul 1, 2024

article cover image

Apa Itu Harga Tutup (Closing Price)?

Harga penutupan atau closing price adalah harga mentah atau nilai tunai dari harga sekuritas yang terakhir ditransaksikan sebelum pasar resmi ditutup untuk perdagangan normal.

Ini sering kali menjadi titik referensi yang digunakan investor untuk membandingkan kinerja saham sejak hari sebelumnya dan harga penutupan sering kali digunakan untuk membuat grafik garis yang menggambarkan riwayat perubahan harga dari waktu ke waktu.

Closing price yang disesuaikan memperhitungkan segala hal yang mungkin mempengaruhi harga saham setelah pasar tutup, seperti dividen atau pemisahan.

Oleh karena itu, harga penutupan suatu sekuritas seringkali berbeda dari harga perdagangan setelah jam kerja.

Memahami Harga Penutupan (Closing Price)

Harga penutupan (closing price) merupakan penanda yang berguna bagi investor untuk menilai perubahan harga saham dari waktu ke waktu.

Bahkan di era perdagangan 24 jam, ada harga penutupan untuk setiap saham atau sekuritas lainnya, dan ini adalah harga akhir yang diperdagangkan selama jam pasar reguler pada hari tertentu.

Closing price dianggap sebagai penilaian paling akurat atas suatu saham atau sekuritas lainnya hingga perdagangan dilanjutkan pada hari perdagangan berikutnya.

Harga penutupan (closing price) pada suatu hari dapat dibandingkan dengan harga penutupan pada hari sebelumnya, 30 hari sebelumnya atau setahun sebelumnya, untuk mengukur perubahan sentimen pasar terhadap saham tersebut.

Sebagian besar situs berita saham mengizinkan investor untuk memetakan closing price selama jangka waktu beberapa tahun, dan biasanya sejak hari perusahaan tersebut go public.

Jebakan Harga Penutupan (Closing Price)

Harga penutupan (closing price) saham perusahaan mana pun biasanya tidak mencerminkan berita apa pun yang dirilis perusahaan pada hari itu.

Pengumuman perusahaan besar terkait pendapatan, pemecahan saham, pemecahan saham terbalik, dan dividen saham biasanya dirilis setelah penutupan hari perdagangan reguler untuk memberikan kesempatan kepada pedagang untuk mencerna berita tersebut sebelum mengambil tindakan.

Pelepasan berita umumnya menyebabkan harga saham naik atau turun secara drastis pada perdagangan setelah jam kerja. Namun, perdagangan setelah jam kerja melibatkan sebagian kecil dari volume yang terlihat selama hari perdagangan, sehingga perubahan harga ini berpotensi menipu.

Meski begitu, berita yang dirilis bisa mengubah harga pembukaan saham keesokan harinya.

Harga Penutupan  (Closing Price) vs. Harga Penutupan yang Disesuaikan

Perubahan harga yang sangat dramatis terjadi ketika sebuah perusahaan mengumumkan pemecahan saham. Ketika perubahan dilakukan, harga yang ditampilkan akan langsung mencerminkan perpecahan.

Misalnya, jika sebuah perusahaan membagi sahamnya 2-untuk-1, harga penutupan (closing price) terakhir akan tampak dipotong setengahnya.

Perubahan tersebut akan tercermin pada harga penutupan yang disesuaikan. Pemecahan saham terbalik menyebabkan perubahan harga yang sama dramatisnya.

Pemecahan saham terbalik (reverse stock split) dapat menjadi tanda bahwa sebuah perusahaan berada dalam kesulitan dan sedang berjuang untuk membuat harga sahamnya terlihat lebih kuat, atau setidaknya mempertahankannya di atas ambang batas $1 untuk mencegahnya dikeluarkan dari bursa.

Pemecahan saham terbalik 1-untuk-10, misalnya, dapat mengubah saham yang diperdagangkan dengan harga 18 sen per saham menjadi saham yang diperdagangkan dengan harga $1,80 per saham.

Contoh Harga Penutupan: Saat menggunakan grafik garis untuk melacak harga saham, harga penutupan (closing price) saham adalah salah satu titik data yang paling umum digunakan.

Harga penutupan mewakili nilai terakhir dari saham pada akhir sesi perdagangan, dan ini sering digunakan sebagai referensi untuk menganalisis tren dan pergerakan harga saham.

Grafik garis yang menghubungkan closing price harian selama periode waktu tertentu dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja saham tersebut.

Selain itu, grafik ini sering digunakan dalam analisis teknis untuk mengidentifikasi pola dan tren dalam pergerakan harga saham.

Katakanlah pada hari pertama perdagangan, harga saham adalah $30, sehingga menghasilkan titik data pada (1, $30). Pada hari kedua perdagangan, harga saham adalah $35, menghasilkan titik data pada (2, $35).

Setiap titik data akan diplot dan dihubungkan dengan garis yang secara visual menunjukkan perubahan nilai harga penutupan harian dari waktu ke waktu.

Jika harga penutupan (closing price) saham meningkat setiap hari, grafik garis yang menghubungkan titik harga penutupan akan menunjukkan garis yang miring ke atas dan ke kanan.

Ini adalah indikasi dari tren kenaikan harga yang kuat, yang sering disebut sebagai tren bullish. Grafik garis yang naik ini mencerminkan performa positif saham tersebut dalam periode waktu tertentu.

Sebaliknya, jika closing price saham terus turun setiap hari, grafik garis akan miring ke bawah dan ke kiri, mengindikasikan tren penurunan harga, yang sering disebut sebagai tren bearish.

Analisis grafik garis adalah salah satu alat yang digunakan oleh analis teknis untuk mengidentifikasi tren dan membuat prediksi tentang pergerakan harga saham di masa depan.

Mulai perjalanan investasimu sekarang bersama Nanovest! Hanya dengan Rp5.000, kamu sudah bisa berinvestasi aset kripto, saham AS, dan emas digital.

Semua transaksi dijamin aman, praktis, dan terpercaya, sesuai dengan komitmen kami, #AmanSamaNano. Jadi tunggu apa lagi segera download aplikasi Nanovest hari ini dan wujudkan mimpi finansialmu dengan cara yang mudah dan aman!

Nanovest News v3.23.0