Overvalued Stock
Cari tahu apa itu Overvalued Stock, cara menemukan, dan contohnya hanya di Kamus Investasi Nanovest.

Ajeng • May 19, 2025

Apa Itu Overvalued?
Saham yang dianggap overvalued biasanya memiliki harga market yang tidak sebanding dengan proyeksi pendapatan atau rasio harga terhadap laba (P/E) perusahaan. Kondisi ini membuat para Analis dan Ekonom memperkirakan bahwa harga saham tersebut pada akhirnya akan terkoreksi turun.
Kondisi overvalued bisa disebabkan oleh aktivitas perdagangan yang dipengaruhi emosi atau keputusan impulsif investor yang mendorong harga naik secara tidak wajar. Selain itu, penurunan kinerja fundamental dan kesehatan finansial perusahaan juga dapat memicu valuasi yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, investor cenderung berhati-hati agar tidak membeli saham dengan harga yang melebihi nilai wajarnya.
Mengenal Lebih Lanjut Overvalued Stocks
Sekelompok kecil Teoris Pasar meyakini bahwa market pada dasarnya sepenuhnya efisien.
Mereka berpendapat bahwa analisis fundamental terhadap saham adalah kegiatan yang sia-sia karena market saham dianggap sudah mengetahui segalanya. Oleh karena itu, menurut mereka, saham tidak pernah benar-benar berada dalam kondisi undervalued (terlalu murah) atau overvalued (terlalu mahal).
Sebaliknya, para Analis Fundamental meyakini dengan teguh bahwa selalu ada peluang untuk menemukan saham yang undervalued maupun overvalued, karena market bersifat tidak rasional—seperti halnya para pelakunya.
Saham yang overvalued kerap menjadi target ideal bagi investor yang ingin mengambil posisi short, yaitu menjual saham dengan harapan harga akan turun sehingga bisa dibeli kembali dengan harga lebih rendah.
Namun, ada juga investor yang tetap bersedia membeli saham overvalued karena mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekuatan merek, kualitas manajemen, atau keunggulan lainnya yang membuat kinerja perusahaan dinilai lebih tinggi dibandingkan kompetitornya.
Bagaimana Cara Menemukan Overvalued Stocks?
Analisis laba relatif merupakan metode paling umum untuk mengidentifikasi apakah suatu saham tergolong overvalued (terlalu mahal).
Pendekatan ini membandingkan laba perusahaan dengan nilai market yang sebanding seperti harga saham. Ukuran yang paling sering digunakan adalah rasio harga terhadap laba atau price-to-earnings ratio (P/E), yang mengukur harga saham suatu perusahaan relatif terhadap laba per sahamnya (earnings per share).
Para Analis yang mencari peluang untuk melakukan short selling biasanya menargetkan perusahaan yang dinilai overvalued dengan rasio P/E yang tinggi, terutama jika dibandingkan dengan perusahaan lain dalam sektor atau kelompok industri yang sama.
Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki harga saham sebesar $100 dan laba per saham sebesar $2, maka rasio P/E-nya adalah 50 ($100 ÷ $2 = 50). Ini berarti saham tersebut diperdagangkan pada 50 kali lipat dari laba tahunannya.
Namun, jika di tahun berikutnya perusahaan tersebut mencetak kinerja luar biasa dan meraih laba per saham sebesar $10, maka rasio P/E-nya turun menjadi 10 ($100 ÷ $10 = 10). Dalam skenario ini, banyak orang akan menganggap saham tersebut terlalu mahal saat rasio P/E-nya 50, tetapi justru berpotensi murah atau undervalued saat rasio P/E-nya berada di angka 10.
Contoh Overvalued Stocks
Meskipun secara definisi, sebuah saham dianggap overvalued (terlalu mahal) hanya berdasarkan pendapat seorang Analis situs The Motley Fool dikenal tidak ragu menyampaikan pandangannya.
Sebagai contoh, mereka menilai raksasa farmasi Eli Lilly sebagai saham yang overvalued karena valuasi perusahaannya dinilai telah mencapai "tingkat yang tidak masuk akal" setelah mengalami lonjakan harga saham yang signifikan pada akhir 2019 hingga awal 2020.
Menurut The Motley Fool, pada Januari 2020, saham Eli Lilly menjadi yang termahal kedua di antara perusahaan sejenis dalam industri farmasi. Mereka juga meragukan kemampuan perusahaan untuk terus mencatatkan pertumbuhan sesuai ekspektasi secara konsisten.
Investasi dengan Aman di Nanovest!
Nanovest bisa menjadi platform investasi pilihan dengan jaminan keamanan terbaik, dan sudah mendapatkan izin dari Bappebti. Mulai dari Rp5.000 saja sudah bisa berinvestasi dengan menyediakan lebih dari 600+ saham AS dan global yang populer, aset kripto, dan emas. #AmanSamaNano
Bosan berinvestasi sendirian? Bergabunglah dengan ratusan investor lainnya di Nano Social! Dapatkan dukungan, inspirasi, dan wawasan dari komunitas investor yang solid.
Unduh aplikasinya sekarang dan mulai perjalanan investasi kamu bersama Nanovest!