Perbedaan Saham Biasa dan Saham Preferen, Investor Wajib Tahu!
Pemahaman mengenai perbedaan antara saham biasa dan saham preferen. Merinci karakteristik dari masing-masing jenis saham untuk membuat keputusan investasi.
Kiki • Jul 1, 2024
Saham Biasa Saham biasa, juga dikenal sebagai saham ekuitas atau saham umum, mewakili kepemilikan sebagian kecil dari suatu perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki klaim atas aset dan pendapatan perusahaan setelah semua kewajiban dan klaim saham preferen terpenuhi. Saham biasa sering diperdagangkan di bursa efek dan dapat dibeli dan dijual oleh investor di pasar sekunder. Investasi dalam saham biasa memberikan investor potensi keuntungan tetapi juga melibatkan risiko pasar. Saham Preference Saham preferen adalah bentuk kepemilikan dalam sebuah perusahaan yang memberikan sejumlah hak dan keistimewaan tertentu kepada pemegangnya dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Karakteristik saham preferen dapat bervariasi tergantung pada perjanjian saham yang ditetapkan oleh perusahaan. Saham preferen dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti saham preferen kumulatif, saham preferen non-kumulatif, dan lainnya, masing-masing dengan fitur-fitur yang berbeda.
Perbedaan Saham Biasa dan Saham Preferen
- Hak Dividen:
- Saham Biasa: Pemegang saham biasa memiliki hak untuk menerima dividen setelah semua kewajiban dividen saham preferen terpenuhi.
- Saham Preferen: Pemegang saham preferen memiliki hak atas dividen tetap atau proporsional sebelum pembagian dividen kepada pemegang saham biasa.
- Hak Suara:
- Saham Biasa: Pemegang saham biasa memiliki hak untuk memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham dan berpartisipasi dalam keputusan perusahaan.
- Saham Preferen: Umumnya, pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara atau memiliki hak suara terbatas dalam keputusan perusahaan.
- Prioritas Klaim atas Aset:
- Saham Biasa: Pemegang saham biasa memiliki hak terakhir terhadap aset perusahaan setelah semua kewajiban perusahaan terpenuhi.
- Saham Preferen: Pemegang saham preferen memiliki klaim prioritas atas aset perusahaan jika perusahaan mengalami kebangkrutan atau likuidasi.
- Konversi dan Penebusan:
- Saham Biasa: Umumnya, saham biasa tidak dapat dikonversi menjadi jenis saham lainnya.
- Saham Preferen: Beberapa saham preferen dapat memiliki opsi untuk dikonversi menjadi saham biasa atau ditarik (redeemed) oleh perusahaan.
- Saham Biasa: Harga saham biasa lebih cenderung mengalami fluktuasi karena kinerja perusahaan dan faktor pasar.
- Saham Preferen: Harga saham preferen umumnya kurang volatil karena pembayaran dividen tetap dan prioritas klaim atas aset.
Penting untuk dicatat bahwa karakteristik saham biasa dan saham preferen dapat bervariasi tergantung pada struktur perusahaan dan ketentuan dalam perjanjian saham.
Macam-macam Saham Biasa dan Saham Preferen
Saham Biasa Saham biasa dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan hak dan karakteristik tertentu. Berikut adalah beberapa macam-macam saham biasa yang umum ditemui:
- Saham Biasa (Common Stock):
- Merupakan jenis saham biasa yang paling umum.
- Pemegang saham biasa memiliki hak untuk mendapatkan dividen setelah klaim dividen saham preferen terpenuhi.
- Memberikan hak suara dalam rapat umum pemegang saham untuk memilih dewan direksi dan berpartisipasi dalam keputusan perusahaan.
- Saham Biasa Tanpa Hak Suara (Non-Voting Common Stock):
- Meskipun memberikan hak kepemilikan dalam perusahaan, saham ini tidak memberikan hak suara kepada pemegangnya dalam rapat umum pemegang saham.
- Umumnya, perusahaan mengeluarkan saham tanpa hak suara untuk menjaga kendali perusahaan dalam tangan manajemen atau pemegang saham lain yang memiliki saham dengan hak suara.
- Saham Biasa Bersifat Terbatas (Restricted Common Stock):
- Saham biasa ini dikeluarkan dengan batasan-batasan tertentu, seperti periode vesting atau pembatasan penjualan.
- Pemegang saham mungkin perlu menunggu periode tertentu sebelum memiliki hak penuh atas saham atau dapat menjualnya.
- Saham Biasa dengan Hak Khusus (Class A, Class B, dst.):
- Beberapa perusahaan mengeluarkan lebih dari satu kelas saham biasa dengan hak-hak yang berbeda.
- Contohnya adalah saham Kelas A dan Kelas B, di mana Kelas A mungkin memiliki hak suara lebih besar daripada Kelas B.
- Saham Biasa dengan Hak Dividen Khusus (Dividend-Preferred Common Stock):
- Meskipun saham biasa, jenis ini memberikan hak dividen yang lebih tinggi atau prioritas atas dividen dibandingkan dengan saham biasa standar.
- Saham Biasa dengan Hak Konversi (Convertible Common Stock):
- Saham ini memiliki opsi untuk dikonversi menjadi saham jenis lain, seperti saham preferen atau saham biasa lainnya, pada tingkat konversi tertentu.
- Saham Biasa dengan Hak Prakonversi (Pre-Convertible Common Stock):
- Saham ini adalah saham biasa yang mungkin akan dikonversi menjadi saham lain pada saat terjadi peristiwa tertentu, seperti perusahaan go public atau transaksi tertentu.
Karakteristik dan hak-hak saham biasa dapat bervariasi tergantung pada kebijakan perusahaan dan struktur modal yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Sebelum berinvestasi, disarankan untuk memahami sepenuhnya perjanjian saham dan laporan keuangan perusahaan. Saham Preference Saham preferen dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan hak dan karakteristik tertentu. Berikut adalah beberapa macam-macam saham preferen yang umum ditemui:
- Saham Preferen Kumulatif (Cumulative Preferred Stock):
- Pemegang saham preferen kumulatif memiliki hak untuk menerima dividen yang belum dibayar, jika ada, sebelum pembagian dividen dilakukan kepada pemegang saham biasa.
- Jika perusahaan tidak membayar dividen pada waktu yang ditentukan, dividen tersebut akan "kumulatif" dan harus dibayarkan sebelum pembagian dividen untuk periode berikutnya.
- Saham Preferen Non-Kumulatif (Non-Cumulative Preferred Stock):
- Pemegang saham preferen non-kumulatif tidak memiliki klaim terhadap dividen yang belum dibayarkan di masa lalu. Jika perusahaan tidak membayar dividen pada waktu yang ditentukan, pemegang saham tidak memiliki hak untuk menagih dividen tertunggak tersebut.
- Saham Preferen Partisipatif (Participating Preferred Stock):
- Pemegang saham preferen partisipatif memiliki hak untuk menerima dividen seperti saham biasa, dan setelah itu, mereka juga berhak berpartisipasi dalam pembagian sisa dividen bersama dengan pemegang saham biasa.
- Saham Preferen Tidak Partisipatif (Non-Participating Preferred Stock):
- Pemegang saham preferen tidak partisipatif hanya berhak menerima dividen dengan tingkat yang ditentukan, tanpa hak untuk berpartisipasi dalam pembagian sisa dividen setelah dividen tersebut terpenuhi.
- Saham Preferen Konvertibel (Convertible Preferred Stock):
- Saham preferen konvertibel memberikan pemegangnya opsi untuk mengkonversi saham preferen menjadi saham biasa atau jenis saham lainnya pada tingkat konversi yang telah ditentukan.
- Saham Preferen yang Dapat Ditarik (Redeemable Preferred Stock):
- Saham preferen yang dapat ditarik memberikan hak kepada perusahaan untuk menebus (membeli kembali) saham tersebut dari pemegangnya setelah periode tertentu atau pada kondisi tertentu.
- Saham Preferen Tanpa Jatuh Tempo (Perpetual Preferred Stock):
- Saham preferen tanpa jatuh tempo tidak memiliki tanggal jatuh tempo atau tanggal kedaluwarsa. Ini berarti saham tersebut dapat tetap beredar selama yang diinginkan oleh pemegangnya.
- Saham Preferen dengan Hak Suara (Voting Preferred Stock):
- Meskipun jarang, beberapa saham preferen dapat memberikan hak suara kepada pemegangnya dalam keputusan perusahaan, mirip dengan saham biasa.
Penting untuk dicatat bahwa karakteristik saham preferen dapat bervariasi tergantung pada perjanjian saham dan kebijakan perusahaan. Sebelum berinvestasi, disarankan untuk memahami sepenuhnya struktur saham preferen yang ditawarkan oleh perusahaan.
Mana yang Lebih Menguntungkan Saham Biasa atau Saham Preferen?
Keuntungan dari investasi dalam saham biasa atau saham preferen tergantung pada tujuan investasi, profil risiko, dan preferensi investor. Berikut adalah beberapa perbedaan dan faktor yang perlu dipertimbangkan: Saham Biasa:
- Keuntungan Potensial yang Lebih Tinggi: Saham biasa memberikan potensi keuntungan yang lebih tinggi karena pemegangnya berbagi dalam keuntungan perusahaan dan dapat mendapatkan capital gain dari kenaikan harga saham.
- Risiko yang Lebih Tinggi: Saham biasa cenderung lebih terkena risiko pasar karena fluktuasi harga saham yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kinerja perusahaan, kondisi ekonomi, dan faktor pasar lainnya.
- Hak Suara: Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham, memberikan mereka pengaruh dalam keputusan perusahaan.
Saham Preferen:
- Dividen Tetap: Saham preferen memberikan dividen tetap atau prioritas atas dividen sebelum pemegang saham biasa. Ini dapat memberikan sumber pendapatan yang lebih stabil.
- Prioritas Klaim atas Aset: Dalam keadaan kebangkrutan atau likuidasi, pemegang saham preferen memiliki klaim prioritas atas aset perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
- Stabilitas Harga: Harga saham preferen cenderung kurang volatil karena pembayaran dividen tetap memberikan tingkat pengembalian yang lebih stabil.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan:
- Tujuan Investasi: Jika tujuan utama adalah pertumbuhan modal, saham biasa mungkin lebih sesuai. Jika tujuan adalah pendapatan tetap dan perlindungan modal, saham preferen dapat menjadi pilihan yang lebih baik.
- Tingkat Risiko Toleransi: Jika investor memiliki toleransi risiko yang tinggi dan mencari potensi keuntungan yang lebih besar, saham biasa mungkin lebih sesuai. Saham preferen dapat lebih cocok untuk investor yang mencari pendapatan yang lebih stabil dengan risiko yang lebih rendah.
- Waktu Investasi: Jangka waktu investasi juga penting. Saham biasa dapat lebih cocok untuk investasi jangka panjang, sementara saham preferen mungkin lebih sesuai untuk kebutuhan pendapatan jangka pendek.
Keputusan antara saham biasa dan saham preferen harus didasarkan pada pemahaman yang baik tentang profil risiko dan tujuan investasi pribadi. Diversifikasi portofolio dapat menjadi strategi yang baik dengan memasukkan kedua jenis saham untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan dan pendapatan. Sebaiknya, sebelum membuat keputusan investasi, konsultasikan dengan penasihat keuangan atau ahli investasi.